PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DI SD INPRES 48 AMBON
Abstract
Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam upaya mendewasakan manusia melalui usaha pengajaran dan latihan. Pendidikan adalah upaya untuk membantu jiwa peserta didik, baik jasmani maupun rohani, dari fitrahnya menuju peradaban manusia yang lebih baik. Pendidikan mempersiapkan dan menumbuhkan peserta didik atau individu manusia yang prosesnya berlangsung terus menerus dari lahir sampai meninggal. IPA yang sering disingkat IPS adalah ilmu yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah guna memberikan wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik, khususnya pada tingkat dasar dan menengah. Cakupan kajian ilmu sosial ini meliputi berbagai aspek kehidupan dengan berbagai aspek, antara lain hubungan sosial, ekonomi, psikologi, budaya, sejarah, dan politik, yang semuanya dipelajari dalam ilmu sosial ini.
Menurut Sapriya (2009:11), salah satu mata pelajaran yang dikembangkan untuk interaksi antara manusia dan lingkungan adalah Ilmu Sosial (IPS). Menurut Zuraik dalam Djahari (1984: 94), hakikat ilmu sosial adalah harapan menjadi mampu membangun masyarakat yang baik di mana anggotanya benar-benar berkembang sebagai makhluk sosial yang rasional dan bertanggung jawab, sehingga tercipta nilai-nilai.
Permasalahan yang saya temui di SD Inpres 48 Aambon adalah pada jenjang SD saat ini pembelajaran masih berpusat pada guru. Pembelajaran yang demikian mengakibatkan lemahnya pengembangan potensi diri siswa dalam belajar sehingga motivasi dan hasil belajar yang dicapai kurang optimal. dan terakhir, berdampak pada perolehan hasil belajar siswa yang kurang memuaskan.
Peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS dapat dilihat dari hal-hal berikut: Hasil tes siswa mengalami peningkatan dengan setiap tes yang dilakukan. Dimulai dari siklus I yang mencapai KKM sebanyak 4 siswa, meningkat pada siklus I pertemuan ulangan awal sebanyak 8 siswa, dan selanjutnya meningkat pada siklus II yaitu 15 yang telah mencapai KKM yang ditentukan, sehingga bahwa pembelajaran dikatakan tuntas. Hal ini terlihat dari tingginya antusiasme siswa dalam mengerjakan LKS dan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru. Kerjasama siswa dalam kelompok sangat jelas terlihat.
Downloads
Copyright (c) 2023 PEDAGOGIKA: Jurnal Pedagogik dan Dinamika Pendidikan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.