Outcome PKM Edukasi Penggunaan Obat Cacing Berbahan Dasar Lokal Kepada Kelompok Risiko Infeksi Soil Transmitted Helmints (Strategi Pencegahan Stunting di Dusun Pulau Osi Seram Bagian Barat)

Abstract

Stunting merupakan permasalahan serius di negara berkembang seperti Indonesia akibat kurangnya asupan gizi, berdampak pada pertumbuhan fisik dan kognitif anak. Survei Kesehatan Indonesia 2022 mencatat tingkat stunting mencapai 21,6%, tertinggi di Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Barat, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Barat, sementara Bali memiliki prevalensi terendah di sekitar 8%. Stunting bukan hanya masalah fisik, tetapi juga berdampak pada perkembangan kognitif anak, menuntut edukasi dan penanganan serius. Kecacingan, penyakit parasit, juga berperan dalam stunting, memerlukan upaya pencegahan dan pengobatan. Wilayah pesisir dan pulau kecil, termasuk Pulau Osi di Seram Bagian Barat, menjadi rentan terhadap masalah ini. Penelitian dilakukan dengan beragam teknik pengumpulan data seperti kuesioner, wawancara, observasi, dan dokumentasi, kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan pemahaman masyarakat tentang kecacingan, kesadaran akan sanitasi lingkungan, perubahan perilaku higiene pribadi, serta penggunaan obat cacing lokal. Peningkatan pengetahuan mendasari upaya pencegahan dengan pemahaman lebih baik tentang penyebab, gejala, dan risiko kecacingan. Edukasi juga mengubah perilaku positif, seperti mencuci tangan dengan benar. Masyarakat sekarang memiliki sikap positif terhadap pencegahan dan mengenal bahan-bahan obat cacing lokal. Ini meningkatkan kualitas hidup dengan mengurangi risiko penyakit kecacingan dan terkait lingkungan. Semangat menjaga kebersihan dan higiene pribadi diharapkan menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari masyarakat.