LEMBAGA SANIRI NEGERI PADA MASYARAT ADAT NEGERI RUMAHKAY

  • Elsina Titaley Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pattimura
Keywords: Struktur Adat, Nilai Budaya, Lembaga Saniri

Abstract

Masyarakat adat sangat lekat dengan struktur sosial dan nilai budaya sebagai identitas sekaligus sebagai pedoman untuk bertahan hidup. Keberadaan struktur dan nilai tersebut selalu mengalami perubahan sebagai akibat dari pekembangan sosial masyarakat. Penelitian ini membahas keberadaan lembaga saniri sebagai salah satu bentuk struktur sosial dan nilai budaya dan bagaimana pengaruhnya bagi spirit masyakat adat Negeri Rumahkay Kecamatan Amalatu Kabupaten Seram Bagaian Barat Provinsi Maluku yang menjadi lokasi penelitian. Penelitian dilakukan melalui metode pengumpulan data observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lembaga Saniri Negeri di Negeri Rumahkay masih terus dipertahankan. Lembaga ini sebagai hasil karya pendahulu, yang menjadi nilai budaya namun sekarang mengalami kelesuan dalam melaksanakan fungsinya. Untuk itu dalam upaya terus mengaktifkan dan memberdayakan lembaga Saniri Negeri, tidak mesti menjadi tanggung jawab masyarakat setempat saja, namun mesti dilakukan melalui sinergi bersama dari berbagai pihak secara internal maupun eksternal secara tersistem dan terstruktur.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abercrombie, N., Hill, S., Turner, B.S. (2010). Kamus Sosiologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Aponno, J. (2010). Jabatan dan Lembaga Adat di Negeri Porto, Ambon (tidak dicetak).
Aponno, J. (2011). Kewan dan Sasi di Negeri Porto, Ambon (tidak dicetak).
Badan Pusat Statistik. (2014). Berita Resmi Badan Pusat Statistik No. 06/01/Th. XVII, 2 Januari 2014.
Budijarto, A.(2018). Pengaruh Perubahan Sosial Terhadap Nilai-Niali yang Terkandung Dalam Pancasila. Jurnal Kajian LEMHANNAS RI. Edisi 34. 5-22
Corbin, J. & Strauss, A. (2014). Basics of Qualitative Research: Techniques and Procedures for Developing Grounded Theory. USA: SAGE Publication.
Harrison, L.E. & Berger, P. (2006). Developing Cultures: Essays on Culture Change. Routledge: London.
Hoedodo, T.S.B., Surjo, J., Qodir, Z. (2013). Local Political Conflict and Pela Gandong Admist the Religious Conflict. Journal of Government and Politics, 4(2), 336-349. https://doi.org/10.18196/jgp.2013.0025
Koentjaraningrat, (2000). Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia.
Latuconsina, N., De Fretes. J., Tehuayo, J. (2020). Fungsi Lembaga Adat dalam Sistem Pemerintahan di Negeri Hitu Lama Kecataman Leihitu Kabupaten Maluku Tengah. Jurnal Tata SejutaSTIA MATARAM. 6(1). 490-508
Miles, M. B. & Huberman, A. M. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI-Press
Moleong, L. J. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sahusilawane, F. (2004). Sejarah Lahirnya Pela dan Gandong Antar Negeri-negeri Di Pulau Ambon. Laporan Penelitian Sejarah dan Nilai Tradisional Ambon. Ambon: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Ambon.
Soekanto, S. (1999). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Titaley, E., Kanto, S., Wisadirana, D., Mardiyono. (2018). Pela dan Gandong Culture as Basic of a Network Formation for Poverty Alleviation in The Village. Advances in Social Sciences Research Journal, 5(3), 14-22. http://dx.doi.org/10.14738/assrj.53.4247.
Titaley, E. (2018). Pengentasan Kemiskinan Masyarakat Pedesaan Berbasis Pemberdayaan Potensi Secara Berkelanjutan (Studi Pada Masyarakat Negeri Lumoli Kecamatan Seram Barat Kabupaten Seram Bagian Barat – Provinsi Maluku).
Waileruny, S. (2010). Membongkar Konspirasi di Balik Konflik Maluku. Jakarta: Yayasan Obor.
Wakano, A. (2019). Nilai-nilai Pendidikan Multikultural dan Kearifan Lokal Masyarakat Maluku. Al-iltizam: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 4(2), 26-43
Watloly, A. (2012). Konsep Diri Masyarakat Kepulauan. Jurnal Filsafat, 22(2), 121-148
Published
2020-12-03