KARAKTERISASI SIFAT KIMIA TEPUNG KACANG LAWA MERAH (Phaseolus vulgaris L.) DENGAN BEBERAPA PERLAKUAN PENDAHULUAN

  • Erynola Moniharapon Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura
  • Sandra J Nendissa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura
  • Dina Laiyan Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura
Keywords: flour, red cross bean nut

Abstract

The objective of this study was to characterize the chemical properties of ‘lawa merah’ bean (Phaseolus vulgaris L.) with some pre-treatment. This study used a Complete Randomized Design with one factor which consisted of four treatment levels as follows: A0 (without pre-treatment), A1 (roasting for 20 minutes), A2 (boiling for 10 minutes) and A3 (roasting for 20 minutes and steaming for 30 minutes). The results showed that the best pre-treatment was A1 (roasting for 20 minutes), which produced ‘lawa merah’ bean flour with moisture content 7.81%, ash content of 2.92%, protein content of 26.75%, fat content of 2.15%, carbohydrate content of 5.92% and fiber content of 8.09%.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Astawan, M. 2009. Sehat dengan Hidangan Kacang dan Biji-Bijian. Penebar Swadaya. Jakarta.

BPS. 2012. Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Maluku Tenggara Barat 2012. Badan Pusat Statistik-Maluku. Indonesia.

deMan, J.M. 1997. Kimia Makanan, Penerjemah: K. Padmawinata. ITB-Press, Bandung.

Ekawati, D. 1999. Pembuatan Cookies dari Tepung Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.) sebagai Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). [Skripsi]. Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Ertas, N. 2011. The effects of aqueous processing on some physical and nutritional properties of common bean (Phaseolus vulgaris L.). International Journal of Health and Nutrition 2: 21-27.

Mubarak, A.E. 2005. Nutritional composition and nutritional factors of mung bean seeds (Phaseolus aureus) as affected by some home traditional processes. Food Chemistry 89: 489-495.

Muchtadi, D. 2001. Sayuran sebagai sumber serat pangan untuk mencegah timbulnya penyakit degeneratif. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan 12 (1): 61-70.

Pangastuti, H.A., D.R. Affandi, dan D. Ishartani. 2013. Karakterisasi sifat fisik dan kimia tepung kacang merah (Phaeseolus vulgaris L.) dengan beberapa pelakuan pendahuluan. Teknosains Pangan 2 (1): 20-29.

Simon. 2009. Isolasi Protein dari Kecipir, Kacang Hijau, dan Kacang Tolo dengan Variasi NaOH. [Skripsi]. Program Studi Teknologi Pangan. UNPAS Bandung.

Winarno, F.G. 1993. Pangan Gizi Teknologi dan Konsumen. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Published
2017-07-01
How to Cite
Moniharapon, E., Nendissa, S., & Laiyan, D. (2017). KARAKTERISASI SIFAT KIMIA TEPUNG KACANG LAWA MERAH (Phaseolus vulgaris L.) DENGAN BEBERAPA PERLAKUAN PENDAHULUAN. AGRITEKNO: Jurnal Teknologi Pertanian, 6(1), 21-26. https://doi.org/10.30598/jagritekno.2017.6.1.21