ICP MONITOR PLACEMENT STEPWISE EARLY DECOMPRESSIVE CRANIECTOMY FOR THE MANAGEMENT OF SEVERE TBI PATIENTS: A CASE REPORT

  • Dirga Rachmad Aprianto Neurosurgery Division, Surgery Department, Faculty of Medicine, Universitas Islam Sultan Agung
  • Achmad Kurniawan Resident of Neurosurgery Department, dr. Soetomo General Hospital, Surabaya
  • Andhika Tomy Permana Staff of Neurosurgery Department, dr. Soetomo General Hospital & Airlangga University Hospital Surabaya
  • Fadillah Putri Rusdi Resident of Neurosurgery Department, dr. Soetomo General Hospital, Surabaya
  • Akbar Wido Resident of Neurosurgery Department, dr. Soetomo General Hospital, Surabaya
  • Bagus Sulistyono Resident of Neurosurgery Department, dr. Soetomo General Hospital, Surabaya
  • Made Gemma Daniswara Maliawan Resident of Neurosurgery Department, dr. Soetomo General Hospital, Surabaya
  • Tedy Apriawan Staff of Neurosurgery Department, dr. Soetomo General Hospital & Airlangga University Hospital Surabaya
  • Abdul Hafid Bajamal Professor of Neurosurgery Department, dr. Soetomo General Hospital, Surabaya
Keywords: Cedera otak traumatik, monitor tekanan intrakranial, kraniektomi dekompresi

Abstract

Pendahuluan. Peningkatan tekanan intrakranial (ICP) merupakan kejadian sekunder yang sering terjadi setelah cedera otak traumatis (TBI) dan berkorelasi dengan hasil yang buruk pada pasien. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kraniektomi dekompresif awal (DC) (dalam 48 jam setelah cedera) direkomendasikan untuk pasien dengan TBI berat yang membutuhkan evakuasi perdarahan intrakranial dan DC awal mampu mengurangi komplikasi TBI yang disebabkan oleh peningkatan TIK. Namun, meskipun DC awal telah dilakukan, peningkatan TIK masih dapat berlangsung karena terjadi edema otak yang masif. Metode. Sebuah kasus pasien yang dirawat dengan TBI berat dan perdarahan intrakranial. Pasien kemudian menjalani DC dan pemasangan ICP monitor setelah evakuasi perdarahan intrakranial. Selama observasi pasca operasi di ICU, cairan serebrospinal (CSF) pasien secara bertahap akan dikeluarkan jika ICP lebih dari 15mmHg. Hasil. ICP sesaat setelah dilakukan DC awal yaitu 30cm H20 (22 mmHg). Hari pertama setelah operasi, hemodinamik pasien stabil dan GCS 2X5 dengan ICP pasien sekitar 18 cmH2O. Pada hari ke 2-5, pasien hemodinamik stabil dengan GCS membaik (3X5) dengan penurunan ICP (sekitar 13-15 cmH2O). Pada hari ke-6, ICP monitor dilepaskan dan pasien dipulangkan pada hari ke 19 setelah pulih sepenuhnya. Kesimpulan. Penempatan ICP monitor dan aplikasi pelepasan CSF secara bertahap setelah DC mungkin membantu mengurangi peningkatan ICP pada pasien dengan TBI berat, dan dengan demikian mengurangi morbiditas dan mortalitas.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2018-10-15
Section
Case Report