PENTINGNYA PEMANTAUAN KESEHATAN HUTAN DALAM PENGELOLAAN HUTAN KEMASYARAKATAN
Abstract
Community forestry is a social forestry scheme in state forests. Hkm empowers communities around the forest area to increase the ability and independence of the local community. Forest health monitoring is still rarely applied in the management of HKm. Forest health monitoring results can be a reference in making the right decisions in managing HKm so that the results obtained can be optimal. This study aims to determine the results of forest health monitoring in Beringin Jaya HKm managed by KTH Lestari Jaya 8. The research was conducted using the Forest Health Monitoring (FHM) method. Forest health monitoring results show that there are 6 cluster plots with the final value of forest health status in cluster 1 (2.53) bad category, plot 2 (8.98) good category, plot 3 (6.31) moderate category, plot cluster 4 (10.51) category is good, cluster plot 5 (10.74) category is good and cluster plot 6 (8.98) category is good. Thus the results of forest health monitoring obtained by KTH Lestari Jaya 8 with an average final value of forest health status is moderate
Downloads
References
Abimanyu, B., Rahmat, S., dan Wahyu, H. 2019. Analisis kerusakan pohon di hutan kota stadion Kota Metro Provinsi Lampung. Jurnal Hutan Pulau-Pulau Kecil. 3 (1): 1-12.
Asriyanti, Wardah dan Imasari. 2015. Pengaruh berbagai intensitas naungan terhadap pertumbuhan semai eboni (diospyros celebica bakh.). Jurnal WartaRimba. 3 (2): 103-110.
Hardjana, K. H. 2013. Model hubungan tinggi dan diameter tajuk dengan diameter setinggi dada pada tegakan tengkawang tungkul putih. Jurnal Penelitian Dipterokarpa. 7(1): 7-18.
Kadarwati, F. T. 2016. Evaluasi kesuburan tanah untuk pertanaman tebu di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Jurnal Littri. 22 (2): 53-62.
Kaskoyo, H., Mohammed, A. J., dan Inoue, M. 2014. Present state of community forestry (hutan kemasyarakatan/ hkm) program in forest and its challenges: Case study in Lampung Province, Indonesia. Journal of Forest Science. 30 (1): 15-29.
Kaya, Elizabeth. 2014. Pengaruh pupuk organik dan pupuk npk terhadap pH dan K-tersedia tanah serta serapan-K, pertumbuhan, dan hasil padi sawah (Oryza sativa l). Jurnal Buana Sains. 14 (2): 113-112.
Mangold R. 1997. Forest Health Monitoring: Field Methods Guide. USDA Forest Service, USA. 197p.
Nuhamara, S. T. dan Kasno. 2001. Present Status of Crown Indicators. Di dalam: Forest Health Monitoring to Monitor The Sustainability of Indonesian Tropical Rain Forest. Volume I. Japan: ITTO dan Bogor: SEAMEO-BIOTROP. 124p.
Peraturan Menteri Kehutanan P.67/Menhut-II/2006 tentang Kriteria dan Standar Inventarisasi Hutan. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No P.83/MENLHK/2016 tentang Perhutanan Sosial.
Putra, E.I. 2004. Pengembangan Metode Penilaian Kesehatan Hutan Alam Produksi. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 63 hlm.
Putra, E.I., Supriyanto., dan Purnomo, H. 2010. Metode Penilaian Kesehatan Hutan Alam Produksi Berbasis Indikator Ekologis. Prosiding seminar nasional Kontribusi Litbang dalam Peningkatan Produktivitas dan Kelestarian Hutan. Bogor: Pusat Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan. Badan Penelitian dan Pengembangan Hutan, Kementerian Kehutanan. 89-94.
Putri, O. H., Sri, R.. U. dan Syahrul, K. 2019. Sifat kimia tanah pada berbagai penggunaan lahan di ub forest. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan.6 (1): 1075-1081.
Riyanto, H. D. 2009. Penjarangan selektik dalam upaya peningkatan riap diameter hutan rakyat sengon. Jurnal Tekno Tanaman2(3): 115-120.
Sadono, Ronggo. 2012. Penentuan indeks kepadatan tegakan sengon di hutan rakyat. Jurnal Ilmu Kehutanan. 6 (1): 53-60.
Safe’i, R. 2015. Kajian Kesehatan hutan dalam Pengelolaan Hutan Rakyat di Provinsi Lampung. disertasi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. p.101.
Safe’i, R., Christine, W., dan Hari, K. 2019. Penilaian kesehatan hutan pada berbagai tipe hutan di Provinsi Lampung. Jurnal Sylva Lestari. 7 (1): 95-109.
Safe’i, R., dan Tsani, K. M. 2017. Penyuluhan program kesehatan hutan rakyat di desa tanjung kerta kecamatan kedondong kabupaten pesawaran. Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat. 1(1): 1-3.
Safe’i, R., Harjanto, Supriyanto, dan Sundawati, L. 2015. Pengembangan metode penilaian kesehatan hutan rakyat sengon. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman.12 (3): 175-187.
Safe’i, R., Indra, G. F., dan Lina N. A. 2018. Pengaruh keberadaan gapoktan terhadap pendapatanpetani dan perubahan tutupan lahan di Hkm. Jurnal Ilmu-ilmu Sosial dan Humaniora. 20 (2): 109-114.
Soerianegara, I. dan A. Indrawan. 2005. Ekologi Hutan Indonesia. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Supriyanto, Soekotjo, Justianto A.2001. Assessment of production indicator in forest health monitoring to monitor the sustainability of indonesian tropical rain forest. FHM Technical Report No. 13: Forest Health Monitoring to Monitor the Sustainability of Indonesian Tropical Rain Forest. Vol 2. 43-49.
United States Development Agency-Forest Service (USDA-FS). 1999. Forest Health Monitoring: Field Methods Guide (International 1999). DA Forest Service Research Triangle Park. AshevilleNC (US).
Winarni, S., Yuwono, S. B., dan Herwanti, S. 2016. Struktur pendapatan, tingkat kesejahteraan dan faktor produksi agroforestri kopi pada kesatuan pengelolaan hutan lindung batutegi (studi digabungan kelompok tani karya tani mandiri). Jurnal Sylva Lestari. 4(1):1-10.
Wulandari, C. 2015. Studi persepsi masyarakat tentang pengelolaan landscape agroforestri di sekitar sub das way besai provinsi lampung. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 15(3):137-148.