Analisis Kejadian El Nino dan Dampaknya Terhadap Musim Tanam dan Produktivitas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) di Pulau Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara
Analysis of El Nino Events and Their Impact on the Growing Season and Productivity of Peanut (Arachis hypogaea L.) in Kei Kecil Island, Maluku Tenggara Regency
Abstract
Climate change has an impact that includes extreme climate events such as El Nino. Experience in recent decades has shown that the El Nino climate anomaly has caused prolonged droughts. Peanut are susceptible to drought in part or all of its growth phases due to below-normal rainfall. This study aimed to describe the occurrence of extreme El-Nino rainfall on Kei Kecil Island, Maluku Province, and how much the El-Nino events affected the planting season and peanut production on Kei Kecil Island. This was carried out using the algebraic average technique for calculating the average (normal) rainfall and the FAO (1978) method for determining the growing season. The variables observed were rainfall data and peanut plant productivity data. Data were analyzed using simple regression analysis. The results of the study showed that the El Nino phenomenon generally took place in the period from April to November; mostly starting in April, May, June and September, October and November. Drought events on Kei Kecil Island did not always coincide with El Nino events, and El Nino events did not always cause drought or rainfall below normal. In 1993, 2003, 2007, and 2012 the amount of rainfall on Kei Kecil Island was below normal (<2,308 mm per year) but these years were not recorded as El Nino years. Whereas, 1994, 2009, 2014, and 2018 were recorded as El Nino years but did not cause drought or rainfall under normal conditions on Kei Kecil Island. During the last 30 years, this incident occurred 3 times, i.e. in 1991, 1997, and 2015. The results of the analysis of the growing season showed that the planting season on Kei Kecil Island under conditions of average (normal) rainfall lasted for 289 days or 9 months 16 days (November 1 to August 16). Meanwhile, the growing season when extreme El Nino rainfall occurred, lasted for 201 days or 6 months 20 days (November 1 to May 20). This indicated that when El Nino occurred on Kei Kecil Island, there was a shift in the growing season (ending sooner). The results of the regression analysis illustrated that the increase of the value of rainfall would increase the productivity of peanut crop.
Keywords: El Nino phenomenon, growing season, peanut, productivity, rainfall
ABSTRAK
Perubahan iklim berdampak di antaranya terhadap kejadian iklim ekstrim seperti El Nino. Pengalaman dalam beberapa dekade terakhir ini menunjukkan bahwa anomali iklim El Nino telah menyebabkan kekeringan berkepanjangan. Kacang tanah rentan oleh deraan kekeringan pada sebagian ataupun seluruh fase pertumbuhannya akibat curah hujan yang di bawah normal. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kejadian curah hujan ekstrim El-Nino di Pulau Kei Kecil, Provinsi Maluku, dan seberapa besar kejadian El-Nino mempengaruhi musim tanam dan produksi kacang tanah di Pulau Kei Kecil. Ini dilaksanakan dengan menggunakan metode teknik rata-rata aljabar untuk perhitungan curah hujan rata-rata (normal) dan metode FAO (1978) untuk penentuan musim tanam. Variabel yang diamati adalah data curah hujan dan data produktifitas tanaman kacang tanah. Data dianalisis menggunakan analisis regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan fenomena El Nino umumnya berlangsung dalam periode April hingga November; terbanyak mulai bulan April, Mei, Juni dan September, Oktober dan November. Kejadian kekeringan di Pulau Kei Kecil tidak selalu bersamaan dengan kejadian El Nino, dan kejadian El Nino tidak selalu menyebabkan kekeringan atau curah hujan di bawah normal. Pada tahun 1993, 2003, 2007, dan 2012 jumlah curah hujan di Pulau Kei Kecil berada pada kondisi di bawah normal (<2.308 mm per btahun) tetapi tahun-tahun tersebut tidak tercatat sebagai tahun-tahun El Nino. Sementara itu, tahun 1994, 2009, 2014, dan 2018 tercatat sebagai tahun-tahun El Nino tetapi tidak menyebabkan kekeringan atau curah hujan di bawah kondisi normalnya di Pulau Kei Kecil. Selama periode 30 tahun terakhir kejadian ini berlangsung selama 3 kali, yaitu pada tahun 1991, 1997, dan 2015. Hasil analisis musim tanam menunjukkan bahwa musim tanam di Pulau Kei Kecil pada kondisi curah hujan rata-rata (normal) berlangsung selama 289 hari (1 November sampai dengan 16 Agustus; 9 bulan 16 hari). Sedangkan musim tanam ketika curah hujan ekstrim El Nino berlangsung selama 201 hari (1 November sampai dengan 20 Mei). Hal ini mengindikasikan bahwa ketika El Nino berlangsung di Pulau Kei Kecil, akan terjadi pergeseran musim tanam (berakhir lebih cepat). Hasil analisis regresi menggambarkan bahwa penigkatan nilai curah hujan akan menigkatkan produktivitas tanaman kacang tanah.
Kata kunci: curah hujan, fenomena El Nino, kacang tanah, musim tanam, produktivitas
Downloads
References
Badan Pusat Statistik (BPS). 2019. Provinsi Maluku Angka. BPS Provinsi Maluku, Ambon.
Food Agriculture Organization (FAO). 1978. Methodology and results from Africa. Report on the Agro-Ecological Zones Project. Report No.48/I. FAO, Rome.
Hidayat, R dan K. Ando. 2014. Variabilitas curah hujan Indonesia dan hubungannya dengan ENSO/IOD: Estimasi menggunakan data JRA-25/JCDAS. Jurnal Agromet 28(1): 1-8. ISSN: 0126-3633. DOI: https://doi.org/10.29244/j.agromet.28.1.1-8.
Irianto, G dan Suciantini. 2006. Anomali iklim: faktor penyebab, karakteristik, dan antisipasinya. Jurnal IPTEK Tanaman Pangan 1(2): 101-121. ISSN: 1907-4263.
Laimeheriwa, S. 2014. Analisis tren perubahan curah hujan pada tiga wilayah dengan pola hujan yang berbeda di Provinsi Maluku. Jurnal Budidaya Pertanian 10(2): 71-78.
Laimeheriwa, S., M. Pangaribuan dan M. Amba. 2019. Analisis fenomena El Nino dan dampaknya terhadap neraca air lahan di Pulau Ambon. Jurnal Budidaya Pertanian 15(2): 111-118. DOI: https://doi.org/10.30598/jbdp.2019.15.2.111.
Las, I. 2006. Strategi dan teknologi antisipasi dan penanggulangan bencana iklim (kejadian iklim ekstrim). Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian. Makalah disampaikan pada Pelatihan Capable, Juli 2006. Biotrop, Bogor.
Nangimah, S.L., S. Laimeheriwa, dan R. Tomasoa. 2018. Dampak fenomena El Nino dan La Nina terhadap keseimbangan air lahan pertanian dan periode tumbuh tersedia di Daerah Waeapo Pulau Buru. Jurnal Budidaya Pertanian 14(2): 66-74. DOI: https://doi.org/10.30598/jbdp.2018.14.2.66.
National Oceanic and Atmospheric Administration_USA (NOAA). 2019. Oceanic Nino Index (ONI): ENSO History Zone NINO 3.4. http://www.cpc.noaa.gov/, diakses 11 Mei 2021.
Oldeman, L.R. 1975. An Agroclimatic Map of Java. Contr. Centr. Res. Inst. Agric., 17, Bogor. 22p+map.
Osok, R.M., P.J. Kunu dan S. Laimeheriwa. 2017. Kajian dampak perubahan iklim terhadap ketersediaan air di Pulau Wamar Kabupaten Kepulauan Aru. Laporan Penelitian, Kerjasama dengan USAID, Jakarta.
Schmidt, F.H. dan H.A. Ferguson. 1951. Rainfall Types Based on Wet and Dry Period Ratios for Indonesia with Western New Guinea. Kementerian DMG-Perhubungan, Jakarta.
Sitaniapessy, P.M. 2002. Problema lingkungan pulau kecil di Maluku. Jurnal Pertanian Kepulauan 1(2): 79-8.
Copyright (c) 2021 Esterlina Kelbulan, Samuel Laimeheriwa, Jacob R Patty
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.