Formulasi Tepung Sagu Dan Tepung Kacang Merah Terhadap Pembuatan Kukis
Formulation of Sago Flour and Red Bean Flour for Making Cookies
Abstract
This is to find the best formulation for treating sago flour and red bean flour in making cookies that the panelists like. The design used was a completely randomized design (CRD) consisting of 6 treatments. The treatment used was the ratio between sago flour and red bean flour (100%:0%, 90%:10%, 80%:20%, 70%:30%, 60%:40%, and 50%:50%). The observed data were proximate analysis and organoleptic. The results of the study with the sago flour formulation: red bean flour in the P3 treatment was the best treatment in making cookies with chemical test results, namely 4.73% water content, 1.57% ash content, 6.73% protein content, 8.70 fat content % and carbohydrate content of 78.25%. At the same time, the organoleptic test was slightly brownish yellow in color, savory taste, crunchy texture, and overall (overall) liked by the panelists. Meanwhile, according to SNI, the cookies produced are also according to standards except for protein and fat content.
Downloads
References
Amalia, R. (2011). Kajian Karakteristik Fisiko Kimia dan Organoleptik Snack Bars dengan Bahan Dasar Tepung Tempe dan Buah Nangka Kering sebagai Alternatif Pangan Cfgf (Casein Free Gluten Free). Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret.
Asfi, W. M., Harun, N., & Zalfiati, Y. (2017). Pemanfaat tepung kaang merah dan pati sagu pada pembuatan crackes. Jurnal Online Mahasiswa Faperta, 4(1).
Bintoro, M. H., Nurulhaq, I. M., Pratama, A. J., Ahmad, F., & Ayulia, L. (2018). Growing Area of Sago Palm and Its Environment. In: Ehara, H., Toyoda, Y., & Johnson, D. V. (Eds.), Sago Palm, https://doi.org/10.1007/978-981-10-5269-9_2
Ekawati, D. (1999). Pembuatan cookies dari tepung kacang merah (Phaseolus vulgaris L) Sebagai Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Fakturahman, R., Atmaka, W., Basito. (2012). Karakteristik Sensori dan sifat fisiokimia cookies dengan subtitusi bekatul beras hitam (Oryza sativa L.) dan tepung jagung (Zea mays L.). Jurnal Teknosains Pangan, 1(1), 49-57.
Heryani, S., & Silitonga, R. F. (2017). Penggunaan tepung sagu (Metroxylon sp.) sebagai bahan baku kukis coklat. Journal of Agro-Based Industry, 34(2).
Istiqomah, A., & Rustanti, N. (2015). Indeks glikemik, beban glikemik, kadar protein, serat, dan tingkat kesukaan kue kering tepung garut dengan substitusi tepung kacang merah. Journal of Nutrition College, 4(4), 620-627.
Mahmud, M.K., Hermana, N. A., Zulfianto, R. R., Apriyantono, I., Ngadiarti, B., Hartati, Bernadus, & Tinexcelly. (2009). Tabel Komposisi Pangan Indonesia. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Manoppo, S. (2012). Studi Pembuatan Crackers dengan Sukun (Artocarpus comunis) Pragelatinisasi. Skripsi Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makasar.
Meliyana., Johan, S. V., & Zalfiatri , Y. 2019 Pemanfaat Tepung Talas dan Tepung Kacang Merah Dalam Pembuatan Crackes. Sagu, 18(1), 1-8.
Nurlita, Hermano, & Asyik, N. (2017). Pengaruh penambahan kacang merah (Phaseolus Vulgaris L.) dan tepung labu kuning (Curcubita moschata) terhadap penilaian oragnolpetik dan nilai gizi biskuit. Jurnal Sains dan Teknologi Pangan, 2(2), 2302-2733.
Pangastuti, H. A., Affandi, D. R., & Ishartani, D. (2013). Karakterisasi sifat fisik dan kimia tepung kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) dengan beberapa perlakuan pendahuluan. Jurnal Teknosains Pangan, 2(1).
Polnaya, F. J. & Breemer, R. (2015). Karakteristik sifat-sifat kimia dan organoleptik kue kering berbahan dasar pati sagu, ubi kayu, ubi jalar dan keladi. AGRITEKNO: Jurnal Teknologi Pertanian, 5(1), 1-6.
Qudsy, S. P., Fajri, R., & Lisnawati, N. (2018). Pengaruh penambahan kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) terhadap daya terima dan kandungan zat besi (Fe) biskuit untuk wanita hamil. Journal of Holistic and Health Sciences, 2(2).
Rahman, N., & Naiu, A. S. (2021). Karakteristik kukis bagea tepung sagu (Metroxylon sp.) yang disubstitusi tepung ikan teri (Stolephorus indicus). Jambura Fish Processing Journal, 3(1), 16-26.
Ridwansyah, M., Sunarti, T. C., & Fauzi, A. M. (2007). Karakteristik sifat fisiko-kimia pati kelapa sawit. Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 17(1).
Rinto, Tamrin, & Muzuni. (2017). Pengaruh substitusi tepung sagu (Metroxylon sp.) terfermentasi dan penambahan putih telur terhdap penilaian sensorik dan nilai gizi mie kering. Jurnal Sains dan Teknologi Pangan, 2(3), 631-640.
SNI (01-2973-2011). Syarat Mutu Cookies. Standar Nasional Indonesia, Jakarta.
Soeparyo, M. K., Rawung, D., & Assa, J. R. (2018). Pengaruh perbandingan tepung sagu (Metroxylon sp.) dan tepung kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) terhadap sifat fisikokimia dan organoleptik food bar. Jurnal Teknologi Pertanian, 9(2).
Suprianto, Ilza, M., & Syahrul. (2015). Studi penerimaan konsumen terhadap bakso ikan malong (Muarenesax talabon) dengan bahan pengikat berbeda. JOM, Oktober 2015.
Tarigan, E. P., Momuat, L. I., & Suryanto, E. (2015). Karakteristik dan aktivitas antioksidan tepung sagu baruk (Arenga microcarpha). Jurnal MIPA, 4(2).
Winarno, F. G. (1992). Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Yasinta, U. N. A., Dwiloka, B., & Nurwantoro, N. (2017). Pengaruh subtitusi tepung terigu dengan tepung pisang terhadap sifat fisikokimia dan organoleptik cookies. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 6(3).
Copyright (c) 2023 The Author(s)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.