Edukasi Penggunaan Obat Cacing Berbahan Dasar Lokal Oleh Kelompok Risiko Infeksi Soil Transmitted Helminths
Strategi Pencegahan Stunting di Dusun Pulau Osi Seram Bagian Barat
Abstract
Kasus Covid-19 memasuki babak endemis sejak tahun 2022 lalu, sejak itu pula kasus stunting mulai ramai diperbincangkan banyak orang, khususnya para ibu. WHO mendefinisikan stunting sebagai gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan kekurangan asupan gizi, terserang infeksi, maupun stimulasi yang tak memadai. Mereka dengan risiko penyakit infeksi oleh Soil Transmitted Helminths oleh karena penderita kecacingan berat cenderung anemia, dan malnutrisi (Salakory. 2010). Anemia dan malnutrisi yang panjang dan berat menjadi salah satu penyebab stunting di masyarakat. Pada situasi pandemic dan bahkan menjalani fase endemis Covid-19, ditingkahi pula merebaknya kasus dan isu isu balita stunting ini, edukasi perubahan perilaku sehat dengan pendekatan komunikasi risiko perlu diterapkan baik dalam pencegahan, pengobatan, maupun pada tahap rehabilitasi lingkungan risiko kecacingan di masyarakat dusun pulau Osi. Edukasi ini dengan tujuan dapat meningkatkan pengetahuan publik atas potensi risiko dan ancaman masalah Kesehatan. Dengan demikian mereka mampu menentukan langkah-langkah dan tindakan yang tepat dalam melindungi diri mereka agar terhindar dari masalah tersebut. Metode: Pelaksanaan edukasi dengan scenario Problem Base Learning (PBL) bervariasi. Langkah-langkah PBL-nya sebagai berikut: Persiapan (Menyusun Rencana Edukasi/ Pembelajaran), Action/ Pelaksanaan/Kegiatan, Penutup. Hasil: Kegiatan PKM sebagai berikut: 1. Pemutaran Video Sehat Tanpa Kecacingan (Waktu 15 menit), 2. Presentasi: dilakukan presentasi materi (-Perilaku Hidup Sehat, -Pengobatan Kecacingan dengan Rock oyster dan Paederia scandes) Waktu 15 menit, 3. Latihan membuat ekstrudat berbasis pangan lokal dengan bahan obat cacing Rock oyster dan Paederia scandes (Waktu 30 menit). 4.Diskusi, waktu 10 menit