ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) PADA BADAN AIR DI BEBERAPA TITIK SUNGAI WAIAPU KABUPATEN BURU

  • Abraham Mariwy Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unpatti
  • Yati Tuasamu Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP Universitas Darussalam Ambon
  • Warinah Warinah Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP Universitas Darussalam Ambon
Keywords: merkuri, toksisitas, tromol, bioakumulasi, biomagnifikasi

Abstract

Merkuri dan turunannya telah lama diketahui sangat beracun sehingga kehadirannya di lingkungan perairan dapat mengakibatkan kerugian pada manusia karena sifatnya yang mudah larut dan terikat dalam jaringan tubuh organisme air. Selain itu pencemaran merkuri mempunyai pengaruh terhadap ekosistem setempat yang disebabkan sifatnya yang stabil dalam sedimen, kelarutannya yang rendah dalam air dan kemudaahannya diserap dan terakumulasi dalam jaringan tubuh organisme air, baik melalui proses bioakumulasi maupun biomagnifikasi yaitu melalui rantai makanan. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan  kadar logam  berat merkuri (Hg) pada badan air dari sungai Waiapu Pulau Buru. Hal ini sangat penting dilakukan karena selama ini sungai tersebut menjadi tempat pembuangan limbah sisa pengolahan emas secara tradisional menggunakan tromol.Tahap penelitan lapangan meliputi pengukuran parameter fisika dan kimia serta pengambilan sampel dilakukan pada bulan Juli 2015. Sampel air sungai kemudian dikirim ke Laboratorium Kimia Universitas Muhamadiyah Malang untuk pengukuran kadar merkuri menggunakan AAS dengan teknik kurva kalibrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar merkuri pada tiga lokasi sampel yaitu A B dan C masing-masing adalah: 1,392 ppm, 1,5912 ppm dan 3,1975 ppm telah melampaui standar yang ditetapkan oleh pemerintah melalui keputusan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 115 tahun 2003 yaitu ambang batas merkuri (Hg) pada air golongan C adalah  0,002 ppm.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Appleton J.D, Wiliams T.M, Breward.N, Apostol. A, Miguel.J, Miranda.C 1999. Mercury contamination associated with artisanal gold mining on the island of Mindanao, the Philippines. The science of the total environment 228. 95-109.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2004. Tanah Sawah dan teknologi Pengelolahannya, Bogor

Cordi. P, Veiga M.M, Salih I, Al-Saadi S, Console S, Garcia O, Mesa L.A, Velasquez-Lopez P.C, Roeser M 2011, Mercury contamination from artisanal gold mining in Antioquia, Columbia: The worlds highest per capita mercury pollution. Science of the total Environment 410-411, 154-280

Haris, A. 2003, Analisis kesesuaian lahan dan kebijakan pemanfaatan ruang wilayah pesisir teluk kayeli pulau Buru, Tesis IPB Bogor

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 115 tahun 2003, tentang kriteria baku mutu perairan

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 51 tahun 2004, tentang kriteria baku mutu perairan

Lousiana Departement of Health & Hospitals 2008, Information for healt care professionals mercury eksposure and toxicity

Sarjono, Arya. 2009. Analisis kandungan logam berat Hg, Cd, dan Pb. Pada air dan sedimen di perairan kamal muara jakarta utara (skripsi) Bogor. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor

Setiabudi, B. T. 2005. Penyebaran merkuri akibat usaha pertambangan emas di daerah sangon kabupaten kulon progo. Yokyakarta. Subdit Konservasi.

Suseno Heni 2011, Bioakumulasi Merkuri dan metil merkuri oleh Oreochromis Mossambicus Menggunakan Aplikasi Perunut Radioaktif: Pengaruh Konsentrasi, salinitas, partikulat ukuran ikan dan Kontribusi Jalur pakan). Disertasi UI Depok

Schwindt R.A 2009, Mercury Concentration in Salmonids from Weterns U.S. National Parks and Relationships With Age and Macrophage Aggregates . Environ. Sci. Technol.2, 1365-137

Published
2019-07-01
How to Cite
Mariwy, A., Tuasamu, Y., & Warinah, W. (2019). ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) PADA BADAN AIR DI BEBERAPA TITIK SUNGAI WAIAPU KABUPATEN BURU. Molluca Journal of Chemistry Education (MJoCE), 9(2), 116-122. https://doi.org/10.30598/MJoCEvol9iss2pp116-122