ANALISIS KELAYAKAN OBJEK WISATA HUTAN MANGROVE GURAPING DI KECAMATAN OBA UTARA, KOTA TIDORE KEPULAUAN, PROVINSI MALUKU UTARA
Abstract
Guraping mangrove tourism object is located in North Oba District, Tidore Island City. An area that has an important role in supporting physical, chemical, biological, and social functions. However, with the increase in population, it will certainly affect the ecological sustainability of the mangrove itself due to logging actions carried out by the community. Therefore, in supporting the preservation of mangroves in the village of Guraping, the mangrove area is designated as a protected area and a natural tourist attraction. To support the management of natural tourism in the mangrove area, it is necessary to be supported by information on the feasibility of the Guraping mangrove tourism object. The purpose of this study is to analyze the feasibility of the Guraping mangrove tourism object for natural tourism activities. The research was conducted in July 2022. The research method used is descriptive quantitatif method. Determination of sample points using the purposive sample method, sampling was carried out at 3 observation stations, data analysis using quantitative analysis of mangrove feasibility. The results showed that the mangroves of the Guraping tourism area had an IKW value of 72 with the S2 category ("appropriate") to be developed as a tourist attraction.
ABSTRAK
Objek wisata mangrove Guraping yang berada di Kecamatan Oba Utara kota Tidore kepulauan. Merupakan kawasan yang memiliki peran penting dalam menunjang fungsi fisik, kimia, biologi, dan sosial. Oleh sebab itu dalam menunjang kelestarian mangrove di desa Guraping kawasan mangrove ditetapkan sebagai kawasan lindung dan objek wisata alam. Untuk menunjang pengelolaan wisata alam dalam kawasan mangrove, perlu didukung dengan informasi kelayakan kawasan objek wisata mangrove Guraping. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kelayakan objek wisata mangrove Guraping untuk aktifitas wisata alam. Penelitian di lakukan pada bulan Juli 2022. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif kuantitatif. Penentuan titik sampel menggunakan metode purposive sample, pengambilan sampel dilakukan di 3 stasiun pengamatan, analisis data menggunakan analisis kelayakan mangrove untuk wisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mangrove kawasan wisata Guraping memiliki nilai IKW 72 dengan kategori S1 (“sangat sesuai”) untuk dikembangkan sebagai objek daya tarik wisata.
Kata kunci : Ekowisata, mangrove, hutan Guraping, objek wisata, Maluku Utara
Downloads
References
Angkotasan A.M., dan Marasabessi H. 2019. Kondisi Ekologi Mangrove Di Perairan Guraping, Kota Tidore Kepulauan Provinsi Maluku Utara. Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan 2(2):32-39.
Agussalim, A., dan Hartoni. 2014. Potensi Kesesuaian Mangrove sebagai Daerah Ekowisata di Pesisir Muara Sungai Musi Kabupaten Banyuasin. Maspari Journal : Marine Science Research 6(2): 148–156.
Bayan, I.R, Yulianda F, Setyobudiandi, I. 2016. Degradasi Fungsi Ekologi Mangrove Sebagai Habitat Makrozoobentos dan Pengelolaannya di Pantai Angke Kapuk, Jakarta. Jurnal Bonorowo Wetlands 6(1): 1-11.
Bengen. D. G. 2001. Ekosistem dan Sumberdaya Pesisir dan Laut Serta Pengelolaan Secara Terpadu dan Berkelanjutan. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, IPB.
Bunt, J. S & W. T. Williams, 1981. Vegetational Relationship in the Mangrove of Tropical Australia. Marine Ecology Progress Series 4:349-359.
Diah I. D A, dan Kinho J., 2014. Keragaman jenis burung di DAS Tayawi taman nasional Aketajawe-Lolobata. Jurnal WASIAN 1(1):29-37.
Fahriansyah dan D. Yoswati. 2012. Pembangunan Ekowisata Di Kecamatan Tanjung Balai Asahan, Sumatera Utara: Faktor Ekologis Hutan Mangrove. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis 4(2): 346-359.
Fitriana D, Y. Johan, dan P. P. Renta. 2016. Analisis Kesesuaian Ekowisata Mangrove Desa Kahyapu Pulau Enggano. Jurnal Enggano 1(2): 64-73.
Gunawan, A., Hari, P., Bambang, S. Peluang Usaha Ekowisata di Kawasan Cagar Alam Pulau Sempu, Jawa Timur. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan 10(4): 247-263.
Kusaeri, Putro, S.P., dan Wasiq, J., 2015. Potensi Sumberdaya Alam Hayati Kawasan Mangrove Pasar Banggi Kabupaten Rembang Sebagai Objek Ekowisata. Biosaintifika 2(5):120-127.
Kurnia David A. 2022. Potensi Ekowisata Birdwatching di Hutan Mangrove Guraping-Sofifi. Buletin Rimba-Mu Edisi 1(1).
Lewerissa Y.A., M. Sangaji, M. B. Latumahina. 2018. Pengelolaan Mangrove Berdasarkan Tipe Substrat di Perairan Negeri Ihamahu Pulau Saparua. TRITON: Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan 14(1): 1-9.
Muhamad, F. 2012. Model Ekowisata Kawasan Hutan Mangrove Berbasis Daya Dukung Fisik Kawasan dan Resiliensi Ekologi (Kasus Ekowisata Mangrove Blanakan, Subang, Jawa Barat). Disertasi. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor (IPB).
Muhammad, F., Basuni, S., Munandar, A., dan Purnomo, H., 2010. Kajian Daya Dukung Ekowisata Hutan Mangrove Blanakan, Subang, Jawa Barat. Bioma 14(2): 64-72.
Mulyadi, E., dan Fitriani, N., 2010. Konservasi Hutan Mangrove Sebagai Ekowisata. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan 2(1):11-18.
Parmadi, E. H., Dewiyanti, I., dan Karina, S. 2016. Indeks Nilai Penting Vegetasi Mangrove di Kawasan Kuala Idi, Kabupaten Aceh Timur. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah 1(1): 82–95.
Sadik, M., Muhiddin, A. H., dan Ukkas, M. 2017. Kesesuaian Ekowisata Mmangrove Ditinjau Dari Aspek Biogofisik Kawasan Pantai Gonda di Desa Laliko Kecamatan Cempalagian Kabupaten Polewali Mandar. SPERMONDE Jurnal Ilmu Kelautan 3(2): 25–33. DOI: https://doi.org/10.20956/jiks.v3i2.3004
Saputro, D.A, Purwanti. F, Rudiyanti S. 2019. Kondisi Wisata Mangrove di Desa Pasar Banggi, Kabupaten Rembang. JOURNAL OF MAQUARES 8(3): 221-225.
Sari, I. P., Yoza, D., dan Sribudiani, E. 2015. Analisis Kelayakan Ekosistem Mangrove Sebagai Objek Wisata di Desa Teluk Pambang Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Pertanian 2(1): 1–10.
Saru, A. 2014. Potensi Ekologis dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove di Wilayah Pesisir. (IPB Press, ed.) IPB Press, Bogor.
Sawitri, R., Bismark, M., dan Karlina, E. 2013. Ekosistem Mangrove sebagai Objek Wisata Alam di Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan di Kota Tarakan. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 1(3): 297–314.
Setiawan, H. 2013. Status Ekologi Hutan Mangrove Pada Berbagai Tingkat Ketebalan. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea 2(2): 104–120.
Sitepu, AC., Yunasfi dan A. Muhtadi. 2016. Kajian Kesesuaian Ekowisata Mangrove di Pantai Putra Deli, Desa Denai Kuala, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Aquacoastmarine 4(2): 9-18.
Subekti, S. 2012. Peran Mangrove Sebagai Ketersediaan Materi Pangan. Prosiding SNST Ke-3 tahun 2012. Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim. Semarang.
Sugiyono, 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung.
Susi S., Adi W., dan Sari S. P. 2018. Potensi Kesesuaian Mangrove Sebagai Daerah Ekowista Di Dusun Tanjung Tedung Sungai Selan Bangka Tengah. Akuatik: Jurnal Sumberdaya Perairan 12(1): 65–73.
Tarigan N.P., Frida Purwanti, dan Boedi Hendrarto. 2017. Kelayakan Wisata Alam di Maroon Mangrove Edu Park Semarang. JOURNAL OF MAQUARES 6(3): 274-282.
Utomo B., Budiastuti S, Muryani Ch., 2017. Strategi Pengelolaan Hutan Mangrove di Desa Tanggul Tlare Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara. Jurnal Ilmu Lingkungan 15(2): 117-123.
Copyright (c) 2022 Yosevita Lopulalan, Fanny Soselisa
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.