Analisis Bullwhip Effect dengan menggunakan Metode Peramalan pada Supply Chain di Distributor PT. Semen Tonasa

Studi Kasus: Distributor PT. Semen Tonasa

  • W. Latuny Program Studi Teknik Industri Universitas Pattimura
  • Wisnu M. S. Picauly Program Studi Teknik Industri Universitas Pattimura
Keywords: Supply Chain, Bullwhip Effect, Moving Average, Single exponential Smoothing, , Mean Absolute Deviation, tracking signal

Abstract

Bullwhip effect merupakan fenomena pada supply chain, dimana adanya perbedaan jumlah permintaan konsumen ditiap periode baik itu semakin sedikit atau semakin banyak yang dapat berpengaruh pada semua tingkatan dalam supply chain. Hal itu juga yang dialami dari Sub Distributor PT. Padi Mas Prima yang mendistribusikan Produk Semen Tonasa pada tiap ritel di kota ambon yaitu ritel Aneka Guna,Ritel Benua dan Ritel Wayame Adapun tujuan penelitian ini Menganalisis Bullwhip Effect dengan metode peramalan dan meminimalisasi terjadinya bullwhip effect. Perhitungan bullwhip effect menggunakan pendekatan model Moving Average dan Single Exponential Smoothing yang akan dipilih berdasarkan Mean Absolute Deviation dan Tracking Signal Hasil dari penelitian model yang dipilih adalah model Single Exponential Smoothing diperoleh hasil dari peramalan selama 12 periode, dari hasil peramalan tersebut menunjukkan adanya penurunan nilai bullwhip effect pada Sub Distributor PT. Padi Mas Prima, yang sebelumnya 1.02 nilainya menjadi 0.18 dengan tingkat presentase penurunan sebesar 82.4%, Ritel Aneka Guna yang nilainya 1.07 menjadi 0.71 dengan tingkat presentase penurunan sebesar 33.6%, Ritel Benua yang nilainya 1.03 nilainya menurun menjadi 0.86 dengan tingkat presentase penurunan sebesar 16.5%, dan Ritel Wayame yang sebelumnya 1.10 nilainya menurun menjadi 0.96 dengan  tingkat presentase penurunan sebesar 12.7%. Dimana nilai bullwhip effect > 1.01 dapat diartikan bahwa terjadi amplifikasi permintaan, sedangkan nilai bullwhip effect < 1.01 dapat diartikan bahawa permintaan masih stabil atau terjadi penghalusan pola permintaan usaha perbaikan dilakukan dengan melakukan pemesanan produk pada supplier dengan memperhatikan jumlah persediaan yang ada, menjaga arus informasi permintaan dan penjualan produk, serta menjaga lead time agar tetap stabil.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ambon, B. P. S. (2017). Kota Ambon dalam angka 2017. Badan Pusat Statistik Maluku, Ambon.

Argiyantari, M.M. (2014). Meningkatkan Daya Saing Perusahaan melalui Kolaborasi Retrieved from

http://supplychainindonesia.com/new/meningkatkan-daya-saing-perusahaan- melalui-kolaborasi-supplier/

Arina, F, E., Ade. & Lukmandono (2015). Penerapan Metode Model Autoregressive Integrated Moving Average Guna Mengurangi Terjadinya Bullwhip Effect Pada Supply Chain, 111–116.

Asmono, T, F. (2012). Analisa Bullwhip Effect Pada Retail Air Minum Dalam Kemasan.

Barung, M. Marcelinus. (2011). Pengurangan Bullwhip Effect pada Rantai Pasok di Level Distributor Y. Program Studi Teknik Industri. Universitas Hasanuddin Makasar.

Bernard, W. T., III. (2005). Introduction to Management Science (Sains Manajemen) Edisi 8, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Fransoo, J. C., & Wouters, M. J. F. (2000). Measuring the bullwhip effect in the supply chain. Supply Chain Management: An International Journal. https://doi.org/10.1108/13598540010319993

Heizer, J. & Barry, R. (2015), Operations Management (Manajemen Operasi), ed.11, Penerjemah: Dwi anoegrah wati S dan Indra Almahdy, Salemba empat, Jakarta.

Kusuma, Hendra. (2001). Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi Pertama. Andi Offset. Yogyakarta.

Published
2019-09-25
How to Cite
Latuny, W., & Picauly, W. M. S. (2019). Analisis Bullwhip Effect dengan menggunakan Metode Peramalan pada Supply Chain di Distributor PT. Semen Tonasa. ARIKA, 13(2), 113-126. https://doi.org/10.30598/arika.2019.13.2.113
Section
Articles