Pengaruh Jumlah Mata Entres terhadap Pertumbuhan Benih Sambung Pucuk Tiga Varietas Mangga Komersial

The Effect of Bud Scion Number on the Growth of Grafted Plant Materials of Three Commercial Mango Varieties

  • Rebin Rebin Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika. Jl. Raya Aripan Km 8 Solok 27301, Sumatera Barat, Indonesia
  • Karsinah Karsinah Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika. Jl. Raya Aripan Km 8 Solok 27301, Sumatera Barat, Indonesia
  • Ni L P Indriyani Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika. Jl. Raya Aripan Km 8 Solok 27301, Sumatera Barat, Indonesia
Keywords: grafting, mango, propagation, scion bud

Abstract

Mango propagation by grafting usually uses scions 15-20 cm in length consisting of 3-4 buds. This method is less efficient because producing mass plant materials requires a considerable number of scion sources. To increase the efficiency of the scion use, grafting propagation technique with scions that have less than three buds (short scion) is needed. The research aimed to obtain information about the use of the most efficient number of scion bud(s) on mango propagation through grafting technique. The study was carried out at Cukurgondang Experimental Field, Pasuruan, East Java, from January to December 2018. The experiment was arranged in a factorial Randomized Block Design with two factors and three replications. The factor I was the number of buds on scion for grafting, consisting of 3 levels, i.e., P1 (1 bud), P2 (2 buds), and P3 (3 buds) as a control. Factor II was the variety of scion, consisting of 3 types, i.e., V1 (Garifta Merah), V2 (Agri Gardina 45), and V3 (Gadung 21). Each experimental unit consisted of 15 plant materials. The results indicated that there was no interaction between the number of scion bud(s) with the variety for all observational variables. Scion with 1 bud was the most efficient treatment compared to those with 2 and 3 buds for propagation by grafting. So that with the finding of useful technology in producing mango plant materials, the number of plant materials that can be provided in the same unit of time can be increased.

Keywords: grafting, mango, propagation, scion bud

 

ABSTRAK

Perbanyakan mangga dengan sambung pucuk biasanya menggunakan entres yang panjangnya 15-20 cm yang terdiri dari 3-4 mata tunas. Cara ini kurang efisien karena untuk memproduksi benih secara masal memerlukan sumber entres yang sangat banyak. Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan entres maka diperlukan teknik perbanyakan sambung pucuk dengan menggunakan entres dengan jumlah mata kurang dari 3 mata (entres pendek). Penelitian bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang penggunaan jumlah mata entres yang paling efisien pada perbanyakan mangga melaui teknik sambung pucuk. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cukurgondang, Pasuruan, Jawa Timur mulai Januari sampai Desember 2018. Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor I adalah jumlah mata entres untuk sambung pucuk terdiri dari tiga level, yaitu: P1 (1 mata), P2 (2 mata), dan P3 (3 mata) sebagai kontrol. Faktor II adalah varietas batang atas terdiri dari tiga level, yaitu: V1 (Garifta Merah), V2 (Agri Gardina 45) dan V3 (Gadung 21). Setiap unit percobaan terdiri dari 15 benih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara perlakuan jumlah mata entres dengan perlakuan varietas untuk semua parameter pengamatan. Entres satu mata merupakan perlakuan yang paling efisien dibandingkan dengan entres 2 dan 3 mata dalam perbanyakan mangga dengan sambung pucuk. Dengan diperolehnya teknologi yang efisien dalam memproduksi benih mangga, maka jumlah benih yang dapat diproduksi dalam satuan waktu yang sama menjadi lebih banyak.

Kata kunci: mata entres, mangga, perbanyakan, sambung pucuk

Downloads

Download data is not yet available.

References

Beshir, W., M. Alemayehu, and Y. Dessalegn. 2019. Effect of grafting time and technique on the success rate of grafted Mango (Mangifera indica L.) in Kalu District of Amhara Region, North Eastern Ethiopia. Cogent Food & Agriculture 5: 55-60. DOI: 10.1080/23311932.2019.1577023

Direktorat Perbenihan Hortikultura. 2014. Standar Operasional Prosedur (SOP) Produksi Benih Mangga (Mangifera indica L). Jakarta: Direktorat Perbenihan Hortikultura, Ditjen Hortikultura, Kementerian Pertanian. 52 hal.

Direktorat Jenderal Hortikultura. 2014. Penguatan Peran Stakeholder dalam Pembangunan Agribisnis Guna Mewujudkan Kesejahteraan dan Kemandirian Petani. Makalah disampaikan pada Workshop Perbenihan Hortikultura, Surabaya, 13-15 Maret 2014.

Istianto, M. 2009. Perakitan teknologi untuk meningkatkan mutu mangga Gedong Gincu layak ekspor sampai dengan 40%. Laporan Hasil Penelitian Balitbu tahun 2009. 21 hal.

Karsinah, S. Purnomo, Rebin, Sukartini, dan L. Sadwiyanti. 2003. Pewarisan Warna Merah Buah Mangga Klon Cukurgondang pada Arumanis 143. Laporan Hasil Penelitian, Balitbu Solok. 15 hal.

Karsinah, Rebin, dan R.J Ali. 2014a. Perbaikan varietas mangga Arumanis 143 melalui hibridisasi. Prosiding Seminar Nasional PERHORTI, Malang 5-7 Nopember 2014. Halaman 88-95.

Karsinah, Rebin, dan K. Setyowati. 2014b. Varietas unggul baru mangga hibrida Agri Gardina 45. Buletin IPTEK Hortikultora 10: 44-48.

Karsinah, N.L.P. Indriyani, dan Rebin. 2017. Pengaruh empat varietas batang bawah terhadap pertumbuhan benih sambung pucuk empat varietas unggul mangga. Prosiding Seminar Nasional PERIPI Komda Jatim 2017. Malang: Faperta Universitas Brawijaya, 24 Agustus 2017. Halaman 201-208.

Kementerian Pertanian. 2009a. SK Menteri Pertanian No. 3344/Kpts/SR.120/D.2.7/9/2009 tanggal 17 September 2009, tentang Pemberian Tanda Daftar Varietas mangga Garifta Merah.

Kementerian Pertanian. 2009b. SK Menteri Pertanian no. 3347/Kpts/SR.120/D.2.7/9/2009 tanggal 17 September 2009, tentang Pemberian Tanda Daftar Varietas mangga Garifta Orange.

Kementerian Pertanian. 2014a. Kebijakan Pembangunan Pertanian 2015-2019. Makalah disampaikan pada Workshop Aplikasi e-proposal 2015 dan e-monev 2014 Indonesia wilayah Barat, Bandung 5-7 Maret 2014.

Kementerian Pertanian. 2014b. SK Menteri Pertanian No. 025/Kpts/SR.120/D.2.7/7/2014 tanggal 19 Maret 2014, tentang Pemberian Tanda Daftar Varietas mangga Agri Gardina 45.

Kementerian Pertanian. 2016. SK Menteri Pertanian No. 121/Kpts/SR.120/D.2.7/12/2016 tanggal 8 Desember 2016, tentang Pemberian Tanda Daftar Varietas mangga Gadung 21.

Ram, S. and R.E. Litz. 2009. Crop Production: Propagation. In The Mango: Botany, Production and Uses. Edited by Richard E. Litz. 2 ed. UK : The MPC Book Group, Bodmin. pp. 367-403.

Rebin, M. Istianto, Karsinah, L. Sadwiyanti, dan Sudjijo. 2014a. Perbaikan karakter mangga Gedong Gincu melalui persilanga. Laporan Hasil Penelitian tahun 2013. Balitbu Tropika, 18 hal.

Rebin, L. Satwiyanti, D. Sudarso, dan Karsinah. 2014b. Evaluasi pertumbuhan enam varietas mangga merah komersial yang disambung dengan teknik top working pada dua varietas batang antara. Buletin Plasma Nutfah 20: 1-10.

Rebin, Karsinah, dan Muryati. 2015. Mangga Garifta Andalan Ekspor Masa Depan. Inovasi Hortikultura Pengungkit Peningkatan Pendapatan Rakyat. Jakarta: IAARD Press : 112-120.

Tasliah, Karsinah, dan J. Prasetiyono. 2014. Keragaman Mangga Komersial Indonesia. Naskah Hasil Penelitian BBBiogen. 20 hal.

Zhang, Y., G. Li, W. Liu, and T. Gao. 2004. Investigating The Influences Of Scion Buds On Walnut In Situ Grafting By Feeding 32P. Acta Horticulturae 636: XXVI International Horticultural Congress: Key Processes in the Growth and Cropping of Deciduous Fruit and Nut Trees. https://www.actahort.org/members/showpdf?booknrarnr=636_28

Published
2020-06-30
How to Cite
Rebin, R., Karsinah, K., & Indriyani, N. (2020). Pengaruh Jumlah Mata Entres terhadap Pertumbuhan Benih Sambung Pucuk Tiga Varietas Mangga Komersial. JURNAL BUDIDAYA PERTANIAN, 16(1), 71-76. https://doi.org/10.30598/jbdp.2020.16.1.71