AGIHAN PENYAKIT PADA TANAMAN JERUK MANIS KISAR (Citrus spp.) DI PULAU KISAR, KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA

  • Jogeneis Patty Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Pattimura, Ambon
  • Ch. Leiwakabessy Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Pattimura, Ambon
  • Costanza Uruilal Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Pattimura, Ambon
  • Wilhelmina Rumahlewang Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Pattimura, Ambon
Keywords: Botrydiplodia theobomae, Corticium salmonicolor, CVPD, Xanthomonas axonopodis pv. citri

Abstract

Jeruk Kisar merupakan komoditas buah andalan di pulau Kisar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis penyakit pada tanaman jeruk manis Kisar (Citus spp), intensitas penyakit dan kategori serangannya, serta sebaran sebaran jenis penyakit jeruk manis Kisar di Pulau Kisar Kabupaten Maluku Barat Daya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survey dan penentuan tanaman sampel secara acak sederhana (Simple random sampling). Jenis-jenis penyakit dan intensitas kerusakan serta kategori serangannya pada tanaman jeruk manis Kisar adalah CVPD (Liberobacter asiaticum) 8.58% (ringan), kulit Diplodia (Botrydiplodia theobomae) 39.67% (sedang), kanker jeruk (Xanthomonas axonopodis pv. citri), 46.39% (sedang), dan jamur upas (Corticium salmonicolor) 43.78% (sedang). Kondisi areal yang mempengaruhi terjadinya penyakit adalah teknik budidaya yang menyimpang yang menunjang perkembangan penyakit adalah tindakan pemeliharaan yang kurang baik, tidak dilakukan sanitasi terhadap bagian tanaman yang sakit sehingga sumber inokulum selalu ada, dan tidak pernah dilakukan pengendalian penyakit dengan pestisida.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2022-12-01
How to Cite
Patty, J., Leiwakabessy, C., Uruilal, C., & Rumahlewang, W. (2022). AGIHAN PENYAKIT PADA TANAMAN JERUK MANIS KISAR (Citrus spp.) DI PULAU KISAR, KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA. Biofaal Journal, 3(2), 96 - 104. https://doi.org/10.30598/biofaal.v3i2pp96 - 104