KARAKTERISTIK PASIEN PENDERITA NEUROPATI PERIFER DIABETIK DI POLIKLINIK SARAF RSUD Dr. M. HAULUSSY AMBON TAHUN 2016-2019
Abstract
Penderita Diabetes Mellitus dalam jangka waktu yang lama bisa mengalami neuropati perifer diabetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien penderita neuropati perifer diabetik di Poliklinik saraf RSUD Dr. M. Haulussy Ambon tahun 2016-2019. Penelitian ini merupakan deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional 28 orang (sampel) yang didapat dengan teknik total sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah penderita penderita neuropati perifer diabetik di Poliklinik Saraf RSUD Dr. M. Haulussy Ambon tahun 2016-2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia pasien neuropati perifer diabetik yang banyak adalah >55 tahun sebanyak 20 pasien (71,43%), jenis kelamin perempuan sebanyak 17 pasien (60,71%), lama menderita DM adalah >5 tahun sebanyak 21 pasien (75%), hasil pengecekan gula darah sewaktu pasien yang paling banyak adalah kadar gula darah 90-199 mg/dL sebanyak 25 pasien (89,29%), semua pasien memiliki riwayat penyakit penyerta dan terapi farmakologi yang banyak diterima oleh pasien adalah Obat Hipoglikemik Oral (OHO) sebanyak 25 pasien (89,29%). Semakin bertambahnya usia maka resiko terjadinya komplikasi neuropati semakin meningkat. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan kejadian neuropati perifer dapat dirasakan penderita diabetes yang masih muda.
Kata Kunci: Neuropati Perifer diabetik, gula darah, Diabetes Melitus
Downloads
References
2. International Diabetes Federation. Diabetes Atlas 6th Edition 2016: International Diabetes Federation. 2016.
3. Kementerian Kesehatan RI. Laporan Nasional Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKEDAS) Tahun 2018. Badan penelitian dan pengembangan kesehatan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018;1-614.
4. Dumah DF. Hubungan Kualitas Tidur dengan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD dr. M. Haulussy Ambon. Jurnal BIOSAINSTEK. 2019;1(1):56–60
5. Pinzon RT dan Jesisca. Efek kombinasi vitamin B1, B6, B12 untuk menurunkan intensitas nyeri pada penderita neuropatik diabetes. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. 2018;4(4):140-145.
6. Fitri KY dan Nurul Utami. Peran Dukungan Keluarga dalam Mencegah Neuropati Perifer. Jurnal Medula Unila. 2016;5(2):41-47.
7. Tabatabaei-Malazy O, Mohajeri-Tehrani M, Madani S, Heshmat R, Larijani B. The prevalence of diabetic peripheral neuropathy and related factors. Iran J Public Health. 2011;40(3):55–62.
8. Alport and Sander. Clinical approach to peripheral neuropathy: anatomic localization and diagnostic testing. Diabetes Care. 2012;18(1):13–38.
9. Malazy OT, Tehrani MR, Madani SP, Heshmar R and Larijani B. The Prevalence of Diabetic Peripheral Neuropathy and Related Factors. Iranian J Publ Health. 2011;40(1)
10. Metab AG. Comparison of different screening tests for diagnosis of diabetic peripheral neuropathy in primary health care setting. Int J Health Sci (Qassim). 2012;6(2):109-15.
11. Suyanto. Gambaran Karakteristik Penderita Neuropati Perifer Diabetik. Jurnal Keperawatan dan Pemikiran Ilmiah. 2017;3(1):1-6
12. Tambirang RM, Wiyono WI dan Mamarimbing M. Evaluasi Penggunaan Dan Outcome Terapi Obat Antinyeri Pada Pasien Diabetik Neuropati Di Instalasi Rawat Inap RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal Ilmiah Farmasi. 2018;7(3):76-88.
13. Janahi N. Diabetic peripheral neuropathy: a common complication in diabetic patients. Bahrain Med Bull. 2015;37(1).
14. Hyun S and Bong yun. Diabetic peripheral neuropathy in type 2 diabetes mellitus in Korea. 2012;6–12.
15. Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia. Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) (Patient safety Incident Report). Jakarta : Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKP-RS). 2011.
16. Kementerian Kesehatan RI. Laporan Nasional Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKEDAS) Tahun 2013. Badan penelitian dan pengembangan kesehatan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013
17. Subekti I. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6, Neuropati Diabetic. Jakarta, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2014
18. Assessing diabetic peripheral neuropathy in primary care. Better Medicine Journal. 2014;61:36-47
19. Rosyida K. Gambaran Neuropati Perifer Pada Diabetisi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Semarang. Skripsi. Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro. Semarang. 2016
20. Yanada F dan Taberima B. Faktor Resiko kejadian Diabetes Melitus tipe 2 pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon Tahun 2014. Molluca medica. 2015;8(1):36-54
21. Safitri A, Lestari L, Wulandari D, Hayati UF dan Nurfianti A. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap Hygiene Pemberian Asi Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas II Kecamatan Pontianak Barat. Jurnal Prones. 2019;4(1):1-9.
22. Arham K, Arma U dan Hayati M. Hubungan Pendapatan Orang Tua Dengan Angular Cheilitis Pada Anak SDN 13 Tuapejat dan SDN 22 Tuapejat Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah. 2019;6(2):111-18.
23. Arham K, Arma U dan Hayati M. Hubungan Pendapatan Orang Tua Dengan Angular Cheilitis Pada Anak SDN 13 Tuapejat dan SDN 22 Tuapejat Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah. 2019;6(2):111-18.
24. Mindayani S. Perbaikan Fasilitas Kerja Untuk Mengurangi Keluhan Muskuloskeletal. Jurnal Endurance. 2018;3(2):313-24.
25. Suyanto. Gambaran Karakteristik Penderita Neuropati Perifer Diabetik. jurnal Keperawatan dan Pemikiran Ilmiah. 2018;3(1):1-6
26. Prasetyo MA. Pengaruh Penambahan Alpha Lipoic Acid Terhadap Perbaikan Penderita Polineuropati Diabetika. Tesis. Universitas Diponegoro Semarang. 2011
27. Supriyadi dan Susmini. Hubungan Kadar Gula Darah Sewaktu Dengan Gejala Neuropati Perifer Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Penelitian Keperawatan. 2019;5(1):61-66
28. Trisnawati SK dan Setyorogo S. Faktor risiko kejadian diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas kecamatan Cengkareng Jakarta Barat tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 2013;5(1):6-11
29. Kamenov ZA, Rumyana AP dan Rumyana TG. Earlier Development of Diabetic Neuropathy in Men Than in Women with Type 2 Diabetes Mellitus. Gender Medicine. 2012;7(6):600-615.
30. Syafi'i MR. Gambaran klinis neuropati perifer pada penyandang diabetes melitus di wilayah puskesmas purwosari. Program Studi Keperawatan. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2018.
31. Smeltzer SC dan Bare GB. Handbook For Brunner & Suddarth's Textbook Of Medi cal - Surgical Nursing. Jakarta: EGC. 2013
32. Ramadhan N dan Marissa N. Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Berdasarkan Kadar Hba1c Di Puskesmas Jayabaru Kota Banda Aceh. SEL. 2015;2(2): 49-56
33. Anani A, Udiyono A dan Ginanjar P. Hubungan antara perilaku pengedalian diabetes dan kadar glukosa darah pasien rawat jalan diabetes melitus. Dosen bagian epidemiologi dan penyakit tropik FKM UNDIP. 2012.
34. Ardiyati AV. Hubungan Antara Skor Monofilamen Dengan Ulkus Diabetik Di Klinik Perawatan Luka Rumat Bekasi. (Skripsi tidak dipublikasi). Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2014
35. Susilowati T dan Windawati F. Senam Ergonomik Meningkatkan Sensitivitas Kaki Pada Penderita Diabetes Mellitus Di Kelurahan Purwosari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. Jurnal Maternity. 2016;3(2).
36. Andreani FV, Belladonna M dan Hendrianingtyas M. Hubungan Antara Gula Darah Sewaktu Dan Puasa Dengan Perubahan Skor Nihss Pada Stroke Iskemik Akut. Jurnal Kedokteran Diponegoro. 2018;7(1):185-198
37. Al-Farabi MJ. Antibodi terhadap advanced glycation end product, cara mutakhir pencegahan komplikasi diabetes melitus. Cermin Dunia Kedokteran. 2013;40(11):807–14.
38. Waspadji S. Buku Ajarr Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6, Komplikasi Kronik Diabetes. Jakarta, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2014
39. Darsana IN. Korelasi Positif Kadar Asam Urat Serum Tinggi Dengan Neuropati Diabetik Perifer Pada Penderita DM Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. Tesis. Program Magister. Program Studi Ilmu Biomedik. Program Pascasarjana. Universitas Udayana. Denpasar
40. Gumantara MPB Oktarlina RZ. Perbandingan Monoterapi dan Kombinasi Terapi Sulfonilurea-Metformin terhadap Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Majority. 2017;6(1):55-59
41. Sepmawati ND. Evaluasi Ketepatan Terapi Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap RS “A” Periode Januari –Juni 2015. Program Studi Farmasi. Fakultas Farmasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2016.
Copyright (c) 2021 Molucca Medica
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.