KUALITAS FISIK LIMBAH TAUGE KACANG HIJAU YANG DIFERMENTASI EFFECTIVE MICROORGANISM-4 DENGAN LEVEL BERBEDA
PHYSICAL QUALITY OF MUNG BEAN SPROUT WASTE FERMENTED BY EFFECTIVE MICROORGANISM-4 WITH DIFFERENT LEVELS
Abstract
Pemanfaatan limbah tauge kacang hijau baik digunakan sebagai bahan pakan alternatif untuk ternak, namun karena mengandung serat kasar cukup tinggi dan daya simpan tidak dapat bertahan lama maka proses fermentasi perlu dilakukan untuk mengawetkan dan memperbaiki nilai nutrisi bahan pakan sehingga dapat dimanfaatkan di masa yang akan datang. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh effective microorganism-4 (EM-4) sebagai starter pada fermentasi limbah tauge kacang hijau dan mengetahui level optimal EM-4 pada proses fermentasi terhadap kualitas fisik (warna, aroma, tekstur dan pH) limbah tauge kacang hijau. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan yaitu P0 = Limbah Tauge + 0 ml EM-4 + 0 ml molases, P1 = Limbah Tauge + 2 ml EM-4 + 2 ml molases, P2 = Limbah Tauge + 4 ml EM-4 + 4 ml molases, dan P3 = Limbah Tauge + 6 ml EM-4 + 6 ml molases dan masing-masing perlakuan memiliki 5 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan penambahan EM-4 pada fermentasi limbah tauge kacang hijau berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kualitas fisik aroma, tekstur dan pH. Level pemberian EM-4 sebesar 6 ml (P3) menghasilkan fermentasi optimal terhadap kualitas fisik warna (2,95), aroma (3,75), tekstur (2,35) dan pH (6,52).
ABSTRACT
Mung bean sprout waste is good for use as an alternative feed for livestock. Still, because it contains quite high crude fiber and the shelf life cannot last long, the fermentation process needs to be carried out to preserve and improve the nutritional value of the feed material so that it can be used in the future. The purpose of the study was to determine the effect of effective microorganism-4 (EM-4) as a starter in the fermentation of mung bean sprout waste and to determine the optimal level of EM-4 in the fermentation process on the physical quality (color, aroma, texture, and pH) of mung bean sprout waste. The study used a Completely Randomized Design (CRD) with four treatments, namely P0 = Bean Sprouts Waste + 0 ml EM-4 + 0 ml molasses, P1 = Bean Sprouts Waste + 2 ml EM-4 + 2 ml molasses, P2 = Bean Sprouts Waste + 4 ml EM-4 + 4 ml molasses, and P3 = Bean Sprouts Waste + 6 ml EM-4 + 6 ml molasses and each treatment had 5 replications. The study results showed that the addition of EM-4 to the fermentation of mung bean waste had a significant effect (P<0.05) on the physical quality of aroma, texture, and pH. The level of EM-4 administration of 6 ml (P3) resulted in optimal fermentation on the physical quality of color (2.95), aroma (3.75), texture (2.35), and pH (6.52).
Downloads
References
Abrar, A., & Fariani, A. (2019). Pengaruh proporsi bagian tanaman terhadap kualitas fisik silase rumput gajah (Pennisetum purpureum). Jurnal Peternakan Sriwijaya, 8(1), 21–27. https://doi.org/10.33230/JPS.8.1.2019.9379
Aglazziyah, H., Ayuningsih, B., & Khairani, L. (2020). Pengaruh penggunaan dedak fermentasi terhadap kualitas fisik dan pH silase rumput gajah (Pennisetum purpureum). Jurnal Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Ternak, 2(3), 156–166. https://doi.org/10.24198/jnttip.v2i3.30290.
Alwi, W., Hadrawi, J., Nur, K., & Fitriastuti, R. (2022). Kualitas fisik dedak fermentasi dengan penambahan EM4 dan lama penyimpanan berbeda. Buletin Peternakan Tropis, 3(1), 68–74. https://doi.org/10.31186/bpt.3.1.68-74.
Astuti, S. D., Andarwulan, N., Fardiaz, D., & Purnomo, E. H. (2017). Karakteristik tepung talas varietas bentul dan satoimo hasil fermentasi terkendali dengan inokulum komersial. Jurnal Teknologi & Industri Pangan, 28(2), 180–193. https://doi.org/10.6066/jtip.2017.28.2.180.
[BPS] Badan Pusat Statistik. (2016). Produktivitas kacang hijau menurut provinsi. Diakses pada 23 September 2023 dari https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MjMjMg==/produksi-tanaman-pangan.html
Briliantono, E. (2017). Produk pangan organik kian diminati bisnis. Diakses pada 26 September 2023 dari http://www.Bisnis.com/pls/portal30/url/page/home_page
Dzulhidayat, D. (2022). Karakteristik silase rumput gajah (Pennisetum purpureum) menggunakan inokulan bakteri asam laktat dari cairan rumen. Disertasi. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Farida, Y., & Sasongko, H. (2018). Utilization of local plant as fermented feed and supplements for livestock in Sendang Village, Wonogiri District. Agrokreatif: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat, 4(1), 61-67. https://doi.org/10.29244/agrokreatif.4.1.61-67.
Has, H., Indi, A., & Pagala, M. A. (2017). Karakteristik nutrien kulit pisang sebagai pakan ayam kampung dengan perlakuan pengolahan pakan yang berbeda. Prosiding Seminar Nasional Riset Kuantitatif Terapan, Fakultas MIPA, Universitas Halu Oleo, Kendari, 8 April, 41–45.
Hasdarini, M., & Nurcahyo, H. (2023). Pengaruh penggunaan teknologi amoniasi dan fermentasi (amofer) terhadap perubahan fisik dan nutrien daun kelapa sawit (Elaeis guineensis). Kingdom (The Journal of Biological Studies), 9(1), 35–44. https://doi.org/10.21831/kingdom.v9i1.18188.
Jamco, J., & Balami, A. M. (2022). Analisis Kruskal-Wallis untuk mengetahui konsentrasi belajar mahasiswa berdasarkan bidang minat Program Studi Statistika FMIPA UNPATTI. Parameter: Jurnal Matematika, Statistika dan Terapannya, 1(1), 29–34. https://doi.org/10.30598/parameterv1i1pp29-34.
Kadir, M. J., Asis, A., & Irmayani, I. (2022). Efek penambahan tepung limbah tauge dalam ransum terhadap fertilitas dan daya tetas telur puyuh (Cortunix-cortunix japonica). Tarjih Tropical Livestock Journal, 2(1), 7–13. https://doi.org/10.47030/trolija.v2i1.351.
Kassu, Y., Demeke, S., Tolemariam, T., & Getachew, Y. (2014). Effect of effective microorganism (EM) on the nutritive quality of coffee husk silage. International Journal of Scientific & Technology Research, 3(7), 13–20.
Kastalani, M. E., & Desty, L. (2020). Pengaruh aditif EM4, air tebu dan tepung jagung terhadap kualitas uji organoleptik silase rumput kumpai (Hymenachine amplexicaulis). Ziraa’ah, 45(2), 171–177. http://dx.doi.org/10.31602/zmip.v45i2.2885.
Kusmiah, N., Mahmud, A. T. B. A., & Darmawan, A. (2021). Pakan Fermentasi Sebagai Solusi Penyediaan Pakan Ternak Dimusim Kemarau. Jurnal Sipissangngi, 1(2), 31-36. http://dx.doi.org/10.35329/sipissangngi.v1i2.2030.
Mugiawati, R. E., & Suwarno, N. H. (2013). Kadar air dan pH silase rumput gajah pada hari ke-21 dengan penambahan jenis additive dan bakteri asam laktat. Jurnal Ternak Ilmiah, 1(1), 201-207.
Mustofa, A., Hidayat, N., & Budiarto, A. (2023). Pengaruh Kombinasi Penambahan Inokulum Effective Microorganisme-4 (Em4) dan Waktu Inkubasi terhadap Kualitas Fermentasi Tongkol Jagung. Jurnal Pertanian Agros, 25(1), 676-682. http://dx.doi.org/10.37159/jpa.v25i1.2472.
Pangestu, G. A., Pujaningsih, R. I., & Mangisah, I. (2018). Pengaruh ransum yang mengandung limbah tauge fermentasi terhadap kecernaan serat kasar, protein kasar dan energi metabolis pada itik lokal fase starter. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu, 6(1), 77–82. http://dx.doi.org/10.23960/jipt.v6i1.p77-82.
Puspitasary, D., Pujaningsih, R. I., & Mangisah, I. (2018). Pengaruh pemberian pakan mengandung limbah tauge kacang hijau fermentasi terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan konversi ransum itik lokal. Laporan Penelitian. Semarang: Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro.
Raguanti, R., Darlis, D., Afzalani, A., Ningsi, Z., Hoesni, F., & Musnandar, E. (2022). Pengaruh lama ensilase dan aras bioaktivator EM4 terhadap kualitas fisik dan kandungan HCN silase kulit ubi kayu (Manihot utilissima Pohl). Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 22(1), 510–516. http://dx.doi.org/10.33087/jiubj.v22i1.2152.
Riskha, A., Rihadini, S., Mukodiningsih, & Sumarsih, S. (2017). Kualitas fisik organoleptik limbah tauge kacang hijau yang difermentasi dengan Trichoderma harzianum dengan level yang berbeda. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu, 5(2), 28–32. http://dx.doi.org/10.23960/jipt.v5i2.p28-32.
Rostini, T. (2017). Inoculan differences in the quality of physical and nutrition quality palm fermentation fronds as animal feed. Journal of Agriculture and Veterinary Science, 10(1), 29–32. http://dx.doi.org/10.9790/2380-1001012932.
Schroeder, J. W. (2013). Silage fermentation and preservation. Quality Forage AS1254 (Revised). https://library.ndsu.edu/ir/bitstreams/f90c8892-9673-41e6-b24c-68030349f4d7/download
Suryani, Y., Hernaman, I., & Hamidah, N. H. (2017). Pengaruh tingkat penggunaan EM4 (effective microorganisms-4) pada fermentasi limbah padat bioetanol terhadap kandungan protein dan serat kasar. Jurnal Istek, 10(1), 139-153. https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/istek/article/view/1463.
Tifani, M. A., Kumalaningsih, S., & Mulyadi, A. F. (2014). Produksi bahan pakan ternak dari ampas tahu dengan fermentasi menggunakan EM4 (Kajian pH awal dan lama waktu fermentasi). Jurnal Ilmiah Peternakan, 5(1), 78-88. https://repository.ub.ac.id/id/eprint/149860/.
Utomo, R., Budhi, S. P. S., & Astuti, I. F. (2013). Pengaruh level onggok sebagai aditif terhadap kualitas silase isi rumen sapi. Buletin Peternakan, 37(3), 173–180. https://doi.org/10.21059/buletinpeternak.v37i3.3089.
Widiyawati, I., Sjofjan, O., & Adli, D. N. (2020). Peningkatan kualitas dan persentase karkas ayam pedaging dengan subtitusi bungkil kedelai menggunakan tepung biji asam (Tamarindus indica L) fermentasi. Jurnal Nutrisi Ternak Tropis, 3(1), 35-40. http://dx.doi.org/10.21776/ub.jnt.2020.003.01.7.