STUDI POTENSI Pteris vitata, Amaranthus spinosus, Ipomoea reptanspoir SEBAGAI FITOREMEDIATOR TANAH TERCEMAR MERKURI (Hg)

  • Yeanchon H Dulanlebit Universitas Pattimura
  • Semuel Unwakoly Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP Universitas Pattimura
  • Ritti P Sangadji Loka Pengawas Obat dan Makanan Kabupaten Kepulauan Tanimbar
Keywords: bio-concentration factor, fitoremediator, merkuri, translocation factor

Abstract

Kerusakan lingkungan dan menurunnya kualitas hidup organisme akibat pencemaran logam merkuri (Hg) telah terjadi, dimana merkuri bereaksi dengan metana hasil dekomposisi senyawa organik membentuk metil merkuri yang bersifat toksik. Dewasa ini, beberapa penelitian pada kasus pencemaran merkuri diarahkan pada upaya remediasi lingkungan. Salah satu metode remediasi adalah menggunakan tanaman sebagai bioremediator yang mampu menyerap merkuri di lingkungan tanah dan perairan. Bioremediasi dengan pola fitoremediasi sangat ditentukan oleh jenis tumbuhan, iklim, dan kondisi tailing dimana semua tumbuhan memiliki kemampuan menyerap logam tetapi dalam jumlah bervariasi. Upaya remediasi lingkungan secara bioremediator menggunakan Tanaman Paku Pakis (Pteris vitata), Bayam Duri (Amaranthus spinosus), dan Kangkung Darat (Ipomoea reptanspoir) diharapkan mampu mengakumulasi merkuri dalam konsentrasi tinggi (hiperakumulator) sehingga dapat memulihkan tanah yang tercemar memalui penyerapan dan mengakumulasi merkuri di dalam jaringannya. Potensi tanaman sebagai fitoremediator merkuri dilakukan melalui pendekatan Bio-Concentration Factor (BCF) dan Translocation Factor (TF) yang didahului dengan analisis secara Mercury Analyser. Dari hasil didapatkan bahwa konsentrasi merkuri (Hg) pada tanah, pada akar, dan pada daun tanaman Pteris vitata masing-masing 1,46 mg.Kg-1; 0,41 mg.Kg-1; dan 0,08 mg.Kg-1, tanaman Amaranthus spinosus masing-masing 1,28 mg.Kg-1; 0,25 mg.Kg-1; dan 0,02 mg.Kg-1, dan tanaman Ipomoea reptanspoir masing-masing 1,92 mg.Kg-1; 1,06 mg.Kg-1; dan 0,12 mg.Kg-1. Nilai Bio-Concentration Factor (BCF) untuk masing-masing tanaman 0,28; 0,19; dan 0,55 dan Translocation Factor (TF) masing-masing 0,19; 0,08; dan 0,11. Hasil didapatkan bahwa ketiga tanaman hiperakumulator tidak efektif sebagai fitoremediator merkuri., walaupun efisiensi penyerapan masing-masing tanaman 33,56%, 21.09%, dan 61,46%.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2021-01-19
How to Cite
Dulanlebit, Y., Unwakoly, S., & Sangadji, R. (2021). STUDI POTENSI Pteris vitata, Amaranthus spinosus, Ipomoea reptanspoir SEBAGAI FITOREMEDIATOR TANAH TERCEMAR MERKURI (Hg). Molluca Journal of Chemistry Education (MJoCE), 11(1), 32-38. https://doi.org/10.30598/MJoCEvol11iss1pp32-38
Section
Articles