PERTARUNGAN KATA DALAM SLOGAN POLITIK (KONTEKS PEMILIHAN KEPALA DAERAH DI MALUKU): SUATU KAJIAN ANALISIS WACANA KRITIS

  • Leonora F. Pesiwarissa Universitas Pattimura
  • Chrissanty Hiariej Universitas Pattimura
  • Mouren Wuarlela Politeknik Negeri Ambon
Keywords: Wacana, slogan, struktur lingual

Abstract

Studi wacana sebagai bagian dari perkembangan ilmu linguistik yang berorientasi pada lingustik fungsional, membahas tentang bahasa dalam penggunaannya dan akan selalu terkait konteks. Melalui wacana, seseorang atau sekelompok masyarakat dapat diidentifikasi, bahkan ideologi, kepribadian, dan perilakunya dapat dikenali. Pada kenyataannya, wacana sering dimanfaatkan untuk kepentingan kekuasaan, salah satunya wacana politik. Wacana politik tidak terlepas dari stuktur-stuktur lingual yang menyusunnya. Melalui aspek kebahasaan itulah wacana politik dideksripsikan dan dianalisis untuk mengungkap ideologi dan kekuasaan yang tersembunyi dibalik wacana politik tersebut. Untuk tujuan politik dalam konteks pemilihan kepala daerah, slogan dijadikan sebagai salah satu alat yang ampuh untuk menarik perhatian masyarakat hanya dengan ‗kata-kata‘ demi tujuan utama yakni kemenangan. Pemanfaatan slogan memungkinkan adanya pertarungan secara tidak langsung antarcalon pemimpin maupun antarpemilih. Salah satu bentuk pertarungan yang acapkali tidak disadari dan dipahami oleh masyarakat adalah pertarungan kata. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deksriptif dengan jenis penelitian AWK. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Analisis data penelitian dilakukan dengan menggunakan metode AWK Fairloucgh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk
pertarungan kata dalam slogan sebagai bagian dari wacana politik pada ranah pemilihan kepala daerah Maluku merepresentasikan: (1) Ideologi paslon sebagai bentuk pemertahanan kekuasaan yang tampak pada struktur lingual akronim dari nama paslon, kalimat imperatif berisi ―promosi‖ sebagai pendukung dan penegasan. (2) Ideologi paslon sebagai bentuk
perebutan kekuasaan yang tampak pada akronim dari nama paslon, katakata formal dan informal dengan simbol-simbol kedaerahan,dan rujukan pribadi. (3) Cara pandang pemilih terhadap paslon terkait sinergi janji dan realisasi yang merepresentasikan sikap, karakter, tindakan, serta kinerja paslon dalam memimpin.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Leonora F. Pesiwarissa, Universitas Pattimura
 

References

Fairclough, Norman. 1995. Critical Discourse Analysis: The Critical Study of Language. New York: Longman.
Moleong, Lexy. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyana. 2005. Kajian Wacana; Teori, Metode & Aplikasi Prinsip-Prinsip Analisis Wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Thomas Linda, Wareing Shan. 1999. Bahasa, Masyarakat, & Kekuasaan. Terjemahan oleh Ibrahim Syukur. 2007. Yogyakarta: Pusataka Pelajar
Published
2022-08-01
How to Cite
Pesiwarissa, L., Hiariej, C., & Wuarlela, M. (2022). PERTARUNGAN KATA DALAM SLOGAN POLITIK (KONTEKS PEMILIHAN KEPALA DAERAH DI MALUKU): SUATU KAJIAN ANALISIS WACANA KRITIS. ARBITRER: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 4(2), 705-720. https://doi.org/10.30598/arbitrervol4no2hlm705-720