Pemantauan Kestabilan Lereng Bukit di Lingkungan Pura Siwa Stana Giri Kota Ambon Menggunakan Metode Geolistrik
Abstract
Tanah longsor di daerah perbukitan umumnya disebabkan oleh ketidakseimbangan gaya yang bekerja pada lereng sehingga terjadi perpindahan massa tanah dan batuan. Metode yang biasa digunakan untuk kegiatan monitoring kestabilan lereng ialah metode geolistrik. Metode geolistrik merupakan sebuah metode yang dapat mendeteksi struktur bawah permukaan berdasarkan hambatan jenis tanah dan batuan. Tujuan dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini ialah melakukan pemantauan kestabilan lereng di area lingkungan Pura Siwa Stana Giri Kota Ambon menggunakan metode geolistrik. Kegiatan PKM ini terdiri atas lima tahapan yakni, (1) koordinasi dengan Ketua lembaga Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Maluku, (2) melakukan survei pendahuluan, (3) akuisisi data geolistrik, (4) pengolahan data hasil akuisisi data, dan (5) sosialisasi kepada umat Hindu Kota Ambon. Hasil pemantauan menggunakan Google Earth presentase kemiringan (slope) rata-rata di lokasi pengabdian sebesar 15%. Kemudian pada kedalaman 1 – 7 meter, dapat dikategorikan sebagai zona lemah dengan rentang resistivitas 11 – 30 Ωm. Pada zona ini material tanah sangat mudah untuk bergeser atau bergerak terutama saat terjadi musim hujan dengan intensitas tinggi. Porositas tanah di lingkungan Pura Siwa Stana Giri Kota Ambon memiliki variasi antara 26% hingga 47% dengan nilai porositas cenderung meningkat seiring kenaikan topografi lereng. Hasil PKM melalui kegiatan sosialisasi mendapatkan respon positif dari Ketua PHDI Provinsi Maluku dan Umat Hindu Kota Ambon.