KONDISI LAHAN TUMBUHAN SAGU DI DESA RUMAHKAY KECAMATAN AMALATU KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT PROVINSI MALUKU

  • Meilisa Nusawakan Program Studi Agroteknologi, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Pattimura
  • Pieter Kunu Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Pattimura
  • Marcus Luhukay Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Pattimura

Abstract

This study aims to map the condition of land where sago plant grows, to determine the suitability level of sago plant land and to describe the potential of sago and sago consumption patterns by the community. The method used in this research is survey method with distance observation free survey and pit profile observation type. The condition of the land where sago plants grow is quite good. The types of sago found are sagu tuni (Metroxylon rumphii Mart.), Sagu Ihur (Metroxylon sylvestre Mart.) And sagu molat (Metroxylon sagu Rottb.). The size of sago palm in Rumahkay Village is 55.5 Ha, the average number of cutting trees (MT) 24 trees / Ha / yr with average production of wet starch per tree sebesr 700 kg. Total dry starch production at the study site was 449.55 tons. The pattern of community consumption of sago 10 percent, the combination of sago, tuber and banana by 20 percent, the combination of sago, tubers, bananas and rice by 55 percent and rice 10 percent. Types of confectionery and food based sago starch consumed is papeda, sago plate, sinoli and karu-karu. Frequency and time to eat sago as main food and food complement of 65% is as much as 2 times in a day that is time of morning and afternoon. Then 3 times as much as 25% and once as much as 10%. In general, people who consume sago once a day is at breakfast or afternoon in the form of snacks (sago plate, sinoli, karu-karu).

Keywords: condition, land, sago

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kondisi lahan tempat tumbuh tumbuhan sagu, menetapkan tingkat kesesuaian lahan tumbuhan sagu serta mendeskripsikan potensi sagu dan pola konsumsi sagu oleh masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan jarak observasi survei bebas dan tipe observasi profil pit. Kondisi lahan tempat tumbuh tumbuhan sagu tergolong baik. Jenis sagu yang ditemukan adalah sagu Tuni (Metroxylon rumphii Mart.), sagu Ihur (Metroxylon sylvestre Mart.) dan sagu Molat (Metroxylon sagu Rottb.). Luas lahan sagu di Desa Rumahkay adalah 55,5 Ha, rata-rata jumlah pohon masak tebang (MT) 24 pohon/Ha/thn dengan rata-rata produksi pati basah per pohon sebesr 700 kg. Total produksi pati kering pada lokasi penelitian adalah 449,55 ton. Pola konsumsi masyarakat terhadap sagu 10 persen, kombinasi sagu, umbian dan pisang sebesar 20 persen, kombinasi sagu, umbian, pisang dan beras sebesar 55 persen serta beras 10 persen. Jenis penganan dan pangan berbahan dasar pati sagu yang dikonsumsi adalah papeda, sagu lempeng, sinoli dan karu-karu. Frekwensi dan waktu makan sagu sebagai pangan utama maupun pangan pelengkap sebesar 65% adalah sebanyak 2 kali dalam sehari yaitu waktu pagi dan siang. Kemudian 3 kali sebanyak 25% dan satu kali sebanyak 10%. Pada umumnya mereka yang mengkonsumsi sagu satu kali dalam sehari adalah pada saat sarapan pagi atau sore hari dalam bentuk penganan (sagu lempeng, sinoli, karu-karu).

Kata kunci: kondisi, lahan, sagu

Downloads

Download data is not yet available.

References

Deinum, 1948. Sago. De Lanbouw in de Ind. Archipel II. A.N.V. Uitgeverij W. vanhoeve. S – Gravenhage – Nederland.

Flach, M. 1977. The Sago Palm and Its Yield Potential. First International Sago Symposium in Serawak. Univ. of Malaya Press – Kuala Lumpur .

Karouw, S., F.J. Polnaya, dan R. Barlina. 2015. Formulasi beras analog berbahan pati sagu. Buletin Palma 16: 211-217.

Louhenapessy, J.E. 1994. Evaluasi Dan Klasifikasi Kesesuaian Lahan Bagi Sagu (Metroxylon spp.). Disertasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Louhenapessy, J.E., M. Luhukay, S.M. Talakua, H. Salampessy, dan J. Riry. 2010. Sagu Harapan dan Tantangan. Bumi Aksara, Jakarta.

Notohadiprawiro, T. dan J.E. Louhenapessy. 1992. Potensi Sagu Dalam Penganekaragaman Bahan Pangan Pokok Ditinjau Dari Persyaratan Lahan. Prosiding Simposium Sagu Nasional. Fakultas Pertanian UNPATTI Ambon.

Schuiling, D.L. and M. Flach, 1985. Guidelines for the Cultivation of Sago Palm. Dept. of Tropical Crop Science. Agric. Univ. of Wageningen. The Netherlands.

Subardja, D.S., S. Ritung, M. Anda, Sukarman, E. Suryani, dan R.E. Subandiono. 2014. Petunjuk Teknik Klasifikasi Tanah Nasional. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor. 22 hal.

Soil Survey Staff. 2014. Kunci Taksonomi Tanah. Edisi ketiga. Balai Besar Penelitian Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Turukay, B. 1986. The role of the sago palm in the development of integrated farm system in the Maluku Province of Indonesia. In: Uamada, N., K. Kainuma (eds). Proc. 3rd International Sago Symposium. Tokyo May 20-23, 1985. Pp. 7-15.

Published
2017-12-01
How to Cite
Nusawakan, M., Kunu, P., & Luhukay, M. (2017). KONDISI LAHAN TUMBUHAN SAGU DI DESA RUMAHKAY KECAMATAN AMALATU KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT PROVINSI MALUKU. JURNAL BUDIDAYA PERTANIAN, 13(2), 84-93. https://doi.org/10.30598/jbdp.2017.13.2.84