PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN KOMPONEN KAWASAN PENGEMBANGAN SAPI POTONG DI KABUPATEN RAJA AMPAT

  • Mochammad Said Soltief Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Raja Ampat
  • Asnath M Fuah Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor
  • Rudy Priyanto Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor
Keywords: breeding technology, development area, cattle

Abstract

The aims of this study were to determine the application of livestock breeding technology and the specific components in order to develop strategic planning for cattle production in Raja Ampat district. A total of 218 farmer from three different villages, namely Sakabu, Kalobo, and Waijan were observed and intervewied.The land and their use system, a pattern of cattle management production, and the characteristic of institutional and government regulation were observed as study variables. These three major variables were divided to collect the comprehensive data. The second variables covered reproduction, maintenance and housing, feed, disease and health, assistance, facilities and infrastructure, postharvest handling, and marketing. The third consist of farmer organization and capital resources and regional support system to enhance cattle production.The results showed : (1) pastoral system was common where farmers allows their cattle to graze freely in various places such as grassland, forest, rice fields or farmland, (2) the selective breeding practice was unadopted instead of the traditional mating, and (3) application of feeding technology not applied properly.Raja Ampat, a center of cattle breeding and fattening, was identified as a new prospective development area based on total score (< 500).

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aryogi, dan E. Romjali. 2010. Potensi, Pemanfaatan dan Kendala Pengembangan Sapi Potong Lokal sebagai Kekayaan Plasma Nutfah Indonesia. Lokakarya Nasional Pengelolaan dan Perlindungan Sumber daya Genetik Di Indonesia: Manfaat Ekonomi untuk Mewujudkan Ketahanan Nasional. Hlm: 151-166.

[Bappeda] Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Raja Ampat. 2007. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Raja Ampat. Waisai: Pemerintah Daerah Kabupaten Raja Ampat.

[Bappenas] Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional Direktorat Pengembangan Kawasan Khusus dan Tertinggal. 2004. Tata Cara Perencanaan Pengembangan Kawasan. Jakarta: Bappenas.

[Deptan] Departemen Pertanian Republik Indonesia Direktorat Bina usaha Petani Ternak dan Pengolahan Hasil Peternakan. 2002. Usaha Peternakan; Perencanaan Usaha, Analisa, dan Pengelolaan. Jakarta: Deptan.

[Dispendcapil] Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 2009. Laporan Triwulan I (Januari-April 2009). Waisai:Pemerintah Kabupaten Raja Ampat.

[Distannakbun] Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Raja Ampat. 2008. Laporan Tahunan Kegiatan Peternakan 2007. Waisai: Pemerintah Kabupaten Raja Ampat.

Lestari, R. D., L. M. Baga, dan R. Nurmalina. 2017. Daya saing usaha penggemukan sapi potong peternakan rakyat di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Buletin Peternakan. 41: 101-112.

Mirza, I., dan K. Rahayu. 2017. Model Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Aceh di Kabupaten Aceh Jaya Propinsi Aceh. Jurnal Peternakan Indonsia. 19(3): 156-164.

Prawira, H.Y., Muhtarudin, dan R. Sutrisna. 2015. Potensi Pengembangan Peternakan Sapi Potong Di Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. 3(4): 250-255.

Priyanto R. 2002. Penyusunan Standart Kawasan Agribisnis Peternakan dalam Rangka Pengembangan Sistem Informasi. Jakarta: Fakultas Peternakan IPB dan Ditjend Bina Produksi Peternakan Deptan RI.

Putu, I.G., Dewyanto, P. Sitepu, dan T.D. Soedjana. 1997. Ketersediaan dan Kebutuhan Teknologi Produksi Sapi Potong. Proceeding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner; Bogor, 7-8 Januari 199. Hlm: 50-63.

Riady, M. 2004. Tantangan dan peluang peningkatan produksi sapi potong menuju 2020. Di dalam: Strategi Pengembangan Sapi Potong dengan Pendekatan Agribisnis dan Berkelanjutan. Prosiding Lokakarya Nasional Sapi Potong; Yogyakarta, 8-9 Oktober 2004. Hlm: 3-6.

Romjali, E. 2018. Program pembibitan sapi potong lokal di Indonesia. Wartazoa. 28(4): 199-209.

Sadiq, A. 2011. Analisis Kawasan Usaha Pengembangbiakan dan Penggemukan Sapi Potong Berbasis Sumberdaya Lokal Pedesaan untuk Program Nasional Percepatan Pencapaian Swasembada Daging Sapi. J. Agripet. 11(1): 22-29.

Sahala, J., R. Widiati, dan E. Baliarti. 2016. Analisis kelayakan finansial usaha penggemukan sapi simmental peranakan ongole dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jumlah kepemilikan pada peternakan rakyat di Kabupaten Karanganyar. Buletin Peternakan. 40: 75-82.

Samariyanto, 2004. Alternatif kebijakan pembibitan sapi potong dalam era otonomi daerah. Di dalam: Strategi pengembangan sapi potong dengan pendekatan agribisnis dan berkelanjutan. Prosiding seminar nasional sapi potong; Yogyakarta, 8-9 Oktober 2004. Hlm: 7-13.

Santosa, U. 2001. Prospek Agribisnis Penggemukan Pedet Jakarta: Penebar Swadaya.

Saragih, B. 2000. Agribisnis Berbasis Peternakan (Kumpulan Pemikiran). Bogor: Pusat Studi Pembangunan IPB dan USESE Foundation.

Wiyatna, M. F., A. M. Fuah, dan K. Mudikdjo. 2012. Potensi Pengembangan Usaha Sapi Potong Berbasis Sumber daya Lokal di Kabupaten Sumedang Jawa Barat. J. Ilmu Ternak. 12(2): 16-21.

Published
2019-04-30
How to Cite
Soltief, M., Fuah, A., & Priyanto, R. (2019). PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN KOMPONEN KAWASAN PENGEMBANGAN SAPI POTONG DI KABUPATEN RAJA AMPAT. Agrinimal Jurnal Ilmu Ternak Dan Tanaman, 7(1), 6-13. https://doi.org/10.30598/ajitt.2019.7.1.6-13