ANALISA KEHILANGAN PANAS PENGERING KONVEKTIF RUMPUT LAUT DENGAN KELEMBABAN RELATIF BERBEDA

Abstract

Penelitian ini difokuskan pada penerapan penukar kalor bare tube bank susunan in-line sebagai sistem pemulihan limbah panas untuk memanfaatkan limbah panas dari pengering konvektif dengan suhu 60% (yang terbuang ke lingkungan). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kelembaban yang efektif untuk mempersingkat waktu pengeringan rumput laut dan menghemat pemakaian daya listrik. Nilai kelembaban bervariasi dari 30% hingga 70%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas semakin meningkat seiring dengan meningkatkanya kelembaban, dimana efektivitas maksimum pada kelembaban 70% untuk kondisi operasi sebelum dan sesudah menerapkan pemulihan limbah panas masing-masing sebesar 70,47% dan 57,21%, sedangkan pada efektivitas minimum pada kelembaban 30% untuk kondisi operasi sebelum dan sesudah pemulihan limbah panas masing-masing sebesar 39,07% dan 2.29%. Pemakaian daya listrik sebelum dan sesudah menggunakan pemulihan limbah panas berada pada kelembaban maksimum masing-masing sebesar 10875.42 W dan 9657.49 W, sedangkan pemakaian daya listrik minimum masing-masing sebesar 6086.58 W dan 5227.43 W. Penghematan pemakaian daya listrik sesudah menerapkan pemulihan limbah panas pada kelembaban maksimum masing-masing sebesar 3150W atau 31,50% dan minimum sebesar 3100W atau 31%. Kehilangan panas pengering konvektif sebelum dan sesudah menerapkan pemulihan limbah panas maksimum masing-masing sebesar 12589,25 dan 11684,30 sedangkan minimum sebesar 7582,32 dan 6740,69. Kehilangan panas didominasi oleh perpindahan kalor udara pada kelembaban maksimum sebesar 64,89% dan minimum 49.48%. Disimpulkan bahwa pengering konvektif dengan pemulihan limbah panas memiliki efektivitas maksimum adalah pada nilai kelembaban maksimum dengan penghematan pemakain daya listrik 15.41%, kehilangan panas 11684,30 didominasi oleh perpindahan kalor udara sebesar 64%.