Pengujian Asap Cair Tempurung Kelapa Dalam Mengendalikan Patogen Colletotrichum gloeosporioides Penyebab Penyakit Antraknosa Pada Cabai (Capsicum annum L.)

Testing Coconut Shell Liquid Smoke in Controlling the Pathogen Colletotrichum gloeosporioides that Causes Anthracnose Disease in Chili (Capsicum annum L.)

  • Sari M Naufal Universitas Pattimura
  • Wilhelmina Rumahlewang Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura, Jl. Ir. M. Putuhena, Kampus Poka, Ambon, 97233, Indonesia
  • Gratiana N C Tuhumury Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura, Jl. Ir. M. Putuhena, Kampus Poka, Ambon, 97233, Indonesia
Keywords: liquid smoke, chili, Colletotrichum gloeosporioides

Abstract

Colletotrichum gloeosporioides is a type of pathogen that causes anthracnose. This disease is classified as a major disease in chili plants which can cause great losses. Liquid smoke contains antimicrobial compounds such as phenols and acids which effectively kill and inhibit pathogenic fungi. This study aims to determine the effectiveness of coconut shell liquid smoke in controlling Colletotrichum gloeosporioides which causes anthracnose disease in chili plants. The variables in this study included the macroscopic and microscopic characteristics of the fungi, the diameter of the colony and the effectiveness of the inhibition. This study used liquid smoke types A3 (grade 3 liquid smoke self-made) A1 (grade 1 liquid smoke sold commercially) and A2 (grade 2 liquid smoke sold commercially) with different dose levels, namely, D1 (0.5 ml ), D2 (1 ml) and D3 (1.5 ml). The results of this study showed that coconut shell of A3 was effective in controlling C. gloeosporioides at treatment dose of 1 ml for each type of liquid smoke with an inhibition percentage 90%.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aisyah, I., Juli, N., & Pari, G. (2013). Pemanfaatan Asap Cair Tempurung Kelapa Untuk Mengendalikan Cendawan Penyebab Penyakit Antraknosa dan Layu Fusarium pada Ketimun. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 2(31), 170-178.

Arneti, Liswarni, Y., & Edriwilya, R. (2020). Efektivitas Ekstrak Daun Pepaya secara In Vitro terhadap Colletotrichum gloeosporioides Penyebab Penyakit Antraknosa pada Tanaman Cabai. Jurnal Ptoteksi Tanaman, 1(4), 1-10.

Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura. (2020). Produksi Cabai Besar Menurut Provinsi, Tahun 2015-2019.

Coryanti & Frida E. Astanti. (2015). Memproduksi Cuka (Asap Cair) untuk Kesehatan Tanaman. Cepu: Puslitbang Perum Perhutani Cepu.

Darmadji, P. (2002). Optimasi Proses Pembuatan Tepung Asap. Agritech, 2(24), 172-177.

Dekker, J. & S. G. Georgepoulos. (1982). Fungicide Resistance in Crop Protection. Centre for Agricultural Publishing and Documentation, Wageningen. 265p.

Ellisa. (2022). Identifikasi dan Pengaruh Kondisi Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Jamur Penyebab Penyakit Antraknosa pada Buah Pepaya Calina (Carica papaya L.) di Bandar Lampung. Skripsi. Universitas Lampung.

Gunawan, O. S. (2005). Uji Efektivitas Biopestisida sebagai Pengendali Biologi Terhadap Penyakit Antraknosa pada Cabai Merah. Jurnal Hortikultura, 4(15), 297-302.

Lukitaningsih, E., Sudarmanto, Bambang, S. A., & Noegohati, S. (2001). Analisis Kandungan Senyawa Hidrokarbon Polisiklik Aromatik Dalam Daging Olahan. Majalah Formasi Indonesia, 12(3), 103-108.

Marsuni, Y. (2020). Pencegahan Penyakit Antraknosa pada Cabai Besar (Lokal: Lombok Ganal) dengan Perlakuan Bibit Kombinasi Fungisida Nabati. Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah, 3(2), 113-116.

Pangestu, E., Suswanto, I., & Supriyanto. (2014). Uji Penggunaan Asap Cair Tempurung Kelapa dalam Pengendalian Phytophthora sp. Penyebab Penyakit Busuk Buah Kakao Secara In Vitro. Jurnal Perkebunan dan Lahan Tropika, 2(4), 39-44.

Paramita, N. R. (2007). Uji Kemampuan Fungisida Campuran Simoksanil dengan Mankozeb 8/64 WP untuk Pengendalian Colletotrichum sp. pada Cabai Merah. Skripsi. Fakultas Pertanian UGM.

Park S. K. (2005). Differential Interaction between Pepper Genotypes and Colletotrichum Isolates causing Antracnose. Thesis. Seoul National University.

Pszczola, D. E. (1995). Tour Highlights Production and Uses of Smoke Base Flavors. Food Tech, 4(9), 70-74.

Rizaty, A. M. (2021). Berapa Produksi Cabai diIndonesia? databoks. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/07/13/berapaproduksicabaidiindonesia#:~:text=Badan%20Pusat%20Statistik%20(BPS)%20mencatat,%2C11%25%20dibandingkan%20pada%202019.&text=Sepanjang%202020%2C%20produksi%20cabai%20tertinggi,sebesar%2073%2C77%20ribu%20hektar. Diakses: 30 Agustus 2022.

Salsabila, A. T. (2021). Efektivitas Beberapa Konsentrasi Asap Cair dari Tempurung Kelapa Dalam Menghambat Pertumbuhan Alternaria porri (Ellis.) Cif. Secara In Vitro. Skripsi. UIN SUSKA Riau.

Sumardiyono, C. (2008). Ketahanan Jamur Terhadap Fungisida di Indonesia. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia, 14(1), 1-5.

Published
2023-10-17
How to Cite
Naufal, S., Rumahlewang, W., & Tuhumury, G. (2023). Pengujian Asap Cair Tempurung Kelapa Dalam Mengendalikan Patogen Colletotrichum gloeosporioides Penyebab Penyakit Antraknosa Pada Cabai (Capsicum annum L.). Jurnal Agrosilvopasture-Tech, 2(2), 449-455. https://doi.org/10.30598/j.agrosilvopasture-tech.2023.2.2.449