AN EXAMINATION OF TRADITIONAL CUSTOMS IN MINANGKABAU LEADERSHIP TRADITION: CONTINUITY AND CHANGES IN THE MODERN ERA
Abstract
Tradisi kepemimpinan di masyarakat Minangkabau telah lama dikenal memiliki ciri khas yang kuat, yang didasarkan pada sistem matrilineal dan kearifan lokal yang dikenal sebagai adat. Artikel ini bertujuan untuk menyelidiki peran yang dimainkan oleh adat dalam konteks tradisi kepemimpinan Minangkabau, serta menganalisis bagaimana peran tersebut telah mengalami perubahan dan kontinuitas di era modern. Metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini adalah pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan analisis dokumen. Dengan merujuk pada literatur etnografi dan sumber-sumber historis, penelitian ini mengidentifikasi peran adat dalam pemilihan, pelantikan, dan pelaksanaan kepemimpinan tradisional di Minangkabau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adat memiliki peran sentral dalam tradisi kepemimpinan Minangkabau, berperan sebagai pedoman moral, etika, dan norma yang mengatur perilaku para pemimpin. Namun, dalam era modern yang diwarnai oleh globalisasi, urbanisasi, dan dinamika sosial ekonomi, peran adat telah mengalami perubahan signifikan. Terjadi adaptasi dan reinterpretasi adat untuk mengakomodasi tuntutan dan tantangan kontemporer, sementara tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional yang mendasar. Artikel ini juga menyoroti bagaimana hubungan antara adat dan institusi modern, seperti pemerintah daerah dan organisasi masyarakat, telah membentuk dinamika baru dalam tradisi kepemimpinan. Integrasi unsur-unsur adat dalam kebijakan dan praktik modern menghasilkan kerangka kerja unik yang mencoba menjaga keseimbangan antara warisan budaya dan tuntutan perkembangan. Kesimpulannya, peran adat dalam tradisi kepemimpinan Minangkabau tetap relevan meskipun telah mengalami perubahan dalam era modern. Kontinuitas dan perubahan ini mencerminkan dinamika kompleks antara warisan budaya dan tuntutan zaman. Artikel ini berkontribusi pada pemahaman tentang transformasi tradisi kepemimpinan di masyarakat yang menghargai adat dan menghadapi perubahan global secara bersamaan.
Downloads
References
Afdhal, A., Manuputty, F., & Ramdhan, R. M. (2022). Pendidikan Developmentalisme Moh. Sjafei: Membangun Konsep Pendidikan Berkebudayaan di INS Kayutanam (1928-1969). Jurnal Mahasiswa BK An-Nur: Berbeda, Bermakna, Mulia, 8(3), 130–139.
Agustar, A. (2022). Otoritas Ninik Mamak Sebagai Syarat Perkawinan Di Desa Pangkalan Baru. Jurnal Ilmiah Ahwal Syakhshiyyah (JAS), 4(1), 25–42.
Armiati, A., Effendi, Z. M., & Efi, A. (2019). Internalizing the value of Minangkabau culture in economic learning. 2nd Padang International Conference on Education, Economics, Business and Accounting (PICEEBA-2 2018), 776–783.
Asmaniar, A. (2018). Perkawinan Adat Minangkabau. Binamulia Hukum, 7(2), 131–140.
bin Haron, M. S., & Hanifuddin, I. (2018). Harta dalam konsepsi adat Minangkabau. JURIS (Jurnal Ilmiah Syariah), 11(1), 1–13.
Citrawan, F. A. (2021). Konsep Kepemilikan Tanah Ulayat Masyarakat Adat Minangkabau. Jurnal Hukum & Pembangunan, 50(3), 586–602.
Creswell, J. W., & Poth, C. N. (2016). Qualitative inquiry and research design: Choosing among five approaches. Sage publications.
Franzia, E., Piliang, Y. A., & Saidi, A. I. (2015). Manifestation of Minangkabau cultural identity through public engagement in virtual community. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 184, 56–62.
Gunawan, A., Edison, F. M., Mugnisjah, W. Q., & Utami, F. N. H. (2019). Indonesian cultural landscape diversity: culture-based landscape elements of Minangkabau traditional settlement. International Journal of Conservation Science, 10(4).
Handayani, M., & Pinasti, V. I. S. (2018). Pergeseran Peran Ninik Mamak Pada Masyarakat Minangkabau Dalam Era Modernisasi (Studi kasus di Nagari Kamang Hilia, Kecamatan Kamang Magek, Agam, Sumatera Barat). E-Societas, 7(7).
Hayati, F. W., Rahmi, A., Iswantir, M., & Jasmienti, J. (2023). Peran Ninik Mamak Dalam Membimbing Perilaku Remaja Putus Sekolah di Jorong Durian Kamang Mudiak Kecamatan Kamang Magek. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 5(2), 4489–4496.
Irman, I., Silvianetri, S., Hardi, E., Jumiarti, D., & Yulvianti, Y. (2022). Ninik Mamak Pattern in Resolving Marriage Problems and Implications for Cultural Counseling. BIC 2021: Proceedings of the 6th Batusangkar International Conference, BIC 2021, 11-12 October, 2021, Batusangkar-West Sumatra, Indonesia, 172.
Mardatillah, A. (2020). The enterprise culture heritage of Minangkabau cuisine, West Sumatra of Indonesia as a source of sustainable competitive advantage. Journal of Ethnic Foods, 7(1), 34.
Munir, M. (2018). Nilai-Nilai Pendidikan dalam Petatah Petitih Adat Minangkabau (Alternatif Membangun Pendidikan Berkarakter). ALHURRIYAH: Jurnal Hukum Islam, 14(1), 95–104.
Nasfi, N., & Ariani, D. (2020). Komunikasi Persuasif Pemerintah Nagari Sungai Pua Kepada Ninik Mamak Untuk Mencapai Pembangunan Sosial dan Ekonomi. JUSIE (Jurnal Sosial Dan Ilmu Ekonomi), 5(01), 122–135.
Natsir, M. H. D., & Hufad, A. (2019). The Function of Surau in Minangkabau Culture. 2nd International Conference on Educational Sciences (ICES 2018), 122–125.
Nuriz, U. C., & Sukirno, S. W. A. (2017). Penerapan hukum adat Minang Kabau dalam pembagian warisan atas tanah (studi di: Suku Chaniago di jorong ketinggian Kenagarian Guguak viii Koto, Kecamatan Guguak, Kabupaten Lima Puluh kota, ibu kota Sarilamak). Diponegoro Law Journal, 6(1), 1–13.
Nurmufida, M., Wangrimen, G. H., Reinalta, R., & Leonardi, K. (2017). Rendang: the treasure of minangkabau. Journal of Ethnic Foods, 4(4), 232–235.
Pardede, E. Y. R., & Simanjuntak, M. (2022). Penguatan Pemasaran Digital UMKM Menggunakan Metode Design Thinking (Studi Kasus: UMKM Keripik Cap Rumah Adat Minang, UD Rezeki Baru). Jurnal Studi Manajemen Dan Bisnis, 9(2), 119–133.
Purnama, G., Putra, E. V., & Fitriani, E. (2021). Peran Ninik Mamak dalam Pilkada. Culture & Society: Journal Of Anthropological Research, 3(2), 136–144.
Röttger-Rössler, B., Scheidecker, G., Jung, S., & Holodynski, M. (2013). Socializing emotions in childhood: A cross-cultural comparison between the Bara in Madagascar and the Minangkabau in Indonesia. Mind, Culture, and Activity, 20(3), 260–287.
Sahrul, S., & Daulai, A. F. (2019). Kearifan Lokal Dalihan Na Tolu, Ninik Mamak Dan Kerapatan Adat Nagari Dalam Menjaga Kerukunan Antarumat Beragama Di Sumatera Barat Dan Sumatera Utara. MIQOT: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 43(2), 300–323.
Stark, A. (2013). The matrilineal system of the Minangkabau and its persistence throughout history: A structural perspective. Southeast Asia: A Multidisciplinary Journal, 13(1), 1–13.
Umar, M. C., & Riza, Y. (2022). Peran Ninik Mamak, Mamak dan Kamanakan di Minangkabau. Jurnal Budaya Nusantara, 5(3), 174–180.
Vaniola, O., & Fatmawati, F. (2022). Komunikasi Opinion Leader pada Perkawinan Satu Suku Adat Minangkabau di Nagari Harau. Journal of Intercultural Communication and Society, 1(01), 66–78.
Wiryomartono, B., & Wiryomartono, B. (2014). Ninik Mamak: Motherhood, Hegemony and Home in West Sumatra, Indonesia. Perspectives on Traditional Settlements and Communities: Home, Form and Culture in Indonesia, 113–131.
Yolandri, F. (2023). Peran Ninik Mamak Dalam Pelaksanaan Perkawinan di Nagari Simpang Lama Inderapura Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan.
Copyright (c) 2023 Afdhal
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.