HUBUNGAN FAKTOR – FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA DI DESA BANDA BARU KECAMATAN AMAHAI KABUPATEN MALUKU TENGAH TAHUN 2020
Abstract
Acute respiratory infection (ARI) is one of the most common diseases affecting children, both in developed and developing countries. WHO (World Health Organization) in 2007 also said that around 13 million children under five worldwide die every year and most of these deaths are in developing countries such as in Asia and Africa. ARI is caused by various types of viruses and bacteria. The bacteria that cause it are from the genus Streptococcus, Staphylococcus, Pnemococcus, Hemophilus, Bordetella, and Korinebacterium. Viruses that cause are the Microvirus, Adenovirus, Coronavirus, Pikonaviru and Mikoplasma, Herpesvirus. ARI can also be transmitted through saliva, sneezing, respiratory air that contains germs in the form of bacteria and viruses which are inhaled into the respiratory tract and air pollutants such as PM10, CO, and so on. Aim. The purpose of this study was to determine the relationship between risk factors and the incidence of ARI in toddlers in Banda Baru Village, Amahai District, Central Maluku Regency in 2020. Methods. The research method used was a cross sectional approach. The sampling technique used was total sampling in which all populations were sampled on the condition that they met the inclusion criteria. Results. The data collected by 43 respondents using a questionnaire. The results obtained with a large percentage, namely the type of floor factor that still used semi-permanent was obtained (81.4%) and those suffering from ISPA were (53.5%). Another percentage is from the cooking fuel variable where respondents who still use wood for cooking are (46.5%) and those who suffer from ARI (34.9%). Conclusion. Banda Baru Village residents are expected to minimize the factors that affect ARI.
Downloads
References
WHO. Pencegahan dan pengendalian infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang cenderung menjadi epidemi dan pandemi di fasilitas pelayanan kesehatan Pedoman Interim WHO Juni 2007 WHO/CDS/EPR/2007.6. Appl Sci. 2018;8(11).
Simoes A, Cherian T, Chow J, Shahid- S, Laxminarayan R, John TJ. Chapter 25 Acute Respiratory Infections in Children. 2006.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Infeksi saluran pernafasan akut. 2011.
dr.Martin Weber P, Prof.Dr.Mardjanis Said S, Kusbiyantoro,SKM M.kes. Buletin Pneumonia Jenela Epidemiologi. Kementeri Kesehatan RI. 2010.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Prevalensi ISPA menurut Provinsi. 2018;
Wantania JM WA, Naning R. Buku Ajar Respirologi anak IDAI. In: Inffeksi respiratori akut. Jakarta: EGC; 2012.
Azad Kazi. Risk Factors for Acute Respiratory Infections (ARI) Among Under-five Children in Bangladesh. J Sci Res. 2008;1(1):72–81.
Simanjuntak NS rahayu. Hubungan antara kadar debu batubara total dan terhirup serta karakteristik individu dengan gangguan fungsi paru pada pekerja di lokasi COAL YARD PLTU X Jepara. 2019;2(April):1–14.
Suhandayani I. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian ISPA pada Balita Di Puskesmas Pati I Kabupaten Pati Tahun 2006. 2007;
Wahyuningsih S. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita di Wilayah Pesisir Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima. Higiene. 2017;3(2):97–105.
Winarni. faktor yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita. 2010;
Mudehir, Muridi. Hubungan Faktor-Faktor Lingkungan Rumah Dengan Kejadian ISPA pada Anak Balita di kecamatan Jambi Selatan Tahun 2002. Universitas Indonesia; 2002.
Dahlan, Amnullah. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. In: Jilid 2. 11th ed. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anaka FKUI; 2007.
Depkes RI. Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut. Dirjen Pengendali penyait penyehatan Lingkung. 2009.
Setiadi.Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.
Sormin KR. Hubungan karakteristik dan perilaku pekerja yang terpajan debu kapas dengan kejadian ISPA di PT, Unitex Tahun 2011. 2012;61.
Halim F. Hubungan faktor lingkungan fisik dengan kejadian ISPA pada pekerja di industri mebel dukuh tukrejo, desa bondo, kecamatan bangsiri, kabupaten jepara, propinsi jawa tengah. Fakultas Kesehatan Masyarakat Depok; 2012.
Hood Assagaf, Mukty HA. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. In: 6th ed. Airlangga University; 2009.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Penyelenggaraan Pekan ASI sedunia. 2001;
Arsin A.Factors related to the children under five occurrence of ARI bontongan in the village district of enrekang. 2012;1–15.
Meadow S.R dan Newell S.J., 2005.Lecture Notes: Pediatrika.Edisi 7. Jakarta:Erlangga. pp. 80-1
Suhardjo & Clara. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta : Kanisius, 2010
Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI). Kamus Gizi. Jakarta: Kompas, 2009
Hasan NR. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian ISPA pada Balita di Wilayah Kerja UPTD Kesehatan Luwuk Timur, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2012. Univ Indones. 2012;1–177.
Depkes RI. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia [Internet]. Kementerian Kesehatan RI. 2018. 1 p. Available from: https://www.depkes.go.id/article/view/18030500005/waspadai-peningkatan-penyakit-menular.html%0Ahttp://www.depkes.go.id/article/view/17070700004/program-indonesia-sehat-dengan-pendekatan-keluarga.html
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Tembakau di Indonesia. 2018; Available from: file:///D:/infodatin tembakau per halaman.pdf
Menkes RI. Peraturan pemerintah RI nomor 19 tahun 2013 tentang pengamanan bahaya rokok. Peratur menteri Kesehat RI nomor 19 tentang penyelenggaraan pengamanan bahaya rokok. 2003;
Slamet JS. Kesehatan Lingkungan. In Yogyakarta: Gajah Mada University; 2000.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Persyaratan Kesehatan Perumahan (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999. 1999.
Depkes RI. Pedoman Pemberantasan penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). 2001.
Notoadmojo. Prinsip - Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. In Jakarta: Rineka Cipta; 2003.
Hananto M. Relationship between Home Distance to Outdoors Pollution Sources and Occurance of Asthma. Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat Badan Litbangkes, Kemenkes RI Jl. Percetakan Negara No. 29, Jakarta Pusat, Indonesia.2015
Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Rini R, Fajrun W. Pencemaran Udara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada. 2007
Achmadi, U.F.Imunisasi Mengapa Perlu?.PT. Kompas MediaNusantara: Jakarta.2006
Conant, J dan P. Fadem. Panduan Masyarakat Untuk Kesehatan Lingkungan. The Eksyezet. Bandung.2009
Aditama, T. Y. Rokok dan Kesehatan. Edisi ke 3. Jakarta: Gramedia.1997
Yuwono, T.A. Hubungan antara factor-faktor lingkungan fisik rumah dengan kejadian pneumonia pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Kawunganten Kabupaten Cilacap.2008
Ratih O, Qomariah A. Pengaruh faktor lingkungan terhadap penyakit ASMA di Indonesia. Pustlibang biomedik dan farmasi. 2009
Fidiani, H. (2011).Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian ISPAPada Balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jabung,Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur Tahun.(Skripsi).Peminatan Kebidanan Komunitas, Fakultas Kesehatan Masyarakat,Universitas Indonesia. Depok. Jawa Barat.2011
Kristina.Hubungan Faktor Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian ISPAPada Balita Di Wilayah Puskesmas Pabuaran Tumpeng KotaTanggerang Tahun 2011.(Skripsi). Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Indonesia. Depok.2011
Copyright (c) 2021 PAMERI: Pattimura Medical Review
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.