Nilai Organoleptik Pada Kecap Enzimatis Lambung Ikan Tuna (Thunnus albacares)

  • Trijunianto Moniharapon Universitas Pattimura
  • Jouwel Krisna Ohoira
  • Freddy Pattipeilohy
Keywords: nilai organoleptik, kecap enzimatis, thunnus albacares

Abstract

Kecap ikan merupakan salah satu produk bahan makanan hasil olahan melalui proses fermentasi yang dibuat dari ikan maupun limbah ikan dengan rasa dan bau yang khas serta daya simpannya lama. Secara tradisional, kecap ikan diproduksi dengan pencampuran antara garam dengan dua atau tiga bagian ikan dan di fermentasi pada suhu lingkungan (±30°C) selama 6-12 bulan atau bahkan lebih, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai organoleptik pada kecap enzimatis lambung ikan tuna (Thunnus albacares) hasil hidrolisis dengan penambahan sari nenas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode percobaan (eksperimen) dengan 4 perlakuan dengan 6 kali ulangan yaitu : A1B1, A1B2, A2B1 dan A2B2. Hasil penelitian disimpulkan bahwa nilai organoleptic kecap enzimatis lambung ikan tuna (Thunnus albacares) dengan nilai warna, aroma, dan rasa memiliki warna kecap terbaik pada perlakuan 2 : 1 dengan lama hidrolisa 2 hari. Nilai warna tertinggi 7,2 (spesifikasi cokelat sampai sangat cokelat), nilai aroma tertinggi 7,0 (harum sampai sangat harum) dan nilai rasa tertinggi 7,2 (spesifikasi enak sampai sangat enak).

Downloads

Download data is not yet available.

References

[1] Muchtadi D, Astawan M, Palupi NS. 2007. Pengetahuan Bahan Pangan Hewani. Jakarta : Universitas Terbuka.
[2] Moniharapon, T., F. Pattipeilohy., F.F. Gaspersz dan A. Latuconsina. 2014. Laporan Akhir. Kajian pengembangan produk olahan limbah tuna loin. Kerja Sama Antara Bappeda Provinsi Maluku dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura Ambon.
[3] Purwaningsih, S dan Nurhayati. 1995. Pembuatan Kecap Ikan Secara Kombinasi Enzimatis dan Fermentasi dari Jeroan Ikan Tuna (Thunnus sp.). Buletin THP. 1 (1): 1995
[4] Suparman, A. 1993. Pembuatan Kecap Ikan dengan Kombinasi Hidrolisa Enzimatis dan Fermentasi. IPB. Bogor.
[5] Bhaskar N, Mahendrakar NS. 2008. Protein hydrolisate from visceral waste protein of catla (Catla catla): Optimization of hydrolysis condition for a commercial neutral protease. Bioresource Technology 99: 4105-4111.
[6] Fauzi RL. 2014. Pembuatan biodiesel dari jeroan tuna sirip kuning menggunakan katalis CaO dengan metode transesterifikasi bertingkat [Skripsi]. Yogyakarta (ID): Universitas Gadjah Madah.
[7] Giyatmi, Irianto HE. 2017. Enzymes in fermented fish. Advances in Food and Nutrition Research. 80:199-216
[8] Nugroho GA, Ekawati AW, Kartikaningsih H. 2019. Hydrolyzate protein tuna (Thunnus sp.) viscera as an alternative material for catfish (Clarias gariepinus) feed formula. International Journal of Scientific and Technology Research. 8 (12) : 3836 - 3839.
[9] Riyanto B, Uju, Halimi S. 2012. Recovery enzim protease dari jeroan ikan tuna dengan teknologi ultrafiltrasi dan reverse osmosis. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 15(2):110-118.
[10] Pasaribu Ewi, T. N. 2018. Ekstraksi dan Karakteristik dari Lambung Ikan Tuna (Thunnus albacares). Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 21 (3) : 486 - 487..
[11] Shirahigue LD, Silva MO, Camargo AC. Sucasas LFDA, Borghesi R, Cabral ISR, Oetterer M. 2016. The feasibility of increasing lipid extraction in Tilapia (Oreochromis niloticus) waste by proteolysis. Journal of Aquatic Food Product Technology. 25: 265-271.
[12] Moniharapon, T., F. Pattipeilohy., F.F. Gaspersz dan A. Latuconsina. 2014. Laporan Akhir. Kajian pengembangan produk olahan limbah tuna loin. Kerja Sama Antara Bappeda Provinsi Maluku dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura Ambon.
[13] Feijoo., Siota, L.T.G., D., dan Villa. 2011. Native and biotechnologically engineered plant proteases with industrial applications. Food Bioprocess Technol, 4,1066–1088.
[14] Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta..
[15] Winarno, F.G. 1997. Gizi, Teknologi dan Konsumen. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
[16] Soekarto T.S. 1994. Penelitian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Bhratara, Jakarta. 1(4), 38–44. 9–20
Published
2024-07-19