Teknik Penggunaan Ajir pada Beberapa Varietas Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) di Dataran Tinggi Papua

The Using Technique of Stake Angle for Several Sweet Potato (Ipomoea batatas L.) Varieties in the Papua Highlands

  • Alberth Soplanit Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua, Jl. Yahim No.49, Dobonsolo-Sentani, Jayapura, Papua
  • Merlin K Rumbarar Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua, Jl. Yahim No.49, Dobonsolo-Sentani, Jayapura, Papua
  • Siska Tirajoh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua, Jl. Yahim No.49, Dobonsolo-Sentani, Jayapura, Papua
  • Nur E Suminarti Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang, Jl. Veteran, Lowokwaru-Kota Malang, Indonesia
Keywords: stake, solar radiation energy, sweet potato variety, Papua highland

Abstract

This study aimed to obtain high efficiency in the use of solar radiation energy by combining varieties and stake angle (against horizontal) in sweet potato cultivation in the Papua highlands. The experiment was conducted on entisol soil type at 1560 m above sea level from April to September 2016. The environment experiment was arranged in a factorial Randomized Block Design with three replications. Factor A (variety) consisted of three varieties, i.e. Siate (local), Papua Sollosa, and Cangkuang; factor B (stake angle) consisted of four angles i.e. without stakes, 45°, 60°, and 90°. Specific Leaf Area decreased following an increase in stake angle levels for all varieties. The experiment reveals that Cangkuang with a 90° stake angle was higher on tuber dry weight (248.7 g per plant). The highest tuber yields were achieved by Cangkuang variety at 90° and 60° stakes angle with production 31.53 ton per ha and 28.86 ton per ha, respectively. Under conditions of abiotic stress due to the high level of cloud shade in the Papua highlands, it is recommended to use Cangkuang sweet potato variety or varieties with wide leaves, combined with the use of stakes at 90° and 60° angles.

Keywords: Stake, solar radiation energy, sweet potato variety, Papua highland

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan efisiensi penggunaan energi radiasi matahari yang tinggi dengan mengkombinasikan varietas dan kemiringan (sudut terhadap horizontal) ajir pada budidaya tanaman ubi jalar di dataran tinggi Papua. Penelitian berlangsung pada tanah entisol, ketinggian 1560 m di atas permukaan laut dari bulan April - September 2016. Rancangan lingkungan adalah faktorial yang disusun dalam Rancangan Acak Kelompok dengan tiga ulangan. Faktor A (varietas) terdiri dari tiga varietas, yakni Siate (lokal), Papua Sollosa dan Cangkuang; faktor B (sudut kemiringan ajir) terdiri dari empat sudut yakni tanpa ajir, kemiringan ajir 45°, 60° dan 90°. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas daun spesifik (LDS) menurun mengikuti peningkatan kemiringan ajir pada semua varietas, dengan bobot kering umbi tertinggi 248,7 g per tanaman dihasilkan oleh varietas Cangkuang pada kemiringan ajir 90°. Hasil umbi tertinggi secara berturut-turut diperoleh oleh varietas Cangkuang pada kemiringan ajir 90° dan 60° masing-masing 31,53 ton per ha dan 28,86 ton per ha. Pada kondisi cekaman abiotik akibat tingkat keawanan tinggi di dataran tinggi Papua, dianjurkan untuk menanam varietas ubi jalar Cangkuang atau varietas dengan karakter berdaun lebar dikombinasikan dengan penggunaan ajir dengan kemiringan 90° dan 60°.

Kata kunci: Ajir, energi radiasi matahari, varietas ubi jalar, dataran tinggi Papua

Downloads

Download data is not yet available.

References

Baghasri, A.S. and D.A. Ashley. 1990. Relationship of photosynthesis and harvest index to sweet potato yield. Journal of American Society of Horticultural Science 115: 288-293. DOI: 10.21273/jashs.115.2.288.

Chassy B., M. Egnin, Y. Gao, K. Glenn, G.A. Kleter, P. Nestel, M. Newell-McGloughlin, R.H. Phipps, and R. Shillito. 2008. Nutritional and safety assessments of food and feeds nutritionally improved through biotechnology: Case Studies. Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety 1: 50-113. DOI: 10.1111/j.1750-3841.2007.00579.

Djufry, F., M. S. Lestari, A. Kassim dan A. Soplanit. 2011. Pertumbuhan dan produksi ubi jalar di dataran rendah pada berbagai varietas dan sumber stek. Jurnal Agrivigor 10: 228-234.

Etje, O.T. and D.S.E. Osiru. 1988. Methods for determining leaf area in some crop plants. Casava-based Cropping Systems Research I. Contributions from the First Annual Meeting of the Collaborative Group in Cassava-based Cropping Systems Research. International Institute of Tropical Agriculture, Ibadan, Nigeria. 16-19 November 1987.

Gardner, F.P., R.B. Pearce, dan R.L. Mitchell. 1991. Physiology of Crop Plants (diterjemahkan dari: Fisiologi Tanaman Budidaya, penerjemah: Herawati Susilo). Universitas Indonesia. Jakarta. 428 halaman.

Gultom, D.M. 2004. Pengaruh Teknis Pemasangan Lanjaran terhadap Pertumbuhan dan Produksi pada Tiga Galur Kacang Panjang (Vigna sinensis (L.) Savi ex Hassk). Skripsi. Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor. 42 halaman.

June, T. 1999. Kapita Selekta Agroklimatologi. Ekofisiologi Tanaman. Jurusan Geofisika dan Meteorologi. FMIPA. IPB. Bogor. p. 349-368.

Jusuf, M., A. Setiawan, D. Peters, C. Cargil, S. Mahalaya, J. Limbongan, dan Subandi. 2007. Perbaikan Efisiensi Produksi Ubi jalar-Babi di Kabupaten Jayawijaya Papua melalui Varietas Unggul Adaptif Dataran Tinggi Papua Sollosa, Papua Pattipi dan Sawentar, Prosiding Seminar Nasional dan Ekspose. Percepatan Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi. Jayapura 5-6 Juni 2007. p.71-95.

Kadekoh, I. 2002. Pola Pertumbuhan Kacang Tanah (Arachis hipogaea L.) dengan Jarak Tanam Bervariasi dalam Sistem Tumpangsari Dengan Jagung Pada Musim Kemarau. Agrista 6: 63-70.

Limbongan, J. dan A. Soplanit. 2007. Ketersediaan teknologi dan potensi pengembangan ubi jalar (Ipomoea batatas L.) di Papua. Jurnal Litbang Pertanian 26: 131-138.

Maryasa, A. 1990. Pengaruh tinggi lanjaran dan waktu pemetikan sebagian polong muda terhadap produksi dan viabilitas benih kacang panjang (Vigna sinensis (L.) Savi ex Hassk. Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian, Faperta, IPB. Bogor. 63 halaman.

Maddonni, G.A. and M.E. Otegui. 1996. Leaf area, light interception and crop development in mize. Filed Crops Research 48: 81-87.

Naruoka Y., J.D. Sherman, S.P. Lanning, N.K. Blake, J.M. Martin, and L.E. Talbert. 2012. Genetic analysis of green leaf duration in spring wheat. Crop Science 52: 99-109. DOI: 10.2135/cropsci2011.05.0269.

Ossom, E.M., L.M. Kuhlase, and R.L. Rhykerd. 2009. Soil nutrient concentrations and crop yields under sweet potato (Ipomoea batatas) and groundnut (Arachis hypogaea) intercropping in Swaziland. International Journal of Agriculture & Biology 11: 591-595.

Oswald, A., J. Alkamper, and D.J. Midmore. 1995. The effect of different shade levels on growth and tuber yield of sweet potato. II. Tuber yield. Journal of Agronomy and Crop Science 175: 29-40. DOI: 10.1111/j.1439-037X.1995.tb01126.x.

Sitaniapessy, P. M. 1988. Agrometeorologi. Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura, Ambon. 226 halaman.

Sitompul, S.M. dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta: UGM Press. 412 halaman.

Sitompul, S.M. 2016. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Malang: UB Press. 406 halaman.

Sugito, Y. 2012. Ekologi Tanaman: Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Tanaman Dan Beberapa Aspeknya. Malang: UB Press.

Saraswati, P., A. Soplanit, A.T. Syahputra, L. Kossay, N. Muid, E. Ginting, and G. Lyons. 2013. Yield trial and sensory evaluation of sweetpotato cultivars in Highland Papua and West Papua Indonesia. Journal of Tropical Agriculture 51: 74-83. DOI: http://hdl.handle.net/2440/82093.

Swadija, O.K., A. Jayapal, and V.B. Padmanabhan. 2016. Abiotic Stress Physiology of Horticultural Crops. Tropical Tuber Crops, pp 343-368. DOI: 10.1007/978-81-322-2725-0_19.

Soplanit, A., B. Guritno, Ariffin, and N.E. Suminarti. 2018. Relationship between yield and growth of sweetpotato (Ipomoea batatas L.) on abiotic stress in Papua highland, Indonesia: Adaptation of varieties and sticks inclination angles. Bioscience Research 15: 762-771.

Teow, C.C., V.D. Truon, R.F. McFeeters, R.L. Thompson, K.V. Pecota, and G.C. Yencho. 2007. Antioxidant activities, phenolic and beta-carotene contents of sweet potato genotypes with varying flesh colours, Food Chemistry. 103: 829-838. https://doi.org/10.1016/j.foodchem.2006.09.033.

Wargiono, J. 1980. Ubi jalar dan cara bercocok tanamnya. Lembaga Pusat Penelitian Pertanian. Bul. Tek. No.5. 37 halaman.

Wigham, D.K. and D.Wooley. 1974. Efect of leaf orientation. leaf area and plant densities on corn production. Agronomy Journal 66: 482-486. https://lib.dr.iastate.edu/rtd.

Wang, Q., F. Hou, S. Dong, B. Xie, A. Li, H. Zhang, and L. Zhang. 2014. Effects of shading on the photosynthetic capacity, endogenous hormones, and root yield in purple fleshed sweet potato (Ipomoea batatas (L.) ). Plant Growth Regulation 72: 113-122. DOI: 10.1007/s10725-013-9842-3

Widaryanto, E. and A. Saitama. 2017. Analysis of plant growth of ten varieties of sweet potato (Ipomoea batatas L.) cultivated in rainy season. Asian Journal Plant Science 16: 193-199. DOI: 10.3923/ajps.2017.193.199

Published
2020-06-30
How to Cite
Soplanit, A., Rumbarar, M., Tirajoh, S., & Suminarti, N. (2020). Teknik Penggunaan Ajir pada Beberapa Varietas Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) di Dataran Tinggi Papua. JURNAL BUDIDAYA PERTANIAN, 16(1), 77-87. https://doi.org/10.30598/jbdp.2020.16.1.77