Regenerasi Sorgum (Sorghum bicolor) melalui Kultur In Vitro
Regeneration of Sorghum (Sorghum bicolor) by In Vitro Culture
Abstract
Sorghum has great potential to be developed as a food source in Indonesia. This study aims to regenerate sweet sorghum in vitro, by adding coconut water and garlic powder to tissue culture. The experiment used a completely randomized design with two treatment factors, and with 2 replications. The first factor was the concentration of coconut water (A), consisting of: A0 (0 mL/L), A1 (50 mL/L), A2 (100 mL/L), A3 (150 mL/L), and A4 (200 mL/L). The second factor was the concentration of garlic powder (B), consisting of : B0 (0 g/L), B1 (10 g/L), B2 (20 g/L), B3 (30 g/L), and B4 (40 g/L). Data were analysis by the analysis of variance wth the F test and DMRT follow-up test at a 0,05 level. The results of the F test showed that the variables of the time of shoot emergence, shoot height at the age of 3, 12, 15, and 18 days after initiation (DAI) were not significantly affected by treatments A, B, and their interaction (A×B), also the percentage of shoot emergence in treatments A, B, and shoot height in treatments B. Variables of shoot number and shoot height at 6 DAI were affected by treatments A, B, and A×B, also the percentage of shoot emergence in treatment A, and shoot height 9 DAI in treatments A and B. DMRT test results showed that the A4 treatment gave the best results on shoot percentage, shoot height at 6 and 9 DAI, and treatment B2 on shoot number. The addition of 200 mL/L coconut water increased shoot height and 20 g/l garlic powder increased the number of shoots in this study.
Keywords: coconut water, concentration, garlic, in vitro regeneration, sorghum.
ABSTRAK
Sorgum memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai sumber pangan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk meregenerasi sorgum manis secara in vitro, dari kultur jaringan. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan dua faktor perlakuan, dan dengan 2 ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi air kelapa (A), terdiri dari: A0 (0 mL/L), A1 (50 mL/L), A2 (100 mL/L), A3 (150 mL/L), dan A4 (200 mL/L). Faktor kedua adalah konsentrasi bubuk bawang putih (B), terdiri B0 (0 g/L), B1 (10 g/L), B2 (20 g/L), B3 (30 g/L), dan B4 (40 g/L). Data dianalisis dengan analisis ragan dengan uji F dan uji lanjut DMRT pada taraf 0,05. Hasil uji F menunjukkan bahwa variabel saat munculnya tunas, tinggi tunas pada umur 3, 12, 15, dan 18 hari setelah inisiasi (HSI) tidak nyata dipengaruhi oleh perlakuan A, B, maupun interaksinya (A×B), demikian juga persentase munculnya tunas pada perlakuan A, B, serta tinggi tunas pada perlakuan B. Variabel-variabel jumlah tunas, tinggi tunas 6 HSI dipengaruh secara nyata oleh perlakuan A, B, maupun A×B, demikian juga persentase munculnya tunas pada perlakuan A, serta tinggi tunas 9 HSI pada perlakuan A dan B. Hasil uji DMRT menunjukkan bahwa perlakuan A4 memberikan hasil terbaik pada persentase tunas, tinggi tunas 6 dan 9 HSI, serta faktor B2 pada jumlah tunas. Penambahan air kelapa 200 mL/L meningkatkan tinggi tunas dan 20 g/L bubuk bawang putih meningkatkan jumlah tunas pada penelitian ini.
Kata kunci: air kelapa, bawang putih, konsentrasi, regenerasi in vitro, sorgum
Downloads
References
Al-Shara, B., R.M. Taha, and K. Rashid. 2018. Biotechnological methods and limitations of micropropagation in papaya (Carica papaya L.) production: a review. The Journal of Animal and Plant Sciences 28: 1208-1226.
Althwab, S., T.P. Carr, C.L. Weller, I.M. Dweikat, and V. Schlegel. 2015. Advances in grain sorghum and its coproducts as a human health promoting dietary system. Food Research International 77: 349–359. DOI: http://dx.doi.org/10.1016/j.foodres.2015.08.011.
Asmono, S.L., V.K. Sari, dan R. Wardana. 2017. Respons pertumbuhan tunas mikro stevia (Stevia Rebaudiana Bertoni) cecara in vitro pada beberapa jenis sitokinin dan konsentrasi air kelapa. Agrin, Jurnal Penelitian Pertanian 21(2): 146-154. DOI: http://dx.doi.org/10.20884/1.agrin.2017.21.2.395.
Damayanti, D., S. Sudarsono, I. Mariska, dan M. Herman, 2016. Regenerasi pepaya melalui kultur in vitro. Jurnal AgroBiogen 3(2): 49-54. DOI: http://dx.doi.org/10.21082/jbio.v3n2.2007.p49-54.
FAO-STAT. 2017. Sorghum Production Quantity. Food and Agriculture Organization of the United Nations Statistics. http://www.fao.org/faostat/en/#data/QC.
Fitriani, N. 2019. Pengaruh Ekstrak Bawang Merah dan Bawang Putih terhadap Pertumbuhan Akar Stek Batang Mawar (Rosa damascena Mill). Skripsi. UIN Sunan Ampel, Surabaya.
Hasnah, H. dan M.I. Abubakar. Efektivitas ekstrak umbi bawang putih (Allium sativum L.) untuk mengendalikan hama Crocidolonia pavonana F. pada tanaman sawi. Agrista 11(2): 108-113.
Isda, M.N., Elvianis, dan S. Fatonah. 2020. Induksi tunas pada beberapa tipe pemotongan eksplan bonggol Pisang Udang (Musa Acuminata Colla) secara in vitro. Jurnal Biologi Universitas Andalas 8(1): 20-28. DOI: http://dx.doi.org/10.25077/jbioua.8.1.20-28.2020.
Kuswardhani, D.S. 2016. Sehat Tanpa Obat dengan Bawang Mera dan Bawang Putih. Yogyakarta: Rapha Publishing. ISBN: 9789792951073.
Marlina. 2010. Pengaruh Media MS Terhadap Pertumbuhan Planlet. Pustaka Baru Press, Malang.
Mulyanto, A., I. Mujahid, dan T.U. Khasanah. 2018. Kemampuan air kelapa muda sebagai antimikroba terhadap bakteri Escherichia coli penyebab diare. Jurnal Bio-site, Biologi dan Sains Terapan 4(1): 18-24. DOI: https://doi.org/10.22437/bs.v4i1.4963
Murashige, T. and F. Skoog. 1962. A revised medium for rapid growth and bio assays with tobacco tissue cultures. Physiologia Plantarum 15(3): 473-497.
Prasonto, D., E. Riyanti, dan M. Gartika. 2017. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum). Odonto Dental Journal 4(2): 122-128. DOI: http://dx.doi.org/10.30659/odj.4.2.122-128
Putriana, Gusmiaty, M. Restu, Musriati, dan N. Aida. 2019. Respon kinetin dan tipe eksplan Jabon Merah (Antocephalus macrophyllus (Roxb.) Havil) secara in vitro. Bioma, Jurnal Biologi Makassar 4(1): 48-57. DOI: https://doi.org/10.20956/bioma.v4i1.6363.
Rahmi, A.F., A. Purwito, A. Husni, dan D. Dinarti. 2017. Embriogenesis dan desikasi embrio somatik jeruk keprok Batu 55 (Citrus reticulata Blanco.) untuk meningkatkan frekuensi perkecambahan. Jurnal Hortikultura Indonesia 8(2): 79-87.
Royani, I. 2019. Induksi planlet anggrek Cattlyea sp secara in vitro pada media Murashige-Skoog dan bahan organik. Jurnal Ilmiah Mandala Education 5(2): 1-4. DOI: http://dx.doi.org/10.36312/jime.v5i2.750.
Siantar, P.L., E. Pramono, M.S. Hadi, dan Agustiansyah. 2019. Pengaruh kombinasi varietas dalam tumpangsari sorgum-kedelai pada pertumbuhhan dan produktivitas benih sorgum dan kedelai, dan vigor daya simpan benih sorgum. Jurnal Siliwangi, Sains Teknologi 5(1): 22-39.
Sivanesan, I., dan S.W. Park. 2015. Optimizing factors affecting adventitious shoot regeneration, in vitro flowering and fruiting of Withania somnifera (L.) Dunal. Industrial Crops and Products. 76: 323-328. DOI: https://doi.org/10.1016/j.indcrop.2015.05.014.
Suarni, 2016. Peranan sifat fisikokimia sorgum dalam diversifikasi pangan dan industri serta prospek pengembangannya. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian 35(3): 99-110.
Sui, L., L. Kong, X. Liu, Y. Zhang. 2020. Anti-browning in tissue culture of 'Donghong' kiwifruit. IOP Conference Series, Materials Science and Engineering 740: 012195 DOI: https://doi.org/10.1088/1757-899X/740/1/012195.
Susilowati, S.H. dan H.P. Saliem. 2013. Perdagangan sorgum di pasar dunia dan Asia serta prospek pengembangannya di Indonesia. p. 7–23. Dalam Buku Sorgum: Inovasi Teknologi dan Pengembangannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.
Tigauw, S.M.I., C.L. Salaki, dan J. Manueke. 2015. Efektivitas ekstrak bawang putih dan tembakau terhadap kutu daun (Myzus persicae Sulz.) pada tanmaan cabai (Capsicum sp.). Eugenia 21(3): 135-141. DOI: https://doi.org/10.35791/eug.21.3. 2015.9703.
Ubaidah S.N., R. Malinda, H. Widjianto, dan A. Yunus. 2019. Penambahan air kelapa dan IAA pada pertumbuhan tunas pisang Raja Bulu secara in vitro. Prosiding Seminar Nasional Fakultas Pertanian UNS 3(1): A.93-99.
USDA. 2016. National Nutrient Database for Standard Reference of Raw Garlic. United States Departement of Agriculture. https://www.ndb.nal.usda.gov/ndb/foods/show/2968.
Wang, M., F. Liao, L. Yang, D-L. Huang, L-T. Yang, and Y-R. Li. 2016. Influence factors and cell structure changes related to sugarcane stem tip browning in vitro culture. International Journal of Agriculture Innovations and Research 4 (4):767-773. ISSN (Online): 2319-1473.
Wardani, F.F., D. Efendi, D. Dinarti, dan J.R. Witono. 2019. Perbanyakan pepaya (Carica papaya L.) ‘Sukma’ in vitro dari eksplan tunas pucuk sebagai respon terhadap BA dan NAA. Jurnal Agronomi Indonesia 47(2): 203-209. DOI: https://doi.org/10.24831/jai.v47i2.25115.
Yustisia, D., M. Arsyad, A. Wahid, dan J. Asri. 2018. Pengaruh pemberian ZPT alami (air kelapa) pada media MS0 terhadap pertumbuhan planlet tanaman kentang (Solanum tuberosum L.). Jurnal Agrominansia 3(2): 130-140. DOI: 10.34003/272009.
Copyright (c) 2021 Mega Silvia, Muhammad Hazmi, Hidayah Murtiyaningsih, Laras S Arum
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.