KONSERVASI BURUNG GOSONG MALUKU (Eulipoa wallacei) BERBASIS MASYARAKAT DI DESA SIMAU, KECAMATAN GALELA

  • Ronald Kondo Lembang, Fakultas Ilmu Alam dan Teknologi Rekayasa, Universitas Halmahera Kampus UNIERA Kompleks GMIH, Wari Ino Tobelo, Halmahera Utara, 97762
  • Sunarno Sunarno Fakultas Ilmu Alam dan Teknologi Rekayasa, Universitas Halmahera Kampus UNIERA Kompleks GMIH, Wari Ino Tobelo, Halmahera Utara, 97762
  • O F W Tutupary Fakultas Ilmu Alam dan Teknologi Rekayasa, Universitas Halmahera Kampus UNIERA Kompleks GMIH, Wari Ino Tobelo, Halmahera Utara, 97762
  • B R Toisutta Fakultas Ilmu Alam dan Teknologi Rekayasa, Universitas Halmahera Kampus UNIERA Kompleks GMIH, Wari Ino Tobelo, Halmahera Utara, 97762
  • Bayu Sadjab Fakultas Ilmu Alam dan Teknologi Rekayasa, Universitas Halmahera Kampus UNIERA Kompleks GMIH, Wari Ino Tobelo, Halmahera Utara, 97762
Keywords: Gosong Maluku, konservasi, masyarakat, kearifan lokal

Abstract

Desa Simau, Kecamatan Galela merupakan salah satu tempat yang menjadi habitat bertelur Gosong Maluku (Eulipoa wallacei) atau dalam bahasa lokal disebut Mamoa yang terbesar di Maluku Utara. Burung ini merupakan salah satu jenis endemik wilayah Maluku dan Maluku Utara dan telah dilindungi oleh peraturan perundang-undangan. Ancaman terbesar terhadap burung ini adalah pengambilan telur oleh masyarakat untuk diperdagangkan. Upaya konservasi terhadap burung Gosong Maluku ini telah dilakukan oleh masyarakat Desa Simau dengan cara-cara yang tradisional sebagai bentuk kesadaran terhadap pentingnya habitat dan satwa endemik ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mendokumentasikan teknik konservasi terhadap burung Gosong Maluku (Eulipoa wallacei) yang dilakukan oleh masyarakat Desa Simau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan wawancara, observasi lapangan dan dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bentuk – bentuk konservasi berbasis masyarakat terhadap satwa burung Gosong Maluku (Eulipoa wallacei) meliputi pengetahuan lokal teknik pengambilan telur yang memperhatikan prinsip kelestarian, teknik konservasi in situ yaitu cara pengeraman telur berdasarkan pengetahuan lokal masyarakat dengan tahapan penggalian lubang telur, penanaman telur, dan penimbunan telur. Konsep konservasi terhadap burung Gosong Maluku ini masih dipraktekkan sampai sekarang oleh masyarakat dan dapat dijadikan sebagai model atau contoh konservasi berbasis masyarakat lokal.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Andrew P. 1992. The Bird of Indonesia. A Chicklist (Peters sequence). Kukila checklist no 1. Indonesia Ornithology Jakarta.

Coates BJ, KD Bishop. 2000. Panduan Lapangan Burung-Burung di Kawasan Wallace. Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara. BirdLife Internasional-Indonesia Bogor.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Yang Dilindungi

Nur Sjafani, 2006. Kajian Perkembangbiakan Burung Mamoa (Eulipoa wallacei) di Kecamatan Galela Kabupaten Halmahera Utara. Tesis. Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Published
2018-10-01
How to Cite
Kondo Lembang, R., Sunarno, S., Tutupary, O., Toisutta, B., & Sadjab, B. (2018). KONSERVASI BURUNG GOSONG MALUKU (Eulipoa wallacei) BERBASIS MASYARAKAT DI DESA SIMAU, KECAMATAN GALELA. JURNAL HUTAN PULAU-PULAU KECIL, 2(2), 195-200. Retrieved from https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/jhppk/article/view/1139
Section
Articles