Fungsi Kewang Dalam Mencegah Abrasi Pantai Dan Kerusakan Lingkungan Wilayah Pesisir Negeri Adat

  • Ekberth Vallen Noya Fakultas Hukum Universitas Pattimura, Ambon, Indonesia
Keywords: Indigenous Peoples, Kewang, Abrasion

Abstract

The kewang institution not only functions as a guardian of ecological balance but also as a protector of the customary land rights of indigenous communities concerning natural resource management. In Central Maluku, kewang plays a crucial role in regulating access, utilization, and conservation of marine life and forests, involving the mechanism of sasi or prohibitions that must be adhered to by the local community. With deep roots in local cultural values, kewang has a clear organizational structure and the authority to enforce customary laws, including prohibitions and sanctions for violators. Kewang plays a key role in maintaining a harmonious relationship between humans and nature while encouraging the community to take responsibility for the sustainable use of natural resources. Through this role, indigenous communities in Central Maluku strive to preserve traditions and local knowledge that have existed for generations. Therefore, understanding and preserving the kewang institution is vital in efforts to maintain cultural identity and environmental sustainability in the region.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdulrahman, Hukum Adat Menurut Perundang-undangan Republik Indonesia. Jakarta: Cendana Press, 1984.

A. Suriyaman Mustari Pide. Hukum Adat: Dahulu, Kini, dan Akan Datang. Jakarta: Penerbit KENCANA, 2015.

Aartje Tehupeiory. Peran Lembaga Adat Dalam Penyelesaian Sengketa Hak Ulayat Di Negeri Soahuku - Amahai Maluku Tengah. Jakarta: UKI PRESS, 2019.

Ekberth Vallen Noya. "Sasi Labuang (Petuanan Negeri) sebagai Bentuk Perlindungan Terhadap Biota Laut Di Negeri Adat." BAMETI Customary Law Review 1, no. 2 (2023): 83-93. E-ISSN: 2988-778X.

Frank Cooley. Mimbar dan Takhta. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1987.

Hazairin. Demokrasi Pancasila. Jakarta: Tintamas, 1970.

Hilman Hadikusuma. Pokok-Pokok Pengertian Hukum Adat. Bandung: Alumni, 1980.

Husen Alting. Dinamika Hukum Dalam Pengakuan Dan Perlindungan Hak Masyarakat Hukum Adat Atas Tanah. Yogyakarta: LaksBang PRESSindo, 2010.

H. R. Otje Salman Soemadiningrat. Rekonseptualisasi Hukum Adat Kontemporer. Bandung: Alumni, 2002.

Jamanat Samosir. Hukum Adat Indonesia. Medan: Nuansa Aulia, 2013.

J.K. Matuankotta. "Negeri Dalam Bingkai Masyarakat Hukum Adat Di Maluku." Jurnal Sasi 11, Fakultas Hukum Universitas Pattimura, Ambon, 2005

Marhaeni Ria Siombo dan Henny Wiludjeng. Hukum Adat Dalam Perkembangannya. Jakarta: Universitas Katolik Indonesia Adma Jaya, 2020.

Oemar Moechthar. Perkembangan Hukum Waris: Praktik Penyelesaian Sengketa Kewarisan di Indonesia. Jakarta: Prenadamedia Group, 2019.

Pemerintah Provinsi Maluku. Penjelasan Bagian Ketentuan Umum, Peraturan Daerah Provinsi Maluku Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Penataan Desa Ada.

Soepomo. Hukum Adat. Jakarta: Pradnya Paramita, 1993.

Sri Warjiyati. Ilmu Hukum Adat. Yogyakarta: Deepublish, 2020.

Tolib Setiady. Intisari Hukum Adat Indonesia dalam Kajian Kepustakaan. Bandung: Alfabeta, 2015.

Published
2025-06-13
How to Cite
Noya, E. V. (2025). Fungsi Kewang Dalam Mencegah Abrasi Pantai Dan Kerusakan Lingkungan Wilayah Pesisir Negeri Adat. BAMETI Customary Law Review, 3(1), 10-19. https://doi.org/10.47268/bameti.v3i1.18417