KEPERCAYAAN TERHADAP KADER DALAM MENJALANKAN PELAYANAN KESEHATAN PADA POSBINDU PTM DI PULAU SAPARUA DAN KOTA AMBON

  • Filda Violita Ingrad de Lima Universitas Pattimura
  • Christiana Rialine Titaley Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura
  • Bertha Jean Que Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura
  • Maxwell L. V. Malakauseya Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura
  • Anggun L. Hussein Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura
  • Lidya Saptenno Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura
  • Annastasia Ohoiulun Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura
  • Leonardo S. Liesay Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura
  • Aldo Evan Wijaya Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura
  • Putri Ulandari Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura
Keywords: Kepercayaan, Posbindu PTM, Kader

Abstract

Salah satu usaha kesehatan berbasis masyarakat yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah penyakit tidak menular di Indonesia adalah Posbindu PTM. Sebagai sebuah UKBM, kader berperan sebagai pelaksana kegiatan Posbindu PTM. Keterbatasan kader terutama dalam hal pengetahuan dan keterampilan menjadi hambatan dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini sering kali mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap kader. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perspektif pengambil kebijakan, masyarakat, dan kader tentang kepercayaan kepada kader dalam melakukan pelayanan kesehatan di Posbindu PTM. Penelitian kualitatif ini dilaksanakan di lima wilayah kerja Puskesmas yang ada di Kota Ambon dan Pulau Saparua pada bulan November 2019-Januari 2020. Penelitian ini melibatkan 46 informan dalam diskusi kelompok terfokus dan  43 informan dalam wawancara mendalam. Dalam penelitian ini dipeorleh beberapa alasan masyarakat meragukan pelayanan yang dilakukan kader yaitu masalah legal etik pemeriksaan oleh tenaga non kesehatan, kader tidak memiliki latar belakang pendidikan kesehatan, kader tidak percaya diri dalam melaksanakan pemeriksaan, takut kader melakukan kesalahan dalam pemeriksaan, kurangnya dukungan pengambil kebijakan dan masih kurangnya pemahaman tentang konsep penyelenggaraan posbindu. Sebaliknya, kader lebih mendapatkan kepercayaan apabila telah mendapatkan pelatihan dan tetap mendapatkan pendampingan dari puskesmas Pembina, dukungan pengambil kebijakan kepada para kader, serta masyarakat yang telah memiliki pengetahuan yang baik tugas kader di Posbindu.

Downloads

Download data is not yet available.

References

1. Warganegara E, Nur NN. Faktor Risiko Perilaku Penyakit Tidak Menular. C [Internet]. 2016;5(2):88–94. Available from: http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1082
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Rencana Aksi Nasional Penyakit Tidak Menular 2015-2019. 2017. p. 35–40, 76–112.
3. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Pedoman manajemen penyakit tidak menular. 2019. 2 p.
4. Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular. PETUNJUK TEKNIS POS PEMBINAAN TERPADU PENYAKIT TIDAK MENULAR (POSBINDU PTM). 2012.
5. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Petunjuk Teknis POSBINDU Bagi Kader. 2019.
6. Sari DWR, Savitri M. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan posbindu penyakit tidak menular (PTM) di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Setiabudi kota Jakarta Selatan tahun 2018. J Kebijak Kesehat Indones JKKI. 2018;07(02):49–56.
7. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 4 tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Pelayanan Kesehatan Pelayanan Minimal Bidang. 2019 p. 1–9.
8. Titaley CR, Que BJ, Lima FVI de, Husein AL, Sara LS, Ohoiulun A, et al. Kegiatan pengabdian masyarakat di Pulau Saparua, Maluku: Persepsi dan pengetahuan kader tentang Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular. J Molucca Medica. 2020;
9. Presiden Republik Indonesia. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. 2017.
10. Kemenkes RI. Permenkes RI Nomor 71 Tahun 2016. 2016;
11. Pamungkas L. Hubungan antara faktor pengetahuan, sikap dan kepercayaan dengan perilaku ibu berkunjung ke Posyandu III Kelurahan Grabag Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. 2009;31(March).
12. Hastuti NM, Pupitasari R, Sugiarsi S. PERAN KADER KESEHATAN DALAM PROGRAM POSBINDU PENYAKIT TIDAK MENULAR DI PUSKESMAS JATEN. 2019;III(2):57–61.
13. Nugraheni WP, Hartono RK. Strategi Penguatan Program Posbindu Penyakit Tidak Menular Di Kota Bogor. J Ilmu Kesehat Masy. 2018;9(3):198–206.
14. Maryaningsih, Siti HS. Hubungan Persepsi dan Kebutuhan Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu di Puskesmas Helvetina Medan. Heal Sci J. 2020;3:30–7.
15. Pakasi A, Korah B, Imbar H. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu. J Ilm Bidan. 2016;4(1):92118.
16. Sengkey SW, Pangemanan GDKJM. Analisis Kinerja Kader Posyandu di Puskesmas Paniki Kota Manado Performance Analysis of Cadres Posyandu in Puskesmas Paniki Manado. Jikmu [Internet]. 2015;5(2b):491–502. Available from: ejournal.unsrat.ac.id%3Eindex.php%3Ejikmu
17. Puspasari A. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kader posyandu di kota sabang propinsi Nanggore Aceh Darussalam. 2002.
18. Sulaeman ES, Setyowati A, Kunci K. Modal Sosial Kader Kesehatan dan Kepemimpinan Tokoh Masyarakat Dalam Penemuan Penderita Tuberkulosis Health Cadres ’ Social Capital and Community Figures ’ Leadership in the Detection of Tuberculosis. J Kedokt Yars. 2016;24(1):20–41.
19. Munir M, Ujianto, Riyadi S. Pengaruh Karakteristik Individu, Self Efficacy Dan Team Work Terhadap Komitmen Dan Produktivitas Kader Kesehatan Di Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur. J Dr Ekon. 2016;1(1):59–76.
20. Kiting RP, Ilmi B, Arifin S. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSBINDU PENYAKIT TIDAK MENULAR. J Berk Kesehat. 2017
Published
2021-06-23