Aplikasi Direct Principal Component Analysis untuk Analisis Sebaran Deposit Nikel Laterit di Kabupaten Seram Bagian Barat-Provinsi Maluku
Abstract
Pemetaan mineral alterasi hidrotermal dengan metode penginderaan jauh pada daerah bervegetasi seringkali mendapat gangguan dalam mendeteksi keberadaan endapan mineral, hal ini dikarenakan adanya kemiripan kurva spectral vegetasi dengan kelompok mineral pada citra, yang berakibat kurang akurasi pemetaan. Dari penelitian ini Kerapatan vegetasi yang didapatkan melalui citra satelit pada wilayah penelitian memiliki indeks antara 0,09 – 0,70. Berdasarkan rentan nilai tersebut kondisi kerapatan vegetasi dibagi menjadi tiga kelas yaitu, rendah (< 0,30), sedang (0,30 – 0,60) dan tinggi (> 0,60). menggunakan defoliant technique yaitu metode yang digunakan untuk meningkatkan respon spektral dari mineral permukaan yang didasarkan pada reflektansi (pantulan cahaya) respon spektral mineral dengan vegetasi. Untuk mineral hematite dan goethite digunakan rasio saluran 1:2 dan 4:3 di mana respon spektral masing-masing mineral pada panjang gelombang 0,4 – 2,5 µm Hasilnya diperoleh bahwa indikasi kehadiran deposit nikel laterit berasosiasi variable fisik sebagai berikut: batuan induk berupa batuan Ultramafik dan Kompleks Taunusa (batuan metamorf), kerapatan vegetasi rendah (NDVI < 0,3), Untuk memperoleh akurasi ekstraksi area sampel (training area) sebagai acuan piksel yang mengandung mineral permukaan. Ketiga, klasifikasi terbimbing (supervised classification) citra hasil olahan, sehingga dapat diperoleh peta zona mineral permukaan.
Downloads
References
Abrams, M. and Hook, S., 2002, ASTER User Handbook Version 2, NASA Jet Propulsion Laboratory, Pasadena., p13-14.
Ahadjie, J., 2003. Spatial Data Integration for Classification of Stream Sediment Geochemical Anomalies in Masbate Island, the Philippines. International Institute for Geo-Information Science and Earth Observation : Enschede, The Netherlands, p160.
Ahmad, W., 2005. Laterite : Fundamental of Chemistry, Mineralogy, Weathering Processes and Laterit Information. PT. International Nickel Indonesia : Sorowako, South Sulawesi.
Ahmad, W., 2006. Laterit : Mine Geology at PT. International Nickel Indonesia. PT. International Nickel Indonesia :Sorowako, South Sulawesi
Alam, P., 2008., Aplikasi Penginderaan Jauh dalam Pemetaan Sebaran Potensi Deposit Nikel Laterite Di Kab. Seram Bagian Barat, Sulawesi Selatan, Departemen Geografi, Universitas Indonesia. Skripsi tidak dipublikasikan.
ASTER Science Team, 2001, ASTER User’s Guide, Earth Remote Sensing Data
ASTER DEM (Digital Elevation Model) http://www.gdem.aster.ersdac.or.jp/
Arifin,M.Widodo,& Anshariah (2015). Karakteristik Endapan Nikel Laterit Pada Blok X PT.BIntang Delapan Mineral Kecamatan Bahodopi Kabupaten Marowali Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Geomine 1(1),37-45. https://doi.org/10.33536/jg.vlil.7
Carranza, E.J.M., and Hale, M. 2000. Geologically Constrained Probabilistic Mapping of Gold Potential, Baguio District, Philippines. Delft, The Netherland: International Institute for Aerospace Survey and Earth Sciences. Applied Earth Science Vol 111, issue 2 pB100 6p. https://doi.org/10.1023/A:1010147818806
Carranza. E. J. M., and Hale. M., 2002. Mineral Imaging with Landsat TM Data for Hydrothermal Alteration Mapping in Heavily Vegetated Terrane. International Journal of Remote Sensing : London vol 23 p4827-4852, 26p.
Danoedoro,P. (2012). Pengantar Penginderaan Jauh Digital. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Dasuka Paras Yenny,dkk. (2016). Analisis sebaran jenis vegetasi hutan alami menggunakan sistem penginderaan jauh. Jurnal Geodesi Undip 5(2). https://doi.org/10.14710/jgundip.2016.11493
Elias, M. 2002. Nickel Laterite Deposits – Geological Overview, Resources and Exploitation. CSA Australia : Australia p24.
Elly, E. 2014. Integrasi SIG (Sistem Informasi Geografis) dan Citra ASTER untuk Analisis Sebaran Deposit Nikel Laterit (Studi Kasus pada Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku). Tesis. S2 Magister Geologi Pertambangan UGM.
Klopmaker,J.,O.,Hoek, G.,Bloemsma, L.D., Gehring, U., Strak,M., Wijga, A.H., & Jansesen , N.A. (2018). Green space definition affects associations of green space with overweight and physical activity. Enviromental research, 160, 531-540. https://doi.org/10.1016/j.envres.2017.10.027
Kose,S. (2010). Hydrometallurgical Processing of Lateritical Nickel Ores.Master Thesis,Middle East Techincal University.
Kyle,J. (2010). Nickel Laterite Processing Technologies-Where To Next? In ALTA 2010 Nickel/Cobalt/Copper Conference, 24-27 May,Perth,Western Australia.
Laporan Survey Dasar Logam Dan Non Logam didaerah Kecamatan Huamual Belakang dan Kecamatan Kairatu 2008. oleh Dinas Pertambangan Dan Energi Propinsi Maluku
Lillesand, M.T. Kiefer, R.W., and Chipman, W.J. 2004. Remote Sensing and Image Interpretation (Fifth Edition), John Wiley, New York.
Mulyana, A. K. 2006. Model Aplikasi Remote Sensing dan Sistem Informasi Geografis, Wilayah Delta Berau Kalimantan Timur : Pengaruh Statistics Enchancement Terhadap Akurasi Klasifikasi Tutupan Lahan dari Band VNIR Citra ASTER, Badan Koordinasi Survey Dan Pemataan Nasional, Cibinong.
Murai, S., 1993. Remote sensing Note., Japan Assosiation on Remote Sensing (JARS) IIS., University of Tokyo, Tokyo, Japan
Prijono, A., 1977. Potential of the lateritic-nickel deposit in Indonesia and their succesesfull development much depends on the rights proccesing method on the Indonesian minning industry, it’s present and future. The Indonesian Minning Assosiation. Jakarta 184-250 p.
Patria,A., Hall,R. (2018). Oblique Intraplate convergence of the Seram Trough, Indonesia. Bulletin of the Marine Geology, 33, 41-58.
Puspita R., Ninasafitri, & Ente, M.R., (2022). Karakteristik batuan Nikel Laterit Pada Daerah Siuna Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Jurnal Geocelebes 6(1), 93-107. http://journal.unhas.ac.id/index.php/geocelebes.
Rajesh, H.M., 2004. Aplication of Remote Sensing and GIS in Mineral Resource Mapping – an Overview. Australia: University of Quensland.
Raines, G.L, and Canney, F.C, 1998. Remote Sensing in Geology. New York: John Wiley & Sons
Rojas, S.A, 2003. Prediction Mapping af Massive Sulphide Potensial in Western Part of the Escamby Terrain, Cuba. Enschede, Netherland: International Institute for Geo-Information Science and Earth Observation.
Rokhmatuloh, 2007. Bahan Ajar Aplikasi Sistem Informasi Geografis 2: Aplikasi Penginderaan Jauh untuk Geologi/Mineral dan Pemetaan Vegetasi. Departemen Geografi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia.
Sutanto. (1986). Penginderaan Jauh Untuk Penggunaan Lahan. Yogyakarta: Puspics.Fakultas Geografi Bakosurtand Universitas Gajah Mada.
Tjokro Sapoetro,S, Buhitrisna,T.(1982). Geology and Tectonics of The Northern Banda Arc. Buletin of the Indonesian Geological Research and Develompment Center, 6, 1-17.
Tjokro Sapoetro,S., Achdan. A., Suwitodiradjo,S.,Rusmana, E., Abidin, G.Z. ( 1993). Pemetaan Geologi Lembar Masohi Skala 1 : 250.000. Pusat Penyelidikan dan Pengembangan Geologi,Bandung.
Wibowo,L.A., Sholichin, M., Rispiningtati, & Asmaranto,R. (2013). Penggunaan Citra ASTER dalam Identifikasi Peruntukan Lahan Pada Sub DAS Lesti (Kabupaten Malang).Jurnal Teknik Pengairan , 39 - 46. https://jurnalpengairan.ub.ac.id






1.png)
