Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Jagung dan Kelapa Pada Lahan Praktek Sekolah Pertanian Pembangunan Kota Ambon, Provinsi Maluku
Abstract
The basic role of land evaluation is to assess the suitability of a land for a particular use. The student practical land of Ambon Agricultural Development School have been utilized without land an evaluation study. This research aimed to determine land suitability for of corn (Zea mays L.) and coconut (Cocos nucifera L.) and to propose the land improvement practices for the student practical land. The method used was a survey with a synthetic approach. The obervation type was Rigrid Grid with 20 m distance between lines and points observation. The results showed three land suitability classes for corn and coconut cultivation,namely S3 (marginally suitable), N1 (currently not suitable) and N2 (permanently not suitable). The limiting factors for land use were root media, nutrient retention, nutrient availability and slope. Improvement efforts to overcome the limiting factors of BS (base saturation) for the cultivation of corn and coconut could be done by liming or adding organic matter, with moderate management. The limiting factors of N-total, and P2OÂ5ÂÂ could be improved by fertilization, with a low to moderate level of management, while the slope limiting factor could not be improved due to very high costs. Based on the soil fertility criteria, the soil fertility status of the study area is low and very low.
Keywords: Ambon City, coconut, corn, land suitabilit, school practical land
ABSTRAK
Peran dasar evaluasi lahan adalah menilai kesesuaian lahan untuk penggunaan tertentu. Lahan praktek siswa Sekolah Pengembangan Pertanian Ambon telah dimanfaatkan tanpa melalui studi evaluasi lahan yang memadai sehingga hasil yang diperoleh belum optimal. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi kesesuaian lahan dalam bentuk penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan kelas dan sub kelas kesesuaian lahan dan faktor pembatas untuk budidaya tanaman jagung (Zea mays L.) dan kelapa (Cocos nucifera L.) serta merekomendasikan tindakan perbaikan lahan. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan pendekatan sintetik dan tipe observasi Rigrid Grid. Jarak jalur observasi dan jarak titik pengamatan dalam jalur 20 meter. Hasil penilaian menunjukkan tiga kelas kesesuaian lahan untuk tanaman jagung dan kelapa, yaitu S3 (sesuai marginal), N1 (tidak sesuai saat ini) dan N2 (tidak sesuai selamanya). Faktor pembatas untuk pemanfaatan lahan adalah media perakaran, retensi hara, ketersediaan hara dan kelerengan. Upaya perbaikan untuk mengatasi faktor pembatas KB (kejenuhan basa) untuk budidaya tanaman jagung dan kelapa dapat dilakukan dengan cara pengapuran atau penambahan bahan organik, dengan tingkat pengelolaan sedang. Sedangkan perbaikan terhadap faktor pembatas N-total, dan P2OÂ5ÂÂ dapat dilakukan dengan cara pemupukan, dengan tingkat pengelolaan rendah sampai sedang. Untuk faktor pembatas kelerengan tidak dapat dilakukan perbaikan karena sulit diatasi dan memerlukan biaya yang sangat tinggi. Berdasarkan kriteria kesuburan tanah, status kesuburan tanah lokasi penelitian berkisar dari sangat rendah sampai rendah.
Kata kunci: jagung, lahan praktek sekolah, kelapa, kesesuaian lahan, kota Ambon
Downloads
References
Djaenudin, D., H. Marwan, H. Subagyo, A. Mulyani, dan N. Suharta. 2000. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Pertanian. Versi 3.0. Puslittanak, Badan Litbang Pertanian, Jakarta.
Hafif, B., J. Barus, and Misganti. 2013. Zoning rural area for the development of annual plants. International Journal on Advanced Science Engineering Informat Ion Technology 3(1): 33-37. DOI: 10.18517/ijaseit.3.1.272
Hanafiah, K.A. 2008. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Handayanto, E. dan K. Hairiah. 2009. Biologi Tanah Landasan Pengelolaan Tanah Sehat, Cetakan Kedua. Pustaka Adipura, Yogyakarta.
Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah, Cetakan ke 6. Akademika Pressindo. Jakarta.
Hardjowigeno, S. dan Widiatmaka, 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tataguna Lahan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Lehmann, A. and K. Stahr. 2010. The potential of soil functions and planner-oriented soil evaluationto achieve sustainable land use. Journal of Soils Sediments 10: 1092-1102. DOI: 10.1007/s11368-010-0207-5
Louhenapessy, J.E. 2004. Refleksi Evaluasi Lahan Dalam Konteks Pembangunan Pertanian Berkelanjutan. Sintesis Pemikiran Ilmiah Untuk Pembangunan Wilayah Kepulauan Di Indonesia. Kumpulan Pidato Guru Besar Universitas Pattimura, Edisi I. Ambon
Oldeman, L.R. 1975. Contribution: An Agroclimatic map of Java and Madura. Central Research Institute for Agriculture. Bogor.
Schmidt, F.H. and J.H.A. Ferguson. 1951. Rainfall type based on wet and dry period ratio for Indonesia with Western New Gurinea. Kementerian Perhubungan. Jakarta.
Soil Survey Staff. 2014. Keys To Soil Taxonomy, Twelfth Edition. United States Department of Agriculture Natural Resources Conservation Service. Washington.
Talakua, S.M. 2016. Degradasi Lahan Metode Analisis dan Aplikasinya dalam Penggunaan Lahan. Penerbit Plantaxia. Yogyakarta.
Talakua, S.M. dan R.M. Osok. 2019. Development of a land degradation assessment model based on field indicators assessment and prediction methods in Wai Sari, Sub-Watershed Kairatu District, Western Seram Regency, Maluku Province, Indonesia. Science Nature 2(1): 66-70.