EVALUASI KINERJA PENYULUH KEHUTANAN DALAM PENDAMPINGAN KELOMPOK TANI PERHUTANAN SOSIAL DI KPHL BUKIT DAUN, BENGKULU

Hefri Oktoyoki; Siswahyono Siswahyono; Muhammad Krisna Fachreza

doi:10.30598/jhppk.v9i1.20529

Hefri Oktoyoki Department of Forestry, Faculty of Agriculture, University of Bengkulu Faculty Administrative Building, W.R. Supratman Street, Kandang Limun, Bengkulu 38371 Bengkulu Province, Indonesia
Siswahyono Siswahyono Department of Forestry, Faculty of Agriculture, University of Bengkulu Faculty Administrative Building, W.R. Supratman Street, Kandang Limun, Bengkulu 38371 Bengkulu Province, Indonesia
Muhammad Krisna Fachreza Department of Forestry, Faculty of Agriculture, University of Bengkulu Faculty Administrative Building, W.R. Supratman Street, Kandang Limun, Bengkulu 38371 Bengkulu Province, Indonesia

DOI: https://doi.org/10.30598/jhppk.v9i1.20529

Keywords: Kinerja penyuluh, Perhutanan sosial,, KPHL Bukit Daun, Community-based forest management, Penyuluhan kehutanan

Abstract

Ketimpangan akses terhadap kawasan hutan mendorong lahirnya program Perhutanan Sosial (PS) di Indonesia sebagai upaya legalisasi dan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan hutan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kinerja penyuluh kehutanan dalam mendampingi kelompok tani hutan di wilayah kerja KPHL Bukit Daun, Provinsi Bengkulu. Menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif, penelitian melibatkan seluruh penyuluh resmi yang terdaftar melalui metode sensus total (n=16). Instrumen penilaian mengacu pada indikator kinerja Balai PSKL Wilayah Sumatera yang mencakup aspek sosialisasi, penyusunan dokumen perencanaan, pelaporan, penguatan kelembagaan, serta pemanfaatan sistem informasi GoKUPS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas penyuluh memiliki kinerja dalam kategori "cukup baik" (72,66 poin), sementara hanya tujuh orang berada dalam kategori "baik". Nilai tertinggi diperoleh pada aspek administratif kelembagaan, sedangkan nilai terendah terdapat pada aspek pengembangan produk dan literasi digital. Karakteristik penyuluh dengan kinerja tinggi umumnya memiliki pendidikan S1, pengalaman kerja di atas 10 tahun, dan frekuensi pelatihan lebih dari tiga kali. Penelitian ini menegaskan pentingnya revitalisasi sistem penyuluhan kehutanan melalui pelatihan berbasis digital, penguatan kapasitas ekonomi lokal, dan integrasi lintas sektor. Temuan ini berkontribusi pada penguatan praktik Community-Based Forest Management (CBFM) di Indonesia dengan menyoroti peran penyuluh sebagai agen perubahan dalam mewujudkan keberlanjutan program perhutanan sosial.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Andersson, K. & Agrawal, A. 2011. Inequalities, institutions, and forest commons. Global Environmental Change. Vol 21(3),pp: 866–875.

Bappeda. 2021. Laporan Capaian Perhutanan Sosial Provinsi Bengkulu. Bengkulu: Bappeda Provinsi Bengkulu.

Baynes, J., Herbohn, J., Smith, C., Fisher, R. & Bray, D. 2015. Key factors which influence the success of community forestry in developing countries. Global Environmental Change. Vol 35(3),pp: 226–238.

Becker, G.S. 1994. Human Capital: A Theoretical and Empirical Analysis, with Special Reference to Education. Edisi 3. Chicago: University of Chicago Press.

Cartlidge, J., Boleh, A. & Juga, C. 2012. Crossing Boundaries: Using Fact and Fiction in Adult Learning. The Journal of Artistic and Creative Education. Vol 6(1),pp: 94–111.

Charnley, S. & Poe, M.R. 2007. Community forestry in theory and practice: Where are we now? Annual Review of Anthropology. Vol 36(1),pp: 301–336.

Cronkleton, P., Evans, K. & Larson, A.M. 2017. Formalization of community forest tenure: Conditions and pathways to successful outcomes. Journal of Sustainable Forestry. Vol 36(5),pp: 435–453.

Damayanti, E., Wulandari, C. & Darusman, D. 2019. Efektivitas Penyuluhan Kehutanan dalam Mendukung Perhutanan Sosial di Lampung. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan. Vol 16(2),pp: 97–110.

Fachreza, M.K. 2025. Analisis Kinerja Penyuluh Kehutanan dalam Pendampingan Perhutanan Sosial: Studi Kasus pada Penyuluh KPHL Bukit Daun. Skripsi. Bengkulu: Universitas Bengkulu.

Fatimah, A., Ramadhan, A., & Wibowo, A. (2023). Kompetensi penyuluh dalam penguatan kelembagaan petani hutan di Sumatera Selatan. Jurnal Penyuluhan Kehutanan, Vol 21(1),pp: 55–67.

Fatimah, I., Wulandari, C. & Hardjanto, M. 2023. Community capacity and the role of forest extension agents in Social Forestry Program in Sumatera. Forest and Society. Vol 7(1),pp: 1–13.

Gnych, S., Leonard, S., Fitzherbert, E., Pin Koh, L. & Pramova, E. 2020. Commodity supply chains, forests and climate change: A systematic review of corporate initiatives and their impacts. Climate Policy. Vol 20(5),pp: 584–602.

Iskandar, H., Haris, S., Sembiring, S. & Wibowo, S.A. 2013. Modul Pelatihan Penyuluh Perhutanan Sosial. Jakarta: Direktorat Penyuluhan Kehutanan, Kementerian Kehutanan RI.

Larson, A.M. & Pulhin, J.M. 2012. Enhancing forest tenure reforms through more responsive regulations. Conservation and Society. Vol 10(2),pp: 103–113.

Leilani, R. & Jahi, A. 2006. Evaluasi kinerja penyuluh pertanian dalam pemberdayaan petani. Jurnal Penyuluhan. Vol 2(2),pp: 93–102.

Lecoutere, E. 2017. Information and communication technologies for development: From the 'access' to the 'usage' problem. The European Journal of Development Research. Vol 29(3),pp: 707–722.

Lund, J.F., Sungusia, E., Mabele, M.B. & Scheba, A. 2018. Promising change, delivering continuity: REDD+ as conservation fad. World Development. Vol 107(2).pp: 1–10.

Maryudi, A., Devkota, R.R. & Schusser, C. 2020. Forest tenure reforms in Indonesia: When customary forests meet state control. Jounal Forest Policy and Economics. 111: 102075.

Mukul, S.A., Rashid, A.Z.M.M. & Khan, N.A. 2017. Forest governance in Bangladesh: Policies, practices and challenges. Forests. Vol 8(8),pp: 183.

Nugroho, R. A., Suryanto, D., & Priyono, A. (2020). Peran pelatihan dan kapasitas SDM dalam efektivitas pendampingan program perhutanan sosial. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan. Vol 17(2),pp: 143–157.

Nurfatriani, F., Darusman, D., Komarudin, H., Wulandari, C., Nugroho, D.A. & Imanda, M. 2015. Analisis kelembagaan perhutanan sosial dan kebutuhan penyuluhan kehutanan. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan. Vol 12(1),pp: 1–17.

Ojha, H.R., Ford, R., Keenan, R.J., Race, D., Vega, D.C., Baral, H. & Sapkota, P. 2016. Delocalizing communities: Changing forms of community engagement in natural resources governance. World Development. Vol 87(1),pp: 274–290.

Pandoyo, R., Nugroho, B., Widiastuti, I. & Harahap, A. 2013. Evaluasi Kelembagaan dan Kinerja Penyuluhan Kehutanan. Jakarta: Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kehutanan.

Pham, T.T., Moeliono, M., Brockhaus, M., Le, N.D. & Katila, P. 2016. How are REDD+ proponents addressing tenure problems? Evidence from Brazil, Cameroon, Tanzania, and Vietnam. World Development. Vol 89(2),pp: 214–226.

Suharyadi, S. & Nurrochmat, D.R. 2020. Evaluating forest extension effectiveness in supporting Indonesia’s social forestry program. Forest and Society. Vol 4(2),pp: 312–329.

Wittemyer, G., Elsen, P., Bean, W.T., Burton, A.C.O. & Brashares, J.S. 2008. Accelerated human population growth at protected area edges. Science. 321(5885): 123–126.

Wulandari, C. & Inoue, M. 2018. The importance of social learning for the development of community based forest management in Indonesia. Forest Policy and Economics. Vol 96(1),pp: 100–112.