Sengketa Perbatasan Wilayah Kashmir Dalam Perspektif Hukum Internasional

The Kashmir Border Dispute from the Perspective of International Law

  • Khaeruddin Khaeruddin Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Makassar
Keywords: Kashmir, International Law, India, Pakistan

Abstract

Abstrak

This study aims to discuss the Kashmir border dispute from the perspective of international law. The research method used in this study is qualitative. Qualitative research produces information in the form of notes and descriptive data found within the text being studied, utilizing data collection methods that are deemed relevant to the issues at hand and are characterized as a literature study. This research explains that Kashmir is a region coveted by two countries, India and Pakistan, leading to a highly disruptive conflict in South Asia. Based on the findings, the conflict between India and Pakistan over the Kashmir region is considered a dispute according to international law, as both India and Pakistan claim the territory. The Kashmir dispute arises from two main factors: religion and borders. Since the conflict between India and Pakistan over Kashmir is an international conflict, its resolution also involves international organizations such as SAARC and the United Nations.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ahmad, A. N. L. (2019). Analisis penolakan India terhadap Amerika Serikat sebagai mediator konflik Kashmir tahun 2017. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Alhayyan, R. (2013). Sengketa perbatasan wilayah Kashmir dalam perspektif hukum internasional. Sumatera Journal of International Law, 1(3), 1–18.

All, W. S., et al. (2019). Hukum internasional dalam dinamika hubungan internasional. UB Press.

Arrahman, M. F. (n.d.). Penggunaan kekuatan Pakistan dan India dalam mempertahankan wilayah Kashmir pasca perang dingin. Universitas Airlangga.

Dewi, I. M. (2006). Dilema masalah Kashmir dalam kerangka hubungan India - Pakistan. Mozaik, 1(1), 1–14.

Efendi, I. (2005). Kashmir dalam hubungan India-Pakistan: Perspektif kebijakan nuklir Pakistan, latar belakang dan perkembangan menuju penyelesaian konflik. Jurnal Siklus, 1(3), 1–14.

Firmanty, C. I. (2010). Nasionalisme Kashmir setelah kemerdekaan India sampai tahun 1990. Universitas Sebelas Maret.

Hakim, L. (2015). Agama dan film: Pengantar studi film religi buku perkuliahan program S1 jurusan komunikasi dan penyiaran Islam. INAIN Sunan Ampel Surabaya.

Indonesia, C. (2019a). PBB rapat tertutup soal sengketa Kashmir yang memanas. CNN Indonesia.

Indonesia, C. (2019b). Riwayat konflik Pakistan dan India di tanah Kashmir. CNN Indonesia.

Khoiriyah, U. M. (2020). Upaya diplomasi koersif India dalam konflik sengketa wilayah Kashmir tahun 2012-2018. Universitas Islam Indonesia.

Massie, C. D. (2017). Legalitas Dewan Keamanan PBB dalam menengahi sengketa internasional. SERVANDA Jurnal Ilmiah Hukum, 2(4), 11–23.

Monica, O., Ayunda, K., Aria, D., & Pd, M. (2017). Konflik India dan Pakistan mengenai wilayah Kashmir beserta dampaknya (1947-1970). Yogyakarta State Faculty of Science Hostorical Education, 4(6), 911–925.

Nugroho, A. Y. (2017). Aspek konstruktivis dalam sengketa wilayah Kashmir antara India dan Pakistan. Global Insight Journal, 1(2), 96–106.

Payapo, V. (2014). Peran PBB dan SAARC dalam upaya penyelesaian konflik Kashmir antara India dan Pakistan. Universitas Paramadina.

Rizky, A. (2016). Pengaruh perebutan wilayah Kashmir terhadap hubungan diplomatik India-Pakistan periode 2011-2013. Jurnal ... (Lengkapi detail jurnal).

Sitti, A., & Aisy, R. (n.d.). Peran organisasi internasional dalam menangani konflik regional: Studi kasus SAARC (South Asian Association for Regional Cooperation) dalam konflik India dan Pakistan.

Suwarno. (2012). Dinamika sejarah Asia Selatan. Ombak.

Utami, H. P. (2015). Upaya Pakistan merebut dukungan rakyat Kashmir melalui subversi. Universitas Jember.

Published
2024-07-17
How to Cite
Khaeruddin, K. (2024). Sengketa Perbatasan Wilayah Kashmir Dalam Perspektif Hukum Internasional. Lani: Jurnal Kajian Ilmu Sejarah Dan Budaya, 4(2), 117-123. https://doi.org/10.30598/Lanivol4iss2page117-123