JENIS BURUNG PARUH BENGKOK SEBAGAI OBJEK AVITOURISM DI DESA MASIHULAN KECAMATAN SERAM UTARA
KING PARROT AS AN AVITOURISM OBJECT IN MASIHULAN VILLAGE SERAM UTARA DISTRICT
Abstract
Masihulan merupakan desa yang kaya akan potensi flora fauna khususnya burung. Jenis burung di desa Masihulan sangat beranekaragam dan berpotensi dalam pengembangan objek Avitourism. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengidentifikasi potensi jenis-jenis burung paruh bengkok di desa Masihulan khususnya pada jalur avitourism. Metode Pengumpulan Data menggunakan Metode Transek Garis (line transect) Metode garis transek ini dilakukan dengan berjalan sepanjang garis transek dan pengamatan dilakukan di kedua sisi transek, kemudian jarak antara lokasi burung yang terlihat dengan pengamat diukur panjangnya. Metode line transect ini diletakkan pada tiga jalur pengamatan dengan panjang jalur sepanjang 300m, 300m dan 500m. Data yang dicatat meliputi jenis burung paruh bengkok, aktivitas, dan jumlah individu. Analisis deskriptif-korelatif digunakan untuk menjelaskan potensi avitourism berdasarkan endimisitas, status konservasi dan tipe pakan burung/feeding guild. Hasil penelitian menunjukkan jenis paruh bengkok yang tergolong menarik karena merupakan jenis endemic dan dilindungi ada 3 jenis yaitu kakatua maluku, nuri tengkuk ungu, dan nuri maluku. Indeks keanekaragaman dikategori sedang (H’=1,8), indeks kemerataan (E=2,02) dan kekayaan (R=0,67) dikategorikan rendah.
ABSTRACT
Masihulan is a village that is rich in flora and fauna potential, especially birds. The types of birds in the village of Masihulan are very diverse and have the potential to develop avitourism objects. The purpose of this study was to identify the potential for parrot species in the village of Masihulan, especially on the avitourism route. The data collection method uses the line transect method. This line transect method is carried out by walking along the transect line and observations are made on both sides of the transect, then the distance between the visible bird location and the observer is measured for its length. This line transect method is placed on three observation lines with path lengths of 300m, 300m and 500m. The data recorded included the type of parrot, activity, and number of individuals. Descriptive-correlative analysis was used to explain the potential for avitourism based on endicity, conservation status and type of bird feed/feeding guild. The results showed that the type of beak which is classified as interesting because it is an endemic species and is protected there are 3 types, namely the molucensis cockatoo, the purple-napped loryt, and the Moluccan red lory parrot. The diversity index is classified as moderate (H’=1,8), and the index of evenness (F=2,02) and richness (R=0,67) is low.
Downloads
References
Aditya, Nugroho, G. D., Jauhar, M. F., & Sunarto. (2019). Keanekaragaman burung diurnal dan potensi burung sebagai objek daya tarik Avitourism di Taman Nasional Gunung Merbabu, Jawa Tengah. Pros Sem Nas. Masy Biodiv Indon, 5(1), 362-368.
Anasari, S. D., Putri, R. K., & Winarni, N. L. (2017). Pengaruh Spesies Indikator Terhadap Berbagai Tipe Habitat di Taman Nasional Bali Barat. Prosiding Konferensi Peneliti dan Pemerhati Burung Indonesia, 3, 2–4.
Asrianny, Saputra, H., & Achmad, A. (2018). Identifikasi Keanekaragaman Dan Sebaran Jenis Burung Untuk Pengembangan Ekowisata Bird Watching Di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Jurnal Perennial, 14(1), 17-23.
Azman, N. M., Latip, N. S. A., Sah, S. A. M., Akil, M. A. M. M., Shafie, N. J., & Khairuddin, N. L. (2011). Avian diversity and feeding guilds in a secondary forest, an oil palm plantation and a paddy field in Riparian areas of the Kerian River Basin, Perak, Malaysia. Tropical Life Sciences Research, 22(2), 45-64.
Chettri, N., Deb, D. C., Sharma, E., & Jackson, R. (2005). The relationship between bird communities and habitat. Mountain Research and Development, 25(3), 235-243.
Dalem, A. A. G. R., Widana, I. N., & Putri, I. A. T. E. (2014). Burung sebagai atraksi ekowisata Di kawasan pariwisata ubud, Bali. Jurnal Bumi Lestari, 14(2), 125-132.
Fikriyanti, M., Wulandari, W., Fauzi, I., & Rahmat, A. (2018). Keragaman Jenis burung pada berbagai komunitas di pulau Sangiang, Provinsi Banten. Jurnal Biodjati, 3(2), 157-165.
Handbook of the Birds of the World and BirdLife International. 2017. Handbook of the Birds of the World and BirdLife International digital checklist of the birds of the world. Version 9.1. http://datazone.birdlife.org/species/taxonomy.
Kamal, S., Mahdi, N., & Senja, N. (2013). Keanekaragaman Jenis Burung pada Perkebunan Kopi di Kecamatan Bener Kelipah, Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh. Jurnal Biotik, 1(2), 73 – 79.
Lala, F., Wagiman, F. X., & Putra, N. S. (2013). Keanekaragaman serangga dan struktur vegetasi pada habitat burung insektivora Lanius schach Linn. di Tanjungsari, Yogyakarta. Jurnal Entomologi Indonesia, 10(2), 70-77.
Latupapua, L. (2016). Jenis Dan Habitat Burung Paruh Bengkok Pada Hutan Wae Illie Taman Nasional Manusela. Jurnal Agrologia, 5(2), 67-77.
Latupapua, Y. T., & Latupapua, L. (2022). Potensi Burung Sebagai Objek Birdwatching Di Hutan Wae Illie Resort Masihulan Kecamatan Seram Utara. Agrinimal Jurnal Ilmu Ternak dan Tanaman, 10(2), 71-78.
MacKinnon, J., Phillipps, K., & Balen, Bv. (2010). Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan (termasuk Sabah, Sarawak dan Brunei Darussalam). Burung Indonesia. Bogor.
Maulany, R., Lira, J., Achmad, A., & Achmad, N. S. (2019). Keanekaragaman Jenis Burung Pada Hutan Dataran Rendah Di Kompleks Gunung Bulusaraung Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Jurnal Perennial, 15(1), 16-26.
Muhammad, G. I., Ani, M., & Sunarminto, T. (2018). Keanekaragaman Jenis dan Kelompok Pakan Avifauna di Gunung Pinang, Kramatwatu, Kabupaten Serang, Banten. Media Konservasi, 23(2), 178-186.
Nandika, D., & Agustina, D. (2020). Laporan Survei Burung Paruh Bengkok di Taman Nasional Manusela. Perkumpulan Konservasi Kakatua Indonesia. Jakarta.
Nurrani, L., Bismark, M., & Tabba, S. (2014). Tipologi Penggunaan Lahan pada Zona Penyangga Taman Nasional Aketajawe Lolobata di Kabupaten Halmahera Timur. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 11 (3): 223-235.
Oktiana, D., & Antono, W. (2015). Keanekaragaman Burung Di Lingkungan Unit Pembangkit Indonesia Power (UP IP) Tambak Lorok, Semarang. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon, 1(5), 1045-1049.
Paramita, E. C., Kuntjoro, S., & Ambarwati, R. (2015). Keanekaragaman dan kelimpahan jenis burung di Kawasan Mangrove Center Tuban. Jurnal Lentera Bio, 4(3), 161-167.
Puhakka, L., Salo, M., & Sääksjärvi, I. E. (2011). Bird diversity, birdwatching tourism and conservation in Peru: a geographic analysis. PLoS One, 6(11), e26786.
Sapacuaperu, S. F., Lusiawati, D., & Sucahyo. (2021). Potensi Lokal Taman Nasional Manusela Sebagai Gagasan Pembelajaran Berbasis Keunggulan Lokal Di Pulau Seram Kabupaten Maluku Tengah. Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek (SNPBS) ke-VI. pp: 101-112.
Sawitri, R., Mukhtar, A. S., & Iskandar, S. (2010). Status konservasi mamalia dan burung di Taman Nasional Merbabu. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 7(3), 227-239.
Setiyani, A. D., & Ahmadi, M. A. (2020). An Overview Of Illegal Parrot Trade In Maluku And North Maluku Provinces. Forest and Society, 4(1), 48-60.
Simanjuntak, E. J., Nurdjali, B., & Siahaan, S. (2013). Keanekaragaman Jenis Burung Diurnal di Perkebunan Kelapa Sawit PTPN XIII Desa Amboyo Inti Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak. Jurnal Hutan Lestari, 1(13), 317-326.
Sudrajat, I., Arief, H., & Sunarminto, T. (2019). Interaksi masyarakat dengan kakatua maluku (Cacatua moluccensis, Gmelin 1788) di daerah penyangga Taman Nasional Manusela. Media Konservasi, 24(1), 68-76.
Sukistyanawati, A., Pramono, H., Suseno, B., Cahyono, H., & Andriyono, S. (2016). Inventarisasi Satwa Liar di Cagar Alam Pulau Sempu. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 8(1), 26-35.
Tabba, S., & Nurrani, L. (2016). Avifauna Pada Taman Nasional Aketajawe Lolobata Berdasarkan Tipologi Zona dan Tutupan Lahan. Jurnal Wasian, 3(1), 25-38.