PEMAHAMAN KONSEP VOLUME BANGUN RUANG MELALUI HUKUM KEKEKALAN ISI
(Apakah Anak Saya Sesuai Dengan Teori Piaget)
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pemahaman konsep siswa terhadap materi volume bangun ruang berbasis teori Piaget melalui hukum kekekalan isi. Berdasarkan hasil eksperimen teridentifikasi bahwa, pada tahap operasi kongkrit bukan hanya siswa (usia antara 11-12 thn) dapat memahami hukum kekekalan isi, namun ditemukan anak yang berusia 10-11thn juga dapat memahami hukum kekekalan isi. Hal ini selaras dengan teori yang mengatakan bahwa anak dapat memahami konsep kekekalan isi (14–15 tahun kadang-kadang mulai pada usia 11 tahun). Teridentifikasi pula bahwa anak juga dapat memahami ukuran-ukuran dari bangun ruang (bola) yaitu jari-jari dan diameter, serta dapat melakukan pengukuran dalam mencari volume bola, walaupun dalam mencari rumus volume bola mereka masih kesulitan dan perlu diberikan bantuan dalam proses penyelesaiannya. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa pada tahap operasi konkrit, anak saya sudah dapat memahami volume bangun ruang melalui hukum kekekalan isi, dimana air yang berada pada wadah yang berbentuk tabung jika dipindahkan pada bola volumenya tetap sama walaupun tempatnya berbeda bentuk.
Downloads
References
Cantürk-Günhan, B. & Bager, N. (2007). Geometry and gender in the classroom,University Journal of Education, 33
Dahar, R. W. (2011). Teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Ekowati, K. C., Darwis. M., Pua Upa, H. M. D., & Tahmir, S. (2015) The Application of Contextual Approach in Learning Mathematics to Improve Students Motivation At SMPN 1 Kupang. International Education Studies, 8(8), 81-86
Furner, J. M., & Worrell, N. L. (2017). The Importance of Using Manipulatives in Teaching Math Today. Transformations, 5(1)
Gazali, R. Y. (2016). Pembelajaran Matematika Yang Bermakna. Jurnal Pendidikan Matematika, 2(3), 181-190
Herawati, S. (1994). Penulusuran Kemampuan Siswa Sekolah Dasar Dalam Memahami Bangun-Bangun Geometri. Studi Kasus di Kls V SD no 4. Purus Selatan. Tesis tidak diterbitkan.Malang Program Pasca Sarjana IKIP Malang.
NCTM (2000). Principles and standards for school mathematics. Reston, VA: NCTM Publications.
Nur’aini, E. (2008). Teori Van hiele Dan Komunikasi Matematik (Apa, Mengapa Dan Bagaimana). Makalah Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika. Online (Tersedia): https://eprints.uny.ac.id/6917/1/P-11%20Pendidikan %20%28 Epon %20 Nuraeni%29.pdf
Özerem, A. (2012). Misconceptions In Geometry and Suggested Solutions for Seventh Grade Students. International Journal of New Trends in Arts, Sports & Science Education, 1(4). 23-35
Paulina, M. M. (2017). Perspectives on the teaching of geometry for the 21st century (Dordrecht: Kluwer).
Ruseffendi, E, T. (1990). Pengajaran Matematika Modern Dan Masa Kini Untuk Guru dan PGSD D2, Bandung: Tarsito.
Ruseffendi, E. T. (2006). Pengajaran Matematika untuk meningkatkan CBSA, Bandung: Tarsito
Scarpello, G. (2007). Helping Students Get Past Math Anxiety. Techniques: Connecting Education and Careers (J1), 82(6), 34-35
Takaria, J. (2018). The Ability Of Statistical Literacy Student Teacher Candidate In Terms Of Prior-Ability On Mathematics. Jurnal Kependidikan, 2(2), 395-408
Ünlü, M., Avcu, S., & Avcu, R. (2010). The relationship between geometry attitudes and self-efficacy beliefs towards geometry. Procedia–Social Behavior Sciences, 9, 1325-1329
Verhoeven, P. (2006). Statistics education in the Netherlands and Flanders: An outline of introductory courses at Universities and Colleges. In ICOTS-7 Conference Proceedings