Asosisasi Inter-Spesies Lamun di Perairan Pulau Maginti Sulawesi Tenggara

Inter-species Association of Seagrass in the Waters of Maginti Island, Southeast Sulawesi

  • Krisye Pasanea Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Pattimura, Jl. Ir. M. Putuhena, Poka, Kec. Teluk Ambon, Kota Ambon, Maluku, Indonesia
  • Frijona F Lokollo Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Pattimura, Jl. Ir. M. Putuhena, Poka, Kec. Teluk Ambon, Kota Ambon, Maluku, Indonesia
  • Rahman Rahman Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Pattimura, Jl. Ir. M. Putuhena, Poka, Kec. Teluk Ambon, Kota Ambon, Maluku, Indonesia
  • Junita Supusepa Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Pattimura, Jl. Ir. M. Putuhena, Poka, Kec. Teluk Ambon, Kota Ambon, Maluku, Indonesia
  • Degen E Kalay Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Pattimura, Jl. Ir. M. Putuhena, Poka, Kec. Teluk Ambon, Kota Ambon, Maluku, Indonesia
  • Mahriyana Hulopi Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Pattimura, Jl. Ir. M. Putuhena, Poka, Kec. Teluk Ambon, Kota Ambon, Maluku, Indonesia
Keywords: Lamun, Asosiasi, Inter-Spesies, Pulau Maginti

Abstract

Asosiasi inter-spesies merupakan kemampuan suatu spesies dalam hal bergabung atau memiliki keeratan atau tidak diantara spesies-spesies tersebut. Penelitian terkait asosiasi inter-spesies pada lamun masih sedikit dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui jenis asosiasi antar spesies lamun di Perairan Pulau Maginti. Pengambilan data lamun dengan menggunakan metode transek garis. Pengamatan lamun menggunakan frame kuadrat dengan ukuran 50 cm x 50 cm. Pengukuran asosiasi dua jenis menggunakan tabel kontingensi 2x2. Asosiasi inter-spesies lamun di perairan Pulau Maginti bersifat positif dan negatif. Asosisasi positif terbesar yaitu pada pasangan spesies Halodule uninervis dan Halophila minor dengan nilai 0,264 serta Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii dengan nilai 0,410. Sedangkan asosiasi negatif terbesar yaitu pada pasangan spesies Enhalus acoroides dan Halophila minor dengan nilai -0,642 serta Enhalus acoroides dan Halodule uninervis dengan nilai -0,730.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Awom BS., Talakua S., Musyeri P., Gultom D. 2023. Keanekaragaman Lamun (Seagrass) Di Perairan Pantai Pasir Putih Kabupaten Manokwari, Papua Barat. Nusantara Hasana Journal, 3(6): 133-143.

Baransano MD., Indrayani E., Dimara L. 2019. Keanekaragaman dan asosiasi intra-spesies tumbuhan lamun di perairan Manggari Pulau Numfor. ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua, 2(2): 42-49.

Paillin JB. 2009. Asosiasi Interspesies Lamun di Perairan Ketapang Kabupaten Seram Bagian Barat. Jurnal Triton, 5(2): 19-25.

Khouw AS. 2009. Metode dan analisa kuantitatif dalam bioekologi laut. Penerbit: P4L dan Direktorat Jendral KP3K, Dep. Kelautan dan Perikanan RI. Ambon, 354.

Krisye K., Rahman R., Fendjalang SN., Sirajuddin NT. 2023. Jenis dan Tutupan Lamun di Perairan Pulau Maginti, Kabupaten Muna Barat, Sulawesi Tenggara. Grouper: Fisheries Scientific Journal, 14(1): 24-28.

Kuo J., Mc Comb AJ. 1989. Seagrass taxonomy, structure and development. In: A.W.D. Larkum A.J. Comb& S.A. Shepherd, (eds). Biology of seagrasses: a treatise on the biology of seagrasses with special reference to Australian region. Elsevier, Amsterdam: 6-73.

Kurniawan F., Imran Z., Darus RF., Anggraeni F., Damar A., Sunuddin A., Iswantari A. (2020). Rediscovering Halophila major (Zollinger) Miquel (1855) in Indonesia. Aquatic Botany, 161, 103-171. https://doi.org/10.1016/j.aquabot.2019.103171

Lokollo FF., Wenno PA., Kaihatu EF. 2013. Asosiasi antar spesies: suatu pendekatan untuk mengetahui pola penyebaran lamun. J. Balik Diwa, 3(2): 18-28.

Rahmawati S., Irawan A., Supriyadi IH., Azkab, MH. 2017. Panduan pemantauan padang lamun. Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI.

Rondo, M. 2015. Metodologi Analisis Ekologi Populasi dan Komunitas Biota Perairan. Program Pascasarjana. Unsrat. Manado, 453.

Rustam A., Ningsih YPR., Suryono DD., Daulat A., Salim HL. 2019. Dinamika struktur komunitas lamun Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara. Jurnal Kelautan Nasional, 14(3): 179-190.

Satrya C., Yusuf M., Shidqi M., Subhan B., Arafat D. 2012. Keragaman Lamun di Teluk Banten, Provinsi Banten. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan, 3(2): 29-34.

Sipayung MR., Riniatsih I., Subagiyo S. 2023. Potensi Simpanan Karbon Padang Lamun di Pulau Sintok dan Menjangan Kecil, Kepulauan Karimunjawa. Journal of Marine Research, 12(2): 243-250.

Tasabaramo IA., Riska R., Makatipu PC., Nugraha AH., Adimu HE. 2021. Studi Komunitas Padang Lamun di Kecamatan Tanggetada, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, 5(4): 429-438.

Wimbaningrum, R. 2003. Komunitas Lamun di Rataan Terumbu, Pantai Bama, Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. [Skripsi]. Bogor: Intitut Pertanian Bogor.

Published
2024-06-06
How to Cite
Pasanea, K., Lokollo, F., Rahman, R., Supusepa, J., Kalay, D., & Hulopi, M. (2024). Asosisasi Inter-Spesies Lamun di Perairan Pulau Maginti Sulawesi Tenggara. Journal of Coastal and Deep Sea, 2(1), 37-43. https://doi.org/10.30598/jcds.v2i1.13562

Most read articles by the same author(s)