ANTIOKSIDAN PADA KUSTA

  • Fitri Kadarsih Bandjar Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura
Keywords: Antioksidan, Kusta, ROS

Abstract

Pada infeksi Mycobacterium Leprae, makrofag pada kulit dan saraf menunjukkan peningkatan fagositosis, aktivitas enzim dan konsumsi oksigen yang menyebabkan produksi berbagai molekul dan radikal bebas yang disebut ROS (reactive oxygen species). Peningkatan ROS yang menyebabkan kerusakan sel terjadi selama proses inflamasi, infeksi kronik, neurodegeneratif serta kusta. Hal ini terjadi karena peningkatan stres oksidatif dan status antioksidan yang rendah. ROS dapat berefek pada jalur signal sel T dan dapat memicu terjadinya apoptosis pada pasien kusta. Suatu studi menunjukkan peningkatan indeks stres oksidatif yang bermakna pada jaringan pasien PB dan MB, serta dalam darah pasien MB.Beberapa substansi yang merupakan antioksidan potensial seperti retinol (vitamin A),  α-tocopherol (vitamin E), asam askorbat  (vitamin C), zinc, magnesium dan selenium juga menunjukkan penurunan jumlah dalam berbagai tipe kusta. Penurunan status antioksidan ini berperan dalam peningkatan stres oksidatif. Peran antioksidan dalam modulasi regulasi kekebalan dan perlindungan terhadap degenerasi saraf telah dilaporkan. Beberapa laporan telah dilaporkan dengan pemberian suplemen antioksidan sebagai terapi tambahan pada pasien kusta  dengan kemoterapi konvensional memberikan efek yang menguntungkan, seperti perbaikan klinis yang cepat , berkurangnya indeks bakteri (BI) yang cepat, aktivasiCell Mediated Immunity  (CMI,) dan insiden eritema nodosum leprosum (ENL) yang rendah. Pada penelitian pasien kusta yang menerima terapimultidrug konvensional (dapson, rifampisin dan clofazimine) dan secara bersamaan diobati dengan antioksidan, setiap hari selama 12 bulandidapatkan hasil pengurangan ROS sampai hampir mencapai batas normal.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2024-05-04