Efek Urine Sapi terhadap Keberhasilan Cangkok Salak
The Effect of Cow Urine on Success of Snake Fruit Layering
Abstract
Propagation of snake fruit (Salacca zalacca) plants can be done by layering with the advantage that the plant is identical to its parent, the fruiting age is earlier and the type of male or female plant can be known in advance. For the purpose of propagation, it was necessary to get the proper concentration of cow urine on snake fruit propagation by layering. This research was carried out in April-December 2017 in Bintan Regency Seed Unit, Riau Islands. The materials used for the layering were lateral shoots of Sari Intan snake fruit which had 3 to 4 leaves. This design research used was a Randomized Block Design, consist of five treatment levels of cow urine concentrations, i.e. 0 (control), 10%, 20%, 30%, and 40%, with three replication. Every treatment consisted of 5 shoots. The variables researched were leaf number, plant height, primary root number and length, root weight, percentage of successful layering, percentage of seedlings that had dry shoots. The results indicated that the number of primary roots and height of snake fruit seedlings increased by application of 20% cow urine. Thus, the use of cow urine at the right concentration of 20% in snake fruit layering could increase its success.
Keywords: cow urine, layering, plant propagation, Salacca zalacca
ABSTRAK
Perbanyakan tanaman salak (Salacca zalacca) bisa dilakukan melalui cangkok dengan keuntungan yaitu hasil buahnya sama dengan induknya, umur berbuah lebih cepat serta jenis salak jantan atau betina dapat diketahui sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi urine sapi yang tepat pada perbanyakan salak secara cangkok. Penelitian telah dilakukan pada bulan April-Desember 2017 di Balai Benih Kabupaten (BBK) Bintan, Kepulauan Riau. Bahan yang digunakan untuk cangkok yaitu tunas anakan salak Sari Intan yang berdaun 3-4 pelepah. Desain penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok, terdiri atas lima level konsentrasi urine sapi, yakni 0 (kontrol), 10%, 20%, 30%, dan 40%, dengan pengulangan tiga kali. Setiap perlakuan terdiri atas 5 tunas anakan. Peubah yang diamati meliputi jumlah daun, tinggi tanaman, jumlah dan panjang akar primer, bobot akar, persentase benih hidup, persentase benih mengalami kekeringan pada pucuk daun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah akar primer dan tinggi bibit salak dapat meningkat dengan pemberian urine sapi pada konsentrasi 20%. Dengan demikian, penggunaan urine sapi dengan konsentrasi yang tepat yakni pada konsentrasi 20% pada pencangkokan salak dapat meningkatkan keberhasilannya.
Kata kunci: cangkok, perbanyakan, Salacca zalacca, urine sapi
Downloads
References
Baba, B. 2013. Pengaruh pemberian berbagai konsentrasi urine sapi terhadap pertumbuhan bibit stek tanaman kopi Robusta. Agroplantae 2: 23-28.
Desiana, C., I.S. Banuwa, R. Evizal, dan S. Yusnaini. 2013. Pengaruh pupuk organik cair urine sapi dan limbah tahu terhadap pertumbuhan bibit kakao (Theobroma cacao L.). Jurnal Agrotek Tropika 1: 113-119.
Dharmayanti, N.K.S., A.A.N. Supadma, dan I.D.M. Arthagama. 2013. Pengaruh pemberian biourine dan dosis pupuk (N, P, K) terhadap beberapa sifat kimia tanah pegok dan hasil tanaman bayam (Amaranthus sp.). Jurnal Agroekoteknologi Tropika 2: 165-174.
Fitriani, M. dan Salfina, N. 2016. Respon tanaman jagung manis (Zea mays Saccharata Sturt) terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Urin Sapi di Kepulauan Riau. Proseding Seminar Nasional “Membangun Pertanian Modern dan Inovatif Berkelanjutan dalam Rangka Mendukung MEAâ€. 31 Mei- 1 Juni 2016, Jambi. pp: 250-255.
Hadiati, S. 2016. Pengembangan Salak Sari Intan di Bintan. Iptek Hortikultura 12: 81-84.
Kasijadi, F., T. Purbiati, M.C. Mahfudi, dan T. Sudaryono. 1999. Teknologi pembibitan salak secara cangkok. Jurnal Hortikultura 9: 1-7.
Kementerian Pertanian. 2018. Statistik Pertanian 2018. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Kementerian Pertanian Republik Indonesia. 382p.
Kusumo, S., F.A. Bahar, S. Sulihanti, Y. Krisnawati, Suhardjo, dan T. Sudaryono. 1995. Teknologi Produksi Salak. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Jakarta, 62p.
Prameswari, Z.K., S. Trisnowati, dan S. Waluyo. 2014. Pengaruh macam media dan zat pengatur tumbuh terhadap keberhasilan cangkok sawo (Manilkara zapota (L.) van Royen) pada musim penghujan. Vegetalika 3: 107-118.
Purbiati, T., Q.D. Ernawanto, dan S.R. Soemarsono. 1994. Pengaruh komposisi media tumbuh dan ukuran pot terhadap pertumbuhan tunas anakan salak yang diperbanyak secara vegetatif. Penelitian Hortikultura 5: 1-12.
Putri, K.D., Sampoerno, dan F. Puspita. 2016. Pemberian beberapa konsentrasi bio-urin sapi pada bibit tanaman Gaharu (Aquilaria malaccensis). JOM Fakultas Pertanian 3: 1-9.
Priantyo, A. 2002. Urine sapi harapan petani non pestisida. Jurnal Saint dan Teknologi 10: 18-29.
Riski, K., A. Rahayu, dan S.A. Adimihardja. 2016. Pengaruh berbagai konsentrasi IBA dan urine sapi terhadap pertumbuhan stek tanaman lada (Piper nigrum L.). Jurnal Agronida 2: 53-61.
Sudaryono, T., dan M. Soleh. 1994. Induksi akar pada perbanyakan salak secara vegetatif. Penelitian Hortikultura 5: 13-18.
Suwardi. 2010. Efektivitas Pertumbuhan Stek Kopi Robusta dengan Pemberian Zat Perangsang Tumbuh Urine Sapi. Skripsi. Samarinda: Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan. Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
Yunanda, J., Murniati, dan S. Yoseva. 2015. Pertumbuhan stek batang tanaman buah naga (Hylocereus costaricensis) dengan pemberian beberapa konsentrasi urin sapi. JOM Fakultas Pertanian 2: 1-8.
Copyright (c) 2020 Sri Hadiati, Tri Budiyanti, Mizu Istianto, Melli Firiani
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.