PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP TEKANAN DARAH DAN TINGKAT STRES KERJA DI PLTD GALALA

  • Mayang Sari Kelirey Universitas Pattimura Ambon
  • Aminah Soleman Universitas Pattimura
  • Wilma Latuny Universitas Pattimura
Keywords: Intensitas kebisingan, tekanan darah, tingkat stress

Abstract

PLTD Galala pada kegiatan operasionalnya bergerak dalam bidang pembangkitan tenaga listrik, yang berlokasi di jalan Hative Kecil, Sirimau, Kota Ambon, Provinsi Maluku. Berdasarkan hasil pengukuran intensitas kebisingan pada area ruang sentral dengan intensitas kebisingan sebesar 96.06 dB, pos security dengan intensitas kebisingan sebesar 76.03 dB, ruang kontrol dengan intensitas kebisingan sebesar 75.34 dB, ruang gardu hubungan dengan tingkat kebisingan sebesar 70.68 dB, dan ruang kantor dengan intensitas kebisingan sebesar 55.66 dB. Tekanan darah sebelum kerja mengalami penurunan terdapat 11 orang dan untuk tekanan darah sesudah kerja mengalami kenaikan 9 orang. Tekanan darah sebelum kerja mengalami penurunan terdapat 3 orang pekerja dan untuk tekanan darah sesudah kerja mengalami kenaikan 17 orang pekerja di PLTD Galala. Pada 42 data kuesioner yang diambil terdapat 11 responden yang mengalami kenaikan tingkat stres kerja dan 9 responden yang mengalami penurunan tingkatan stres kerja. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien Determinasi (R2) menunjukan bahwa ada hubungan antara intensitas kebisingan dengan tekanan darah sistolik dengan Sig nilai probabilitas 0,0264 lebih kecil dari 0.05. Hubungan antara intensitas kebisingan dengan tekanan darah diastolik dengan Sig nilai probabilitas sebesar 0,0486 lebih kecil dari 0.05. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukan bahwa ada hubungan antara intensitas kebisingan dengan stres kerja sebelum dengan Sig nilai probabilitas sebesar 0,0489 lebih kecil dari 0.05. Hubungan antara intensitas kebisingan dengan stres kerja sesudah dengan Sig nilai probabilitas 0,0383 lebih kecil dari 0.05 yang artinya semua H1 yang diterima.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Anies. (2005). Penyakit akibat Kerja, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Bridger, R.S. (2003). Introduction to Ergonomics. London: Taylor & Francis.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. : Kep-51/MEN/1999. Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja. Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia. Jakarta

Kepmenkes RI. 1998. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesian Nomor 159b/MENKES/PER/II/1988. Tentang Rekam Medis. Jakarta: Kementrian Republik Indonesia.

Nurmianto, E. (2004). Ergonomi konsep dasar dan aplikasinya. Guna Widya.

Pandji, A. (2006). Psikologi Kerja, Jakarta: Rineka Cipta.

Priyatno, Duwi. (2016). Belajar Alat Analisis Data Dan Cara Pengolahnnya Dengan SPSS Praktis dan Mudah Dipahami untuk Tinkat Pemula dan Menengah. Yogyakarta: Gava Media

Rambe, AYM. (2003). Gangguan Pendengaran Akibat Bising. USU digital library.

Soeharto (2004). Serangan Jantung dan Stroke Hubungannya dengan Lemak dan Kolesterol, Edisi Ketiga, hal 387, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Suma’mur P.K. (2009). Higiene perusahaan dan kesehatan kerja (HIPERKES) Jakarta: CV Sagung Seto.

Tarwaka, Solikhul, HA, & Sudiajeng, L. (2004). Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas, Surakarta: UNIBA PRESS.

Published
2023-06-09
How to Cite
Kelirey, M., Soleman, A., & Latuny, W. (2023). PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP TEKANAN DARAH DAN TINGKAT STRES KERJA DI PLTD GALALA. I Tabaos, 3(2), 102-113. https://doi.org/10.30598/i-tabaos.2023.3.2.102-113
Section
Articles