UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SMA NEGERI 14 AMBON
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X MIPA2 SMA Negeri 14 Ambon Tahun Pelajaran 2021/2022 yang berjumlah 20 orang. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus, setiap siklus terdiri atas dua kali pertemuan. Langkah-langkah setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Adapun analisis data dilakukan dengan teknik deskriptif komparatif. Hasil penelitian yang diperoleh adalah pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika. Hal ini terlihat dari hasil analisis data tes awal, kemampuan memahami masalah peserta didik mencapai 69.16%, kemampuan merencanakan penyelesaian masalah mencapai 59,44%, kemampuan melaksanakan penyelesaian masalah mencapai 47,22% dan kemampuan memeriksa kembali hasil penyelesaian masalah mencapai 41,16%. Peserta didik belum dinyatakan tuntas untuk setiap indikator kemampuan pemecahan masalah karena belum memenuhi kriteria ketuntasan yaitu dan secara klasikal juga tidak memenuhi kriteria ketuntasan yaitu , karena hanya terdapat 8 dari 20 peserta didik (40%) yang dinyatakan tuntas, sehingga diberikan tindakan pada siklus I dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning. Setelah diberikan tindakan pada siklus I kemampuan memahami masalah peserta didik meningkat mencapai 84.16%, kemampuan merencanakan penyelesaian masalah mencapai 77,22%, kemampuan melaksanakan penyelesaian masalah 71,11% dan kemampuan memeriksa kembali hasil penyelesaian masalah mencapai 65,00%. Pada siklus I indikator memahami masalah, merencanakan penyelesaian masalah, melakukan penyelesaian masalah telah mencapai ketuntasan, namun indikator memeriksa kembali belum memenuhi kriteria ketuntasan. Peserta didik yang tuntas secara klasikal pada siklus I adalah 13 dari 20 peserta didik atau 65%, namun belum mencapai kriteria ketuntasan klasikal sehingga pembelajaran dilanjutkan pada siklus II. Hasil analisis data setelah diberi tindakan pada siklus II menunjukan peningkatan pada setiap indikator kemampuan pemecahan masalah yaitu pada tingkat kemampuan memahami masalah 91,66%, kemampuan merencanakan penyelesaian masalah 86,66%, kemampuan melaksanakan penyelesaian masalah 80,55% dan kemampuan memeriksa kembali hasil penyelesaian masalah 74,16%. Hal ini menunjukan bahwa pada siklus II keempat indikator pemecahan masalah telah memenuhi kriteria ketuntasan yaitu dan sebanyak 18 peserta didik atau 90% telah tuntas dan mencapai kriteria ketuntasan klasikal sehingga pemberian tindakan berhenti pada siklus II.
Downloads
Copyright (c) 2022 Sora Journal of Mathematics Education
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.