Tanjung Burung Maleo dalam Tatanan Adat Negeri Kailolo Kecamatan Pulau Haruku Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku

Maleo Bird Cape in the Customary System of Kailolo Village, Haruku Island District, Central Maluku Regency, Maluku Province

  • Nurlaila Tuanany Program Studi Pendidikan Geografi FKIP Universitas Pattimura
  • Edward Gland Tetelepta Program Studi Pendidikan Geografi FKIP Universitas Pattimura
  • Mohammad Amin Lasaiba Program Studi Pendidikan Geografi FKIP Universitas Pattimura
Keywords: Burung Maleo, Kewang, Sasi

Abstract

Dalam konteks pelestarian keanekaragaman hayati di kawasan kepulauan, kearifan lokal berbasis adat masih menjadi fondasi penting bagi keberlanjutan sosial-ekologis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kedudukan, makna simbolik, dan praktik adat masyarakat Negeri Kailolo dalam menjaga burung Maleo (Macrocephalon maleo), satwa endemik yang memiliki nilai ekologis dan spiritual tinggi. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi lapangan, dan analisis dokumen adat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa burung Maleo diposisikan sebagai pusaka leluhur yang sakral, merepresentasikan hubungan harmonis antara manusia, alam, dan spiritualitas. Sistem adat seperti sasi, lembaga kewang, serta ritual di Baileo berperan sebagai instrumen konservasi yang efektif dan adaptif terhadap modernisasi. Temuan ini juga menunjukkan bahwa legitimasi adat lebih kuat daripada regulasi formal dalam membangun kepatuhan ekologis masyarakat. Dengan demikian, penelitian ini menegaskan bahwa kekuatan adat tidak hanya mempertahankan identitas budaya, tetapi juga menyediakan model konservasi.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Bass, B. M., & Riggio, R. E. (2019). Transformational Leadership (3rd ed.). Routledge. https://doi.org/10.4324/9781315275097
Berkes, F. (2018). Sacred Ecology (4th ed.). Routledge.
BPS. (2025). Statistik Keanekaragaman Hayati Indonesia 2025. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Brezicha, K., & Ikoma, S. (2022). Leadership for equity: Insights from school improvement. Educational Administration Quarterly, 58(4), 639–672. https://doi.org/10.1177/0013161X211066582
Declan, T., Purba, Y., & Mahyuddin, R. (2020). Habitat degradation and reproductive failure of Macrocephalon maleo. Journal of Tropical Ecology, 36(2), 75–88.
Gonzalez, J., Pereira, M., & Santos, A. (2018). Community-based biodiversity management. Human Ecology Review, 25(3), 22–41.
Harris, A., & Spillane, J. (2021). Leading school improvement: Transformational leadership, distributed leadership and sustainability. Educational Management Administration & Leadership, 49(3), 305–324. https://doi.org/10.1177/1741143220985112
Hayat, N., Ndoa, P., & Fitri, S. A. (2024). Cultural adaptation and ecological knowledge in Indonesian communities. Jurnal Antropologi Indonesia, 45(2), 155–176. https://doi.org/10.7454/ai.v45i2.3105
Hill, R., Davies, J., & Berkes, F. (2020). Co-management of biodiversity and culture. Ecology and Society, 25(3), 13–27.
Kenter, J. O., Raymond, C. M., van Riper, C. J., & Azzopardi, E. (2019). Values-based approach to conservation. Sustainability Science, 14(3), 681–694. https://doi.org/10.1007/s11625-019-00694-8
KLHK. (2024). Laporan Status Keanekaragaman Hayati Indonesia. Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Latupapua, Y. (2015). Struktur sosial dan politik dalam masyarakat adat Maluku. Humaniora, 27(3), 289–300. https://doi.org/10.22146/jh.v27i3.11672
Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldaña, J. (2023). Qualitative Data Analysis: A Methods Sourcebook (4th ed.). Sage Publications.
Pattinama, M. (2019). Revitalisasi peran kewang dalam sistem adat Maluku. Jurnal Sosiologi Pedesaan, 14(2), 99–114. https://doi.org/10.22500/sodality.v14i2.27169
Poli, D., Polii, S., & Paputungan, R. (2016). Breeding ecology of the Maleo bird. Biodiversitas, 17(4), 175–183. https://doi.org/10.13057/biodiv/d170426
Pretty, J., Adams, B., & Berkes, F. (2016). Integrating local knowledge for biodiversity conservation. Science, 353(6304), 1272–1275. https://doi.org/10.1126/science.aaf2416
Purba, Y., Salampessy, M., & Paembonan, R. (2019). Population decline of Macrocephalon maleo in eastern Indonesia. Jurnal Biologi Tropis, 19(2), 45–55. https://doi.org/10.29303/jbt.v19i2.1347
Sibarani, R. (2018). Revitalisasi kearifan lokal dalam pelestarian budaya dan lingkungan. Jurnal Masyarakat & Budaya, 20(3), 331–348. https://doi.org/10.14203/jmb.v20i3.404
Sterling, S. (2020). Sustainable education: Revisioning learning and change. Frontiers in Education, 5, 117–132. https://doi.org/10.3389/feduc.2020.00010
Sugiyono. (2021). Metode Penelitian Kualitatif: Pendekatan untuk Penelitian Sosial dan Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Supriatna, J. (2020). Konservasi Biodiversitas di Indonesia. Jakarta: UI Press.
Tetelepta, G. F. (2020). Ekopedagogi dan kearifan lokal dalam pendidikan Maluku. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 25(2), 213–229. https://doi.org/10.24832/jpnk.v25i2.1234
Tuhumury, A., & Pattinama, M. (2021). Sasi as a model of community-based conservation in Maluku. Jurnal Antropologi Indonesia, 43(1), 45–67. https://doi.org/10.7454/ai.v43i1.2775
UNESCO. (2023). Education for Sustainable Development Progress Report 2023. Paris: UNESCO Publishing.
Published
2025-11-12
How to Cite
Tuanany, N., Tetelepta, E. G., & Lasaiba, M. A. (2025). Tanjung Burung Maleo dalam Tatanan Adat Negeri Kailolo Kecamatan Pulau Haruku Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku. JENDELA PENGETAHUAN, 19(1), 63-73. https://doi.org/10.30598/jp19iss1pp63-73

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 > >>