TATA KELOLA PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DI KEPULAUAN KEI KECIL, KABUPATEN MALUKU TENGGARA

  • Hellen Nanlohy Jurusan Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura
  • Natelda S Timisela Dosen Tetap Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura
Keywords: Governance, tradition, management, Souteast Maluku, Ohoi

Abstract

Governance can be understood as rules applied to a wise, wise, good-value area that is embedded and followed by members of the community. The rules/traditions of this community in Maluku can be formal rules, informal rules and local traditions (sasi). Sasi is used in community-based management for both terrestrial and fishery resources and is commonly found in the Central Maluku and Southeast Maluku Islands. The purpose of this study is to describe the governance of fishery resource utilization in Kepualauan Kei Kecil in Southeast Maluku District. The research method used is descriptive qualitative method, by conducting Focus Group Discussion (FGD), research location on 14 (fourteen) ohoi (ohoi) ie Debut, Ngilngof, Selayar, Lairngangas, Watngil, Ohoidertutu, Ohoiren, Warwut, Madwaer, Teotat , Madwat, Letvuan, Ur Island, and Warbal Island. The result of the research shows that local beliefs are decreasing in the management of fishery resources, but some traditions are still done on some ohoi (ohoi) such as giving offerings to ancestors. Traditional fishing with coconut leaves is still done in some ohoi. A unique local tradition is the capture of leatherback turtles (tabob). This catching is done during the transition season and the local tradition of catching anchovies and glazed fish by using mosquito nets or baskets as well as offering offerings to the Church or Mosque at the start of a new venture. In addition, the provision of betel and areca nut to the head of the clan / soa and then taken to the place offerings / offerings appear in Ohoi Sathean.

 

ABSTRAK

Tata kelola dapat dipahami sebagai aturan-aturan yang diterapkan pada suatu wilayah yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. Aturan/tradisi masyarakat ini di Maluku dapat berupa aturan formal, aturan informal dan tradisi lokal (sasi). Sasi digunakan dalam pengelolaan berbasis masyarakat untuk kedua sumberdaya darat dan perikanan dan umumnya ditemukan di Kepulauan Maluku Tengah dan Maluku Tenggara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan di Kepualauan Kei Kecil di Kabupaten Maluku Tenggara. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, dengan melakukan Focus Group Discussion (FGD), lokasi penelitian pada 14 (empat belas) ohoi (ohoi) yaitu Debut, Ngilngof, Selayar, Lairngangas, Watngil, Ohoidertutu, Ohoiren, Warwut, Madwaer, Teotat, Madwat, Letvuan, Ur Pulau, dan Pulau Warbal. Hasil penelitian yang diperoleh mendeskripsikan bahwa kepercayaan lokal mulai berkurang dalam pengelolaan sumberdaya perikanan, namun beberapa tradisi masih dilakukan pada beberapa ohoi (ohoi) seperti memberikan sesajian kepada leluhur, Penangkapan ikan secara tradisional dengan daun kelapa juga masih dilakukan dibeberapa ohoi. Tradisi lokal yang unik adalah penangkapan penyu belimbing (tabob).Penangkapan ini dilakukan pada saat musim  pancaroba dan tradisi lokal penangkapan ikan teri dan ikan layang dengan menggunakan kelambu atau keranjang serta pemberian persembahan ke Gereja atau Masjid pada saat memulai usaha baru. Selain itu juga pemberian sirih dan pinang kepada kepala marga/soa dan selanjutnya dibawa ke tempat sesajian/persembahan muncul di Ohoi Sathean.

Kata Kunci: Tata kelola, Tradisi, Pengelolaan, Maluku Tenggara, Ohoi

Downloads

Download data is not yet available.

References

Corpuz, V.T., R. De Chavez, E.B., Soriano, H. Magata, C. Golocan, M.V. Bugtong, L.E. Abayao, dan J. Carino, 2009. Panduan tentang Perubahan Iklim dan Masyarakat Adat. Edisi Kedua. Diterjemahkan oleh Down to Earth. Tebtebba Foundation, Philippines.

Juniarta, H.P., E. Susilo, M. Primyastanto, 2013. Kajian Profil Kearifan Lokal Masyarakat Pesisir Pulau Gili Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. J. ECSOFiM, 1 (1) : 11-26.

Kaimuddin, 2008. Studi Kelembagaan Lokal Masyarakat dalam Pembangunan Kawasan Mangrove di Ohoi Munte Kecamatan Bone-Bone. J. Kawasan dan Masyarakat, 3 (1): 37-43.

Kementerian Agama Republik Indonesia, 2012. Dinamika Perkembangan Sistem Kepercayaan Lokal di Indonesia. Editor Ahmad Syafii Mufid. Penerbit Puslitbang Kehidupan Keagamaan, Jakarta.

Sektor Pesisir dan Laut, 2010. Kajian Resiko dan Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim Pulau Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat. 169 p.

Susilo, R.K.D., 2012. Sosiologi Lingkungan dan Sumber Daya Alam. Perspektif Teori dan Isu-Isu Mutakhir. Penerbit Ar-Ruzz Media, Jogyakarta. 264 Hal.

Tahir, A., 2009. Sistem Sosial Budaya Masyarakat Pesisir. J. Fakultas Ushuludin dan Dakwah IAIN Ambon, 29-38.

Widiastuti, 2013. Analisis SWOT Keragaman Budaya Indonesia. Jurnal Ilmiah WIDYA, 1 (1) : 8-14.

Published
2017-10-01
How to Cite
Nanlohy, H., & Timisela, N. (2017). TATA KELOLA PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DI KEPULAUAN KEI KECIL, KABUPATEN MALUKU TENGGARA. TRITON: Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan, 13(2), 79-84. Retrieved from https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/triton/article/view/787