ASPEK BIOEKOLOGI SEBAGAI DASAR PENGELOLAAN SUMBERDAYA KEPITING BAKAU (Scylla spp.) PADA EKOSISTEM MANGROVE PASSO
Abstract
Mud crabs have become an important commodity in Indonesia. The purpose of the research was to 1) analyze environmental conditions of the mud crabs habitat; 2) analyze the species compositions, sex ratio, reproduction status (size, period, and the reproduction site) of the mud crab; and 3) formulate management strategies for mud crabs (Scylla spp.) as well as their habitats. This Research was carried out in Passo mangrove ecosystem from August 2015-January 2016. Purposive sampling techniques was used to collect bio-ecological data of mud crabs whereas a structured interview was applied to obtain a management strategy data. The resust showed that the quality of Passo mangrove ecosystem is in good condition for the growth and survival of mud crabs. Four types of mud crabs were found with very low density. Sex ratio shifted from 1:1. Almost all individuals caught were in the reproductive phase with a carapace width of 10-15 cm. The peak of the reproductive season in January along the tidal channel, the mangrove forest front zone to the sea zone. This study recommend ten strategies in relation to the sustainability of the mangrove crab population and habitat preservation.
ABSTRAK
Kepiting bakau telah menjadi komoditas penting di Indonesia yang hidup di ekosistem mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk 1) menganalisis kondisi lingkungan ekosistem mangrove Passo yang menjadi habitat alami kepiting bakau; 2) menganalisis komposisi jenis, kepadatan, rasio kelamin, status reproduksi, (ukuran, waktu dan lokasi reproduksi kepiting bakau; dan 3) merumuskan strategi pengelolaan sumberdaya kepiting bakau (Scylla spp.) serta habitatnya. Penelitian berlangsung di ekosistem mangrove Passo Teluk Ambon sejak Agustus 2015-Januari 2016. Pengumpulan data bioekologi kepiting bakau menggunakan metode purposive sampling, sedangkan strategi pengelolaan diperoleh melalui hasil wawancara terstruktur dengan masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan kualitas lingkungan masih baik untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup kepiting bakau. Ditemukan empat jenis kepiting bakau dengan tingkat kepadatan yang sangat rendah. Rasio kelamin bergeser dari 1:1. Hampir semua individu yang tertangkap tergolong dalam fase reproduksi dengan ukuran lebar karapaks 10-15 cm. Puncak musim reproduksi pada bulan Januari di sepanjang alur pasang surut, zona depan hutan mangrove hingga zona laut. Terdapat sepuluh strategi pengelolaan yang direkomendasikan terkait keberlanjutan populasi kepiting bakau dan kelestarian habitat.
Kata kunci: Kepiting bakau, Scylla, ekosistem mangrove, pengelolaan, kepadatan
Downloads
References
Agungguratno & Darwanto. 2016. Penguatan Eksoistem Mangrove untuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir. Eko-Regional 11(1): 1-9.
Baderan, D. W. K., R. Utina, N. Lapolo. 2018. Vegetation Structure, Species Diversity, and Mangrove Zonation Patterns in The Tanjung Panjang Nature Reserve Area, Gorontalo, Indonesia. International Journal of Applied Biology 2(2): 1-12. eISSN : 2580-2119.
Chadijah, A., Y. Wadritno, Sulistiono. 2013. Keterkaitan Mangrove, Kepiting Bakau (Scylla olivacea) dan Beberapa Parameter Kualitas Air di Perairan Pesisir Sinjai Timur. Octopus 1(2): 116-122.
Hastuti, Y. P., R. Affandi, R. Millaty, W. Nurussalam, S. Tridesianti. 2019. Suhu Terbaik untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Kepiting Bakau Scylla serrata di Sistem Resirkulasi. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis 11(2): 311-322. DOI: http://dx.doi.org/10.29244/ jitkt.v11i1.22727.
Hill BJ. 1974. Salinity and Temperature Tolerance of Zoea of The Portunid Crab Scylla serrata. Mar Bio, 25: 21-24
Kanna, I., 2002. Budidaya Kepiting Bakau. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. 80 hal.
Karimah. 2017. Peran Ekosistem Hutan Mangrove Sebagai Habitat Untuk Organisme Laut. Jurnal Biologi Tropis 17(2): 51-58. e-ISSN:2549-7863.
Poedjirahajoe, E. & J. Matatula. 2019. The Physiochemical Condition of Mangrove Ecosystems in The Coastal District of Sulamo, Kupang, East Nusa Tenggara, Indonesia. Jurnal Manajemen Hutan Tropika 25(3): 173-184. DOI: 10.7226/jtfm.25.3.173.
Keenan CP, Davie PJF, Mann DL. 1998. A Revision of The Genus Scylla De Haan, 1983 (Crustacea: Decapoda: Brachyura: Portunidae). The Raffles Bulletin Of Zoologi 46 (1): 217-245.
La Sara, J.A. Ingles, R.O. Aguilar, L.V. Laureta, R.B. Baldevarona, and S. Watanabe. 2006. Abundance and Distribution Patterns of Scylla spp. Larvae in the Lawele Bay, Southeast Sulawesi, Indonesia. Asian Fisheries Sciences, 19:331-347.
Le Reste L,Peno L, Rameloson A. 1976. Information on Biology of The Crab, Sylla serrata (Forskal) in Madagascar. Oceano. Bio. ORSTOM, Paris.
Muskar Y.F. 2007. Pedoman Teknis Budidaya Kepiting di Tambak. Fakultas Perikanan Universitas Hasanudin. Makasar.
Rangkuti F. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Saputri, M & Muanmmar. 2018. Karakteristik Habitat Kepiting Bakau (Scylla sp.) di Ekosistem mangrove Silang Cadek Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Jurnal Biotik 6(1): 75-80. ISSN: 2337-9812.
Setiawan, F. & Triyanto. 2012. Studi Kesesuaian Lahan untuk Pengembangan Silvofishery Kepiting Bakau di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Limnotek, 19(2):158-165.
Siahainenia L. 2000. Distribusi Kelimpahan Kepiting Bakau (Scylla serrata, S. oceanica dan S. Tranquebarica) dan Hubungan Dengan Karakteristik Habitat Pada Kawasan Hutan Mangrove Teluk Pelita Jaya, Seram Barat-Maluku. Thesis. Program Pascasarjana. IPB, Bogor.
Siahainenia L. 2008. Aspek Bioekologi Kepiting Bakau (Scylla spp.) Pada Ekosistem Mangrove Kabupaten Subang Jawa Barat. Disertasi. Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor.
Siahainenia L. 2010. Kajian Potensi Reproduksi Dalam Upaya Pengelolaan Sumberdaya Kepiting Bakau (Scylla spp.) Pada Ekosistem Mangove Passo Teluk Ambon Dalam. Ambon. Laporan Penelitian. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura.
Siahainenia, L., J. W. Tuahatu, N. Chr. Tuhumury, S. Ningkeula. 2014. Perubahan Warna Subtrat pada Daerah Hutan Mangrove Desa Passo. TRITON: Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan 10(2): 85-90.
Soim A. 1999. Pembesaran Kepiting. Cetakan Ketiga. Penebar Swadaya Jakarta.
Suyadi. 2009. Kondisi Hutan Mangrove di Teluk Ambon: Prospek dan Tantangan. Berita Biologi 9(5): 481-490.
Syam. A. R. et al. 2011. Laju Eksploitasi Kepiting Bakau (Scylla serrata) Di Perairan Mangrove Mayangan, Subang-Jawa Barat. Balai Riset Perikanan Laut, Muara Baru. Jakarta. Hal 201-207.
Tahmid, M., A. Fahrudin, Y. Wardiatno. 2015. Kualitas Habitat Kepiting Bakau (Scylla serrata) pada Ekosistem Mangrove Teluk Bintan, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis 7(2): 535-551.
Takarendehang, R., C. F. A. Sondak, E. Kaligis, D. Kumampung, I. S. Manembu, U. N. W. J. Rembet. 2018. Kondisi Ekologi dan Nilai Manfaat Hutan Mangrove di Desa Lansa, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis 2(1): 45-52.
Wenner, E.J. 1989. Incidence of Insemmination in Female Blue Crab Callinectes sapidus. J Crus Biol 9:587–594.
Copyright (c) 2020 TRITON: Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.