Atraksi Pukul Sapu Lidi Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya dan Sejarah di Negeri Morella, Maluku Tengah
The Broom Beating Attraction as a Cultural and Historical Tourism Appeal in the Morella Region, Central Maluku
Abstract
Abstrak: Artikel ini membahas Tradisi Pukul Sapu Lidi di Negeri Morella, Maluku, sebagai daya tarik wisata budaya. Tradisi ini, yang awalnya adalah permainan anak-anak, kini menjadi ritual tahunan untuk memperingati Perang Kapahaha dan mencerminkan identitas budaya masyarakat Morella. Penelitian menggunakan metode etnografi kualitatif deskriptif untuk mendeskripsikan tradisi ini dan potensi wisatanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi ini memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi, terlihat dari rangkaian acara yang meliputi prosesi pengambilan obor dan lidi, festival budaya, dan atraksi pukul sapu itu sendiri. Pukul Sapu Lidi bukan hanya atraksi unik, tetapi juga sarana edukasi budaya dan ekonomi bagi masyarakat lokal, meningkatkan kesadaran budaya, dan mendorong pelestarian warisan budaya. Artikel ini menyimpulkan bahwa dengan pengelolaan yang tepat, tradisi ini berpotensi besar menjadi destinasi wisata budaya yang berkelanjutan di Maluku.
Abstrak: This article discusses the Pukul Sapu Lidi Tradition in Morella Village, Maluku, as a cultural tourism attraction. Originally a children's game, this tradition has evolved into an annual ritual commemorating the Kapahaha War and reflecting the cultural identity of the Morella community. The study employs a descriptive qualitative ethnographic method to describe the tradition and its tourism potential. The findings reveal that the tradition holds significant historical and cultural value, evident in its sequence of events, including the torch and lidi (broomstick) collection procession, cultural festival, and the Pukul Sapu attraction itself. Pukul Sapu Lidi is not only a unique attraction but also serves as a medium for cultural education and economic benefits for the local community, enhancing cultural awareness and promoting the preservation of cultural heritage. The article concludes that with proper management, this tradition has great potential to become a sustainable cultural tourism destination in Maluku.
Downloads
Copyright (c) 2025 Adriana Marce Ilelapotoa, FERDIAN LEKATOMPESSY, Milyaninando Leasiwal, Tama Maysuri

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.




